Bogor, Visinews.net – Pada Selasa (12/5), Yayasan Visi Nusantara Maju atau Vinus Foundation mengadakan Diskusi Online dengan tema “Desain Operasional Percepatan Penanganan Covid-19 yang Transparan dan Akuntabel” melalui aplikasi Zoom Meeting.

Sejumlah tokoh diundang untuk mengisi agenda tersebut sebagai narasumber, di antaranya adalah Ade Yasin, S.H., M.H. (Bupati Bogor), Yusfitriadi, M.Pd. (Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju), Rudi Susmanto (Ketua DPRD Kabupaten Bogor), Dr. Arif Satria (Rektor IPB University) dan Drs. Mulyadi, MMA. (Anggota DPR-RI). Diskusi ini dipandu oleh Rizki Riyanto yang merupakan Ketua KNPI Leuwiliang.

Sejumlah peserta yang tediri dari berbagai kalangan hadir dalam diskusi online ini. Tujuan dari diadakannya diskusi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menangani wabah Covid-19, dan apa yang harus dilakukan ke depannya untuk mempercepat penanganan tersebut.

Dr. Arif Satria, Rektor IPB University mengatakan bahwa IPB sudah membantu Pemerintah Kabupaten dalam hal penanganan Covid-19.

“Sampai saat ini kami selalu berkoordinasi dengan Bupati Bogor Ade Yasin dan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam menyikap persoalan Covid-19 ini,” kata Rektor tersebut.

Dr. Arif Satria menyampaikan, ada evaluasi yang IPB lakukan di tingkat nasional, terkait dampak pertumbuhan ekonomi makro terhadap perdagangan.

“Kemarin, baru selesai kajian researchnya yang menggunakan CGE (Computable General Equilibrium). Jadi itu adalah sebuah model canggih untuk menganalisis itu. Dalam research tersebut membahas tentang dampak Covid-19 terhadap ekonomi, pangan, dan desa,” pungkasnya pada saat menjelaskan materi diskusi, Selasa (12/5).

Dr. Arif Satria juga menyampaikan apa saja yang sudah dilakukan dalam kondisi Covid-19 oleh IPB. Sejak bulam februari IPB sudah menunda seminar-seminar nasional, dan kunjungan-kunjungan asing. Kemudian, melakukan himbauan kewaspadaan dan pembatasan akses di Kampus. Semua mahasiswa pulang kampung dan dilakukan pemeriksaan terhadap mahasiswa.

Dr. Arif Satria menjelaskan materi tentang realisasi Kinerja Crisis Center Penanganan Covid-19 IPB. Beliau menjelaskan tugas tim crisis center adalah:

  1. Meningkatkan edukasi dan informasi kesehatan, khususnya mengenai COVID-19 kepada seluruh sivitas akademika IPB
  2. Menyusun mekanisme dalam merespon dan menerima tamu asing yang akan datang ke lingkungan IPB
  3. Menyelenggarakan berbagai pelayanan darurat dan rujukan serta fasilitas penunjang bagi sivitas akademika IPB yang terindikasi COVID-19
  4. Melaksanakan koordinasi lintas sektor untuk efektivitas dan efisiensi pencegahan dan penanggulangan COVID-19

Rektor IPB itu juga menyebutkan, telah mengadakan Laboratorium uji Covid-19 bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dalam rangka pengujian diagnostik Covid-19 di Kabupaten Bogor terhitung sejak 30 April 2020 dengan jumlah uji lab Covid-19 (per 12 Mei 2020): sebanyak 826 sampel.

“Kita juga bantu pemberian VTM sebanyak 8.580 VTM, 5.757 Swab dan 562 APD ke beberapa Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Bogor,” kata Rektor itu.

Rektor IPB itu juga menyebutkan tugas kita sekarang adalah bagaimana melindungi petani dalam waktu dekat, kebijakan logistik pangan seperti apa. Dampak covid-19 terhadap petani sangat serius, dan langkah-langkah harus kita tentukan. Ini adalah momentum kemandirian pangan, karena  sekarang ada wacana deglobalisasi, negara-negara sekarang sedang menahan produk pangannya. Jadi, jika tidak meningkatkan orientasi produksi terhadap kebutuhan pangan maka akan berdampak. (NG/Visinews.net)

 771 total views,  3 views today