Leuwiliang, Visinews.net – Yayasan Visi Nusantara Maju bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia mengadakan Pelatihan Budidaya Jahe pada hari Sabtu (9/1) di MI Al Ihsan, Leuwiliang, Bogor.
![]()
Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani, mengikuti kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas dalam bertani.
Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi mengatakan bahwa sejak awal salah satu tujuan didirikannya Visi Nusantara Maju (Vinus) adalah mendorong tradisi ketahanan pangan masyarakat yang sudah lama bergeser.
“Karena saya pribadi merasa masyarakat sebetulnya sedang dijauhkan dari tradisi-tradisi itu sehingga perlu sekelompok orang yang mendorong agar tradisi itu kembali melekat pada masyarakat. ” Ucap Yusfitriadi kepada Visinews.Net, Sabtu (9/1).
” Jika melihat history, rempah itu menjadi primadona di bangsa ini, sedangkan saat ini tidak lagi. Padahal sampai kapanpun rempah-rempah akan terus bermanfaat bagi orang banyak. Dari sana, Vinus mencoba untuk membentuk sebuah kelompok tani rempah. Dimulai dengan hari ini pelatihan budidaya jahe merah.” lanjutnya.
Ia juga melihat, saat kondisi pandemi ketahanan panganlah yang mampu menyelamatkan bangsa ini.
“Pada kondisi pandemi ini, membuka mata kita bahwa ketahanan panganlah yang akan menyelamatkan bangsa indonesia dari kondisi apapun”. Tutur pria yang akrab di sapa kang yus.
Ketua kelompok tani jahe merah, Ramdan Nugraha menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dapat mengembalikan fitrah masyarakat khususnya yang berada di pedesaan.
” Saya merasa senang, karena dengan adanya kegiatan ini dapat mengembalikan fitrah masyarakat pedesaan yang sudah bergeser. Sehingga pertanian didesa sudah sangat jarang. Bahkan orang sudah berpikiran petani itu tidak potensial secara ekonomi dimasa depan.” Ucapnya saat di temui Visinews di lokasi pelatihan.
“Kita melihat jahe merah ini melihat potensi yang strategis dari jahe merah sehingga dijadikan starting point agar ketika program ini berhasil dapat mengubah pola pikir masyarakat bahwa petani juga punya nilai ekonomi yang tinggi, ” Lanjutnya.
Ia juga berharap agar kedepan, tanah tidak lagi selalu dijadikan sebagai sarana-sarana yang mengubah ekologi secara umum.
” Dengan adanya program pertanian ini juga dapat melestarikan tanah. Dimana, tanah akan kembali kepada fitrahnya, yaitu memberi kehidupan. Sehingga nantinya tanah tidak lagi diberikan kepada pengusaha atau develover rumah untuk dijadikan sarana-sarana yang dapat mengubah ekologi secara umum.” ujarnya.
Sementara itu, Pemateri dalam pelatihan ini, yang akrab di sapa Mas Didi mengungkapkan apresiasinya. Ia menyebutkan bahwa dengan adanya pelatihan seperti ini dapat membangun kembali peradaban bangsa kita.
” Dengan adanya kegiatan ini, Membangun kembali peradaban kita. Terutama kepada anak muda yang kita akui tradisi tanam-menanan ini sudah terkikis. Yang memang kondisi negeri kita saat ini, pemerintah kurang bersahabat dengan petani. Padahal, kalau kata Soekarno, Petani itu adalah penyangga tatanan negara indonesia.” Tutupnya.