Visinews.net – Halo, Para pecinta fashion! Mungkin saat kamu scroll TikTok atau Instagram, pasti nggak jauh dari haul baju-baju gemas dan stylish dengan yang harga miring. Fenomena Fast Fashion emang udah jadi bagian dari lifestyle kita, Gen Z.
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang vocal soal isu lingkungan dan sosial. Kita nggak cuma peduli sama update terbaru di media sosial, tapi juga masa depan bumi.
Nah, dalam dunia fashion yang seringkali dibilang superficial, ada dua kubu yang punya pandangan beda banget. Diantaranya Fast Fashion yang serba instan dan Sustainable Fashion yang lebih mindful atau mikirin banget fashion. Sebagai generasi yang aware, penting banget buat kita ngerti, mana sih pilihan yang lebih sesuai sama nilai-nilai yang kita pegang? Artikel ini bakal ngebahas tuntas perbedaan keduanya. Yuk simak!
Fast fashion merupakan model bisnis di industri pakaian yang proses produksinya dilakukan secara massal dengan harga murah dan super cepat didesain untuk tren sesaat sehingga tidak dirancang untuk tahan lama. Akibatnya, seringkali memiliki kualitas yang lebih rendah. Tujuannya dari fast fashion ini agar kita sebagai konsumen bisa tetap stylish dengan harga terjangkau dan sering memperbarui lemari pakaian agar tetap selalu update.
Sisi Tersembunyi Dibalik Tren Fast Fashion
- Bahan yang paling umum digunakan dalam fast fashion, itu ada polyster, nilon, akrilik merupakan serat sintetis terbuat dari bahan kimia dan tidak mudah terurai dan bisa menjadi penyumbang utama polusi mikroplastik. Bahan yang sering kita lihat yaitu katun konvensional produksi dan pewarnaan katun konvensional membutuhkan banyak bahan kimia, termasuk pestisida.
- Dampak sosialnya yaitu eksploitasi pekerja untuk menekan biaya produksi, banyak merek fast fashion menggunakan pabrik di negara berkembang dengan upah rendah, jam kerja panjang, dan kondisi kerja yang tidak aman. Tragedi seperti runtuhnya pabrik Rana Plaza di Bangladesh menjadi pengingat akan risiko yang dihadapi para pekerja.
- Kurangnya keamanan standar keselamatan kerja yang rendah di pabrik-pabrik fast fashion dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
- Mayoritas pekerja di industri garmen adalah perempuan, yang seringkali rentan terhadap eksploitasi dan pelecehan.
Berbeda dengan sustainable fashion, atau disebut juga dengan mode berkelanjutan model bisnis pakaian ini diproduksi lebih sedikit dan hati-hati tidak dilakukan secara massal. Tapi, lebih fokus pada kualitas dan dampak. Sustainable fashion mikirin banget soal bahan baku, mereka menggunakan bahan organik, daur ulang, atau upcycled. Proses produksi yang minim sekali limbah serta polusi dan fokus pada konsep slow fashion yang menekankan kualitas dan desain yang timeless.
Tips Bentuk Sustainable Fashion
- Kalian wajib tahu bahan apa saja yang ramah lingkungan untuk fashion. Antara lain, Katun organik, linen, rami, tencel, lyocell, serat daur ulang (poliester daur ulang dari botol plastik, dll.).
- Kalian juga bisa sewa pakaian (clothing rental) alternatif untuk memiliki pakaian hanya untuk acara tertentu.
- Ada yaang masih hype sampai saat ini yaitu pasar pakaian bekas (thrifting dan pre-loved) dengan ini kalian memperpanjang siklus hidup pakaian yang sudah ada.
- Nah tips yang terakhir DIY dan customization, cara ini bisa kayak ngasih second chance buat baju-baju yang udah bosan kalian pake. Kalian bisa jadi designer dadakan lho! caranya juga banyak banget dan nggak cuma jahit-menjahit. Agar pakaian lama kalian bisa keliatan fresh dan ngga boros buat beli baru.
Jadi, jelas ya dunia fashion itu nggak cuma soal gaya, tapi juga soal pilihan. Fast Fashion emang nawarin kemudahan dan harga miring, tapi di baliknya ada konsekuensi yang nggak bisa kita anggap remeh buat bumi dan sesama. Di sisi lain, Sustainable Fashion hadir sebagai jawaban yang lebih bertanggung jawab, meskipun mungkin butuh sedikit penyesuaian dari kita. Setiap pilihan kita pasti punya dampak. Yuk, mulai sekarang jadi konsumen yang lebih cerdas dan mendukung masa depan fashion yang lebih baik!