BOGOR, VISINEWS.NET – Kabar tentang ditemukannya mayat dalam plastik di Cilebut beberapa waktu lalu memang menyisakan kengerian terhadap siapapun. Belum lagi tanda tanya mengenai pembunuh berdarah dingin yang menjadi tersangka dalam kasus tersebut.
Pelaku menghabisi nyawa Gadis belia yang diketahui siswi kelas 2 SMAN 1 Cibungbulang dengan cara mencekik leher dan masukannya dalam kantong plastik. Sedangkan untuk membawa jenazah korban, pelaku memasukan jenazah ke dalam tas gunung besar.
Ditangkapnya Pelaku pembunuhan, MRI (21) Depok pada Rabu (10/3/2021) malam mengungkap bahwa Aksi kejinya tidak hanya pada DP namun berlanjut kepada korban EL (23), mayat yang ditemukan di kawasan perkebunan Pasir Angin, Megamendung.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan motif pembunuhan pelaku adalah untuk meguasai harta korban. Selain itu, MRI dengan gamblng juga mengatakan bahwa alasannya membunuh karena benci perempuan.
“Motifnya sama, untuk menguasai barang dari korban, baik yang pertama maupun kedua. Tersangka tidak jera dengan pembunuhan pertama dan tersangka menikmati saat menghabisi nyawa korban kedua dengan mencekik,” ungkap Susatyo.
Susatyo juga mengatakan tersangka MRI dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak, dan pasal pembunuhan berencana. Namun, jerat terhadap tersangka berpotensi diperberat lagi karena mengonsumsi Narkoba jenis sabu.
Menanggapi hal tersebut Komisi Perlindungan Anak Daerah, Waspada mengaku kasus ini sangat mengejutkan. Ia mengapresiasi aparat hukum yang sudah bergerak cepat dalam menangani kasus pembunuh ‘darah dingin’ ini.
Namun, ia mengaku khawatir terhadap adanya MRI-MRI yang lain. Untuk itu ia berharap akan ada tindaklanjut dari pihak berwenang agar tidak terjadi lagi hal serupa.
” Kasus ini sangat mengejutkan, Saya mengapresiasi Aparat hukum yang sudah bertindak cepat,” Ucap Waspada saat dihubungi Visinews.net, Minggu(15/3) malam.
” Dengan adanya kasus ini, saya jadi khawatir dengan ada MRI lain. MRI yang ini saja terlihat sudah profesional dalam merencanakan pembunuhan dan mengecoh aparat,” lanjutnya.
Waspada menegaskan kepada remaja khususnya untuk berhati-hati menggunakan media sosial. Tidak terkecoh dengan hal-hal yang bersifat iming-iming. Selain itu ia juga memgharapkan Orangtua lebih bijak lagi dalam pengawasan terhadap anak.
” Saya menghimbau agar orangtua lebih bijak dalam memantau penggunaan media sosial anak. Karena maraknya hal-hal negatif yang mudah diakses. Seperti kasus ini, MRI kan mengaku berkenalan lewat sosial media,” jelasnya.
Dilain sisi, waspada mengatakan harus adanya sinergitas antara KPAD dengan pihak-pihak lain. Selain sebagai wadah informasi dan sosialisasi juga untukbmembuat strategi agar kasus-kasus yang melibatkan anak dapat teratasi dengan tepat.
” Kedepan, kami akan bersinergi dengan pihak-pihak seperti disdik dan yang lain untuk bersinergi dalam mengatasi masalah anak yang ada di Kabupaten Bogor,” Tutupnya.