Penulis :
Slamet Supriyanto
Demisioner Presiden Mahasiswa ITB VINUS Bogor Periode 2021 – 2022
Dalam dunia perkuliahan, kita sering menemui mahasiswa yang enggan terjun ke dalam organisasi, namun tetap ingin dilihat seolah-olah mereka adalah orang yang paling paham tentang organisasi. Bahkan ada juga mahasiswa yang hanya sekedar kuliah untuk belajar dan kemudian pulang (kupu-kupu). Fenomena ini mengangkat beberapa pertanyaan menarik tentang motivasi, ekspektasi, dan cara pandang dalam lingkup mahasiswa.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki alasan dan keinginan yang berbeda dalam menjalani kehidupan mereka di kampus. Bagi beberapa mahasiswa, terjun ke dalam organisasi adalah suatu komitmen yang memerlukan waktu dan energi ekstra yang mungkin tidak mereka miliki. Ini dapat disebabkan oleh tekanan akademis yang tinggi, pekerjaan paruh waktu, atau alasan pribadi. Lain hal nya dengan mereka yang masih ingin memiliki pemahaman yang baik tentang organisasi dan keterlibatan di dalamnya.
Namun, terdapat risiko ketika mahasiswa ingin dilihat sebagai paham tentang organisasi tanpa berpartisipasi aktif di dalamnya. Ini dapat menciptakan ketidakjelasan antara pengetahuan teoritis dan pengalaman praktis. Keterlibatan aktif dalam organisasi adalah cara terbaik untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang dinamika, tantangan, dan manfaat yang sesungguhnya dari menjadi anggota organisasi.
Selain itu, penting juga untuk menghormati pilihan individu dalam hal ini. Jika seorang mahasiswa memilih untuk tidak terlibat dalam organisasi, itu sah-sah saja. Namun, mahasiswa harus menjaga keseimbangan antara pengetahuan teoritis dan pengalaman praktis sehingga mereka dapat menjaga integritas intelektual mereka.
Dalam menghadapi tren “Paham Organisasi” ini, kita dapat mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam diskusi, seminar, atau forum-forum yang terkait dengan organisasi, bahkan jika mereka tidak menjadi anggota resmi. Hal ini dapat membantu mereka mendapatkan wawasan yang lebih dalam tanpa harus mengorbankan banyak waktu.
Akhirnya, mahasiswa harus ingat bahwa kesuksesan di kehidupan kampus tidak hanya diukur dari sejauh mana mereka memahami organisasi, tetapi juga dari sejauh mana mereka dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan mereka untuk pertumbuhan pribadi dan pencapaian akademis mereka. Sifatnya yang unik dan keragaman tujuan dan aspirasi individu adalah bagian yang memperkaya pemikiran serta tindakan apa yang akan diambil oleh individu di lingkungan kampus.