Usai laga Tira Kabo melawan SPFC yang berakhir imbang 1-1, Pakansari kembali menjadi lapangan kosong dari pertandingan namun sebagai lokasi strategis dengan area publik yang luas, ada rutinitas masyarakat yang bersentuhan dengan perputaran roda ekonomi mikro di lingkungan Pakansari. Terdapat banyak pedagang yang membuka lapak beraneka ragam kuliner di sepanjang jalan stadion Pakansari.
Para pedagang ini biasanya mulai membuka lapak dagangnya sejak sore hari sampai malam. Cibinong, yang masyarakatnya adalah kelompok urban, memiliki minat besar dalam menikmati kegiatan malam setelah bergelut dengan pekerjaan yang melelahkan. Mereka mencari cara untuk menghilangkan suntuk. Salah satunya adalah dengan keluar rumah mencari keramaian seperti kuliner malam.
Wisata kuliner yang menjajakan jajanan khas masa kecil seperti cilor (aci pakai telor), basreng (baso digoreng), rambut nenek, telor gulung, syomay, batagor dan masih banyak berbagai jenis jajanan lainnya. Selain itu, ada juga yang menyewakan kendaraan khusus untuk berkeliling stadion. Kendaraan semacam becak gowes yang dibentuk seperti mobil dihiasi dengan lampu warna-warni yang menyala indah. Asyik memang menikmati malam sambil di berburu jajanan enak dan murah.
Selain itu, stadion Pakansari ternyata tidak hanya ramai pasca pertandingan sepak bola dan event tertentu saja, hari-hari biasapun masih ramai pengunjung.
“Hari-hari biasapun ramai Bang, apalagi malam minggu lebih rame lagi” ujar Pak Dayat salah satu penjual sosis bakar.