Oleh: Dodi Partawijaya
(Ketua PDPM Sumedang)
Fenomena akhir-akhir ini membuat dunia terhenyak dengan adanya pandemi Covid-19 atau virus corona yang melanda hampir di seluruh penjuru dunia terkena serangan virus mematikan corona, data terakhir dari di kota mode negara Itali menjadi korban terbanyak kematian akibat virus corona setelah china.
Efek pandemi ini berbeda dengan endemi ketika wabah virus menular, dengan adanya fenomena yang sungguh mengagetkan ini, tak ayal masuk ke ranah dunia pendidikan saat ini. Terakhir Pak Mendikbud RI Nadiem Makarim menghimbau kepada jajarannya bekerja dari rumah dalam mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Dengan demikian di sinilah peran orang tua harus super multitalenta dalam menghadapi anak-anak nya ketika seluruh siswa di haruskan mengikuti pembelajaran di rumah dengan metode daring, para guru menyiapkan bahan pekerjaan rumah berbasis aplikasi daring diantaranya pembelajaran daring dan pembelajaran efektif, guru dan siswa membuat vlog, manfaatkan lab maya menjadi ruang belajar dan membuat produk. Dan bagaimana guru harus memutar otak metode pembelajaran berbasis digital tetapi tidak membuat stress anak-anak yang belajar di rumah.
Fenomena ini menjadi ujian juga buat seluruh orang tua siswa di rumah, karena mereka terbiasa menyekolahkan anak anaknya di sekolah mengikuti jam pelajaran normal dan di bina oleh para guru guru di sekolah, sekarang di tuntut para orang tua di rumah selain memikirkan untuk pekerjaan di kantor, urusan rumah, dapur sekarang di tambah harus menjadi guru di rumah bagi anak anaknya. Otomatis para ibu dan ayah harus bekerjasama dalam menghadapi seluruh pertanyaan dari anak anak nya ketika harus menyelesaikan seluruh tugas daring yang di berikan oleh para guru di sekolah. Karena tidak mudah bagi seorang orang tua di rumah tat kala harus membagi waktu pekerjaan kantor, pekerjaan rumah dan harus menjadi guru bagi anak anaknya. Bahkan, dalam sebuah pepatah Arab yang cukup populer dikatakan al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq, yang artinya kurang lebih ‘ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. Inilah energi tak kasatmata yang dimiliki seorang ibu. Yang artinya semua pembelajaran akan kembali lagi kepada isi rumah, kondisi rumah, harmonisasi keluarga dan kerjasama keluarga dalam menumbuh kembang anak menjadi anak yang di idamkan oleh seluruh orang tua. Maka sudah keharusannyalah jika hari ini orang tua merasakan jua bagaimana menjadi seorang guru bagi anak-anak nya terlepas dari apa yang terjadi sekarang-sekarang ini.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ahqof (46) ayat 15-16
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, “Wahai Rabbku, tunjukkilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridloi. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. Mereka Itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami akan ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka”. (QS. Al-Ahqof[46]: 15-16)
Yang memiliki tafsiran diantaranya hak-hak orang tua adakah Mendapatkan kasih sayang dari anaknya, Dihormati oleh anak-anaknya, Memarahi dan memberikan hukuman kepada anaknya jika melakukan kesalahan, Memberi perintah kepada anaknya, Dipatuhi perintahnya oleh anak-anaknya, Menasihati anaknya ketika berbuat salah, melarang Sesutu hal yang tidak pantas dilakukan oleh anaknya.
Kewajiban Orangtua
Menjaga anak-anaknya, Memberikan perhatian dan kasih saying kepada anak-anaknya, Mendidik anak-anaknya, Mengajari anaknya tentang agama dan cara beribadah, Bersikap adil dan bijaksana kepada semua anak-anaknya, Menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya, Memberikan nafkah kepada anak-anaknya.
Sosok Guru
Guru adalah sesosok orang yang paling penting dan paling berjasa didalam kehidupan setelah orangtua. Guru lah orang yang mengajarkan kita tentang pengetahuan-pengetahuan dasar yang kelak berguna untuk masa depan kita. Mereka juga ikut mengembangkan dan membentuk moral kita. Dalil Tentang Guru terdapat dalam Quran Surat An-Nahl Ayat ke 43 yang artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
Tafsir pengertian dari dalil diatas adalah hak-hak Guru adalah Dihormati oleh murid-muridnya, Dipatuhi oleh murid-muridnya, Memberikan hukuman apabila muridnya melakukan kesalahan, Memberi nasihat kepada muridnya.
Kewajiban Guru
1. Mengajarkan tentang ilmu pengetahuan dan agama yang baik
2. Memberikan contoh berkelakuan yang baik
3. Bersikap adil dan bijaksana
4. Berlaku sama terhadap semua murid-muridnya
Bersabar dan Ikhlas
Ada beberapa kiat yang dapat membantu kita dalam bersabar dengan ketiga jenisnya, diantaranya:
1. Mengetahui tabiat kehidupan dunia dan kesulitan dan kesusahan yang ada disana, sebab manusia memang diciptakan berada dalam susah payah, sebagaimana firman Allah (yang artinya): “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah“. (Qs. Al Balad: 4)
2. Beriman bahwa dunia seluruhnya adalah milik Allah dan Dia memberinya kepada orang yang Dia sukai dan menahannya dari orang yang disukai-Nya juga.
3. Mengetahui besarnya balasan dan pahala atas kesabaran tersebut. Diantaranya:
a. Mendapatkan pertolongan Allah, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Qs. Al Baqarah: 249)
b. Mendapatkan shalawat, rahmat dan petunjuk Allah, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Qs. Al Baqarah: 155-157)
c. Sabar adalah kunci kesuksesan seorang hamba, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Qs. Al Imran: 200).
4. Yakin dan percaya akan mendapatkan pemecahan dan kemudahan sebab Allah telah menjadikan dua kemudahan dalam satu kesulitan sebagai rahmat dari-Nya. Inilah yang difirmankan Allah (yang artinya): “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Qs. Al Insyirah: 5-6)
5. Memohon pertolongan kepada Allah dan berlindung kepada-Nya, karena Allah satu-satunya yang dapat memberikan kemudahan dan kesabaran.
6. Beriman kepada ketetapan dan takdir Allah dengan meyakini semuanya yang terjadi sudah merupakan suratan takdir. Sehingga dapat bersabar menghadapi musibah yang ada.
7. Ikhlas dan mengharapkan keridhoan Allah dalam bersabar. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya (yang artinya): “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)” (Qs. Al Ra’d :22)
8. Mengetahui kebaikan dan manfaat yang ada dalam perintah dan keburukan yang ada dalam larangan. Ibnul Qayyim menyatakan: “Apabila seorang mengetahui kebaikan yang ada pada amalan yang diperintahkan dan akibat buruk dan kejelekan yang ada pada amalan yang dilarang sebagaimana mestinya, kemudian ditambah dengan tekad kuat dan motivasi tinggi serta harga diri maka insya Allah akan dapat bersabar dan semua kesulitan dan kesusahan menjadi mudah baginya”.
9. Menguatkan faktor pendukung agama dalam setiap kali menghadapi perintah, larangan dan musibah yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan empat perkara:
a. Mengagungkan Allah yang maha mendengar dan melihat. Seorang yang senantiasa ada di hartinya pengagungan terhadap Allah, tentunya dapat bersabar dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Bagaimana Dzat yang maha agung dimaksiati padahal Dia maha melihat dan mendengar?
b. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, sehingga ia melaksanakan perintah dan meninggalkan kemaksiatan karen mencintai Allah. Demikian juga akan bersabar atas ujian kekasihnya. Hal ini disebabkan orang yang mencintai tentu akan menaati kekasihnya dan tidak ingin dimurkai serta dapat menahan diri atas semua ujian yang diberikan kepadanya.
c. Menampakkan dan mengingat nikmat dan kebaikan Allah, sebab orang yang mulia tidak akan membalas kebaikan orang lain dengan kejelekan. Oleh karena itu mengingat nikmat dan karunia Allah dapat mencegah seseorang dari bermaksiat karena malu dengan-Nya dan memotivasi melaksanakan perintah-Nya serta merasa semua musibah yang menimpanya merupakan kebaikan yang Allah karuniakan kepadanya.
d. Mengingat kemarahan, kemurkaan dan balasan Allah, karena Allah akan marah bila hamba-Nya dan bila murka tidak ada seorangpun yang dapat menahan amarah-Nya. Sehingga dengan melihat sepuluh kiat dari kiat-kiat bersabar dalam tiga jenis kesabaran ini, mudah-mudahan dapat menjadikan diri kita termasuk orang-orang yang bersabar.
Dan akhirnya harta yang paling berharga adalah keluarga orang tua menjadi guru di rumah bagi anak-anaknya .
Saya adalah seorang guru, dan saya juga sebagai orang tua memiliki 2 orang anak perempuan yang masih belia yang satu usia 1 tahun dan yang satunya usia 3 tahun, kita sering menemukan dinamika dalam mengasuh kedua anak kami dan harus berbagi waktu dengan pekerjaan di kantor dan tugas rumah dan mendidik anak-anak kami.
Selain itu pula memiliki titipan anak yang masih sekolah di tingkat SMP ketika fenomena lockdown virus Covid 19 atau virus Corona mengharuskan keponakan saya yang tinggal 1 rumah belajar di daring di rumah yang sesekali saya selaku guru harus membantu pekerjaan daring rumah yang di berikan oleh gurunya di sekolah dan menjadi orang tua siswa.
Bi Iznillaah hari ini dan blm tahu sampai kapan, fenomena ini akan berakhir yang pasti saya selaku orang tua harus siap dan berikhlas diri dalam membina mengajarkan anak-anaknya dirumah. Rasa menjadi seorang guru sedang dibagikan pada banyak orang (orang tua siswa di rumah). Berbagai respon keluar dari orang tua yg sedang menjalankan tugas tambahan sebagai guru bagi anak-anaknya, ada yg kebingungan karena penguasaan materinya, pengaturan waktunya, penggunaan metodenya dan lain-lain. Saya sungguh termasuk yg tidak sanggup menggantikan guru TK seandainya ada anak dilingkungam saya saat ini. Saya hanya ingin mengatakan mungkin inilah rasa jadi guru yang belum pernah di rasakan oleh khalayak orang tua secara keseluruhan. Tidak kebayang yg kesehariannya bukan guru. Padahal para orang tua hanya mengajari satu orang, sedangkan guru di sekolah mengajari satu kelas. Mari sama-sama menghormati profesi masing-masing. Jangan mudah menyalahkan/protes pada guru/sekolah karena itulah rasanya menjadi seorang guru tidak mudah menjadi seorang guru.
Hanya bisa ber do’a dengan tulus nan ikhlas “Ya Allah, ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin . Wallaahu a’lam