visinews, Cibinong – Dengan usia yang relatif belia, Yayasan Visi Nusantara (VINUS) Maju tidak menjadikan fakta tersebut sebagai keharusan untuk secara kaku manut pada sebuah stereotyping normatif, sebaliknya, VINUS tumbuh berkembang menjadi sebuah Yayasan produktif sejak pertama dibentuk sekitar satu tahun yang lalu oleh anak-anak muda aktivis yang bermarkas di Cibinong, Bogor.
Sejak pertama pendiriannya, Yusfitriadi, Daniel Zuchron, Toto Sugiarto, Ahmad Labib, dan Nugroho Notosusanto serta beberapa tambahan SDM yang belakangan ikut berjuang di dalamnya, bertemu dalam satu konvergensi spirit yang sama, yakni pemberdayaan manusia melalui pendidikan.
Spirit tersebut hari ini termanifestasi pada usaha yayasan yang sedang mengajukan pendirian perguruan tinggi berbasis digital yang belum banyak hadir atau bahkan akan jadi satu-satunya di Bogor, yang akan menjadikan teknologi sebagai koor output mahasiswa untuk kemudian menjadikannya sebuah teknologi terapan pada berbagai program pemberdayaan masyarakat dimana hari ini terjadi semacam kesenjangan antara visi pembangunan manusia yang termaktub pada revolusi industri 4.0 dengan sebuah realitas SDM di daerah dan desa-desa yang masih jauh dari kata berimbang, khususnya dalam teknologi terapan.
Setelah sukses mendirikan Koperasi Galang Visi Nusantara (GVN) dengan asetnya yang kini mencapai 1,8 miliar, Yusfitriadi selaku ketua yayasan dan rekan-rekan di VINUS tidak berhenti dengan capaian tersebut, namun mencoba untuk bisa lebih memperluas manfaat kehadiran VINUS, salah satunya adalah dengan membangun jaringan kerjasama dengan berbagai mitra strategis.
Kali ini adalah Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diminta untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan berbagai program pemberdayaan untuk masyarakat khususnya di Bogor Raya.
Pada Selasa, 28 Januari 2020 bertempat di Gedung P2SDM LPPM IPB di Kampus IPB Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor, VINUS dan P2SDM LPPM IPB menandatangani nota kesepahaman yang poin kerjasamanya melingkupi penelitian, pengabdian kepada masyarakat, menggali potensi bisnis lokal desa, dan berbagai program penguatan SDM desa dalam upaya melakukan percepatan pemberdayaan menuju desa dan masyarakat yang produktif serta mandiri.
Forum silaturahmi ini dihadiri oleh pimpinan Yayasan Visi Nusantara Maju dan pimpinan P2SDM LPPM IPB. Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi mengatakan, bahwa Yayasan yang dia pimpin memiliki konsentrasi program prioritas yang akan dilaksanakan di tahun 2020, salah satunya adalah program pemberdayaan masyarakat desa yakni optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang akan didorong untuk bisa memiliki nilai pemberdayaan yang langsung berdampak untuk desa dan masyarakatnya.
“Selama ini BUMDES teralokasi belum maksimal khususnya di Kabupaten dan Kota Bogor, sehingga belum ada dampak yang signifikan dalam hal pemberdayaan masyarakat desa. Masih cukup banyak masyarakat yang tidak yakin untuk bisa kuat secara ekonomi bila mereka sepenuhnya berkegiatan di desa. Oleh sebab itu banyak yang hijrah ke Jakarta demi perbaikan ekonomi. Padahal kalau BUMDES bisa maksimal, masyarakat sudah bisa lebih mandiri dengan penguatan ekonomi di desanya masing-masing” terang Yus.
Paparan dari yayasan Visi Nusantara Maju ini disambut secara antusias oleh keluarga P2SDM LPPM IPB. Dr. Ir. Amiruddin selaku Kepala P2SDM LPPM IPB mengapresiasi niat baik Yayasan Visi Nusantara Maju yang juga memiliki konsentrasi pada pemberdayaan desa. IPB, selaku perguruan tinggi yang telah banyak melakukan program pemberdayaan, seringkali mengalami kendala dalam hal kurangnya sumberdaya manusia yang bisa ikut membantu suksesi setiap programnya di lapangan.
Selain pada optimalisasi BUMDES, Yayasan Visi Nusantara Maju juga menawarkan program penanganan sampah sebagai sebuah upaya menjaga keseimbangan lingkungan khususnya di Bogor. Yus memaparkan salah satu penyebab banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia belum lama ini, salah satu penyebabnya adalah menumpuknya sampah sisa aktivitas rumah tangga yang dibuang sembarangan ke saluran air.
Maka menurutnya, perlu ada sebuah program solutif yang tidak hanya berbentuk penyuluhan namun sampai pada teknik dan alatnya yang bisa digunakan langsung oleh masyarakat desa untuk menghentikan pencemaran lingkungan dan pencegahan bencana seperti banjir.
Sedangkan menurut Warcito, S.P., M.M., selaku sekretaris P2SDM LPPM IPB menyatakan bahwa IPB selama ini sudah melaksanakan program yang dinamakan “Kampus Desa”. Tujuan program ini adalah menyebar dosen dengan masing-masing kepakarannya untuk melakukan pendampingan ke desa-desa yang memiliki hambatan dalam pengembangan pemberdayaan, serta desa-desa yang memiliki potensi produksi yang baik, namun masih membutuhkan keterampilan dalam pengelolaannya.
“Yayasan Visi Nusantara Maju bisa masuk membantu untuk memaksimalkan berjalannya program ini. Apalagi ketika nanti kampusnya sudah keluar izinnya. Pasti bisa lebih maksimal kita”
Menurut pimpinan P2SDM LPPM IPB, kehadiran Yayasan Visi Nusantara Maju akan sangat membantu dan mempercepat akselerasi program pemberdayaan masyarakat desa yang selama ini telah dijalankan oleh IPB. Akan ada banyak program yang perlu dikolaborasikan antara kedua lembaga khususnya dalam rangka penguatan sumberdaya manusia daerah yang secara otomatis akan berdampak secara nasional.