SUKAJAYA– Akses jalan yang masih belum stabil untuk ditempuh, siswa SDN Cisarua 02, lakukan pembelajaran di Sekolah Darurat mulai hari Selasa (4/2). Posisi SDN Cisarua 02 berada di Kp. Leuwijamang yang terdampak banjir dan longsor, yang akhirnya mengungsi di Kp. Cisarua. Terhitung dari senin Februari 2020, sekolah darurat berlangsung, diawali dengan upacara biasanya, dengan peralatan seadanya.
Bermulanya terpikir untuk membangun sekolah darurat ini, dikarenakan mereka yang sebelumnya sekolah yang belum aktif dan melakukan belajar di masjid kecil, itupun dari guru yang berada di sekolah SDN Cisarua 01.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Ponpes Modern An-Nida mengumpulkan peralatan seadanya seperti kayu, Trepal, bambu, dan tali yang kemudian dijadikan untuk rumah sekolah darurat dibantu oleh warga sekitar.
Jumlah anak-anak yang sekolah darurat, sementara ini sudah mencapai 23 siswa dan 3 siswa PAUD. Adapun materi-materi yang diajarkan yakni materi yang biasanya ada di sekolah. Seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan fokus satu bulan ini pendidikan Agama Islam. Sementara itu, dengan sekolah darurat ini, relawan mencoba selalu memotivasi semangat belajar, mengingat anak-anak masih dihantui rasa takut, jika curah hujan turun cukup lama berlangsung.
“Mari kita sama-sama, bahu-membahu untuk mengembalikan hak-hak pendidikan yang terkena dampak bencana longsor, yang sudah seharusnya mereka mendapatkan pendidikan seutuhnya. Permasalahan longor di Bogor Barat belum selesai. Maka jangan cepat pula menarik masa tanggap bencana”, Kata Dani Ardiansyah selaku relawan dari IMM Bogor.
“Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, perhatikan pendidikan yang terkena bencana, jangan sampai mereka kehilangan jejak langkah pendidikan, yang kemudian bermalas-malasan dalam belajar”, lanjutnya saat ditemui di lokasi sekolah darurat.
Ustad Dede Fajrin selaku Pimpinan Pondok Pesantren Modern An-Nida menegaskan, “jangan sampai bencana ini memutus mata rantai pendidikan, kita harus ikut memperhatikan pendidikan anak-anak di pengungsian sebab ini tanggung jawab kita semua”.
Kontributor berita: Muhammad Yunus