25/09/2019
Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP), Yusfitriadi, mempertanyakan terkait aktor yang menggerakkan para pelajar yang hari ini terlibat turun ke gedung DPR.
“Pertanyaan itulah yang saya yakini mewakili banyak pihak melihat fenomena yang cukup aneh ini. Baru pertama kali kayaknya pelajar yang diindikasikan anak SMK yang berada di beberapa daerah Jabotabek turun ke jalan untuk kepentingan yang saya kira tidak jelas. Ketidakjelasan mereka sangat terlihat dari beberapa hal.
Pertama, ketika diwawancarai, mereka tidak jelas jawabannya, siapa yang ngajak, untuk apa mereka turun ke Senayan, target mereka apa.
Kedua, tidak terlihat sama sekali media yang menggambarkan isi tuntutan dan harapan, baik dalam bentuk poster, spanduk atau atribut apapun seperti layaknya banyak kelompok yang menyampaikan aspirasi.
Ketiga, ketika mereka turun ke jalan, langsung dengan performa “tawuran” sehingga langsung berbuat anarkis, seperti melempari petugas dengan batu, merusak berbagai fasilitas umum dan membakarnya. Kemudian duduk-duduk di rel kereta api.
Keempat, dari hasil pengamatan lewat berita, tidak sedikit aparat keamanan yang mendapatkan senjata tajam dan batu di dalam tas para pelajar tersebut. Ada juga yang terindikasi kuat menggunakan narkoba, bahkan ditemukan bom molotop dari para pelajar tersebut.
Kelima, aksi oleh para pelajar tersebut juga diwarnai vandalisme yang menjadi karakter pelajar ketika tawuran dan beragam aktivitas kenakalan pelajar lainya.”
Yus menambahkan bahwa fenomena tersebut sangat unik dan benar-benar tidak jelas. Dia meyakini bahwa bagaimanapun, tidak mungkin fenomena itu tidak ada yang menggerakkan. Dari pengakuan beberapa pelajar, mereka mendapat pesan dari media sosial terkait dengan instruksi berkumpul di titik tertentu. Yus meyakini bahwa kondisi demikian semakin mempertegas adanya aktor intelektual yang menggerakkan.
“Minimal untuk mengganggu stabilitas. Dugaan-dugaan ingin menggagalkan pelantikan Jokowi-Ma’ruf atau momentum politik lain, semua masih harus dibuktikan. Oleh karena itu diharapkan kepada aparat keamanan segera mengusut tuntas dan menangkap siapa yang mengeksploitasi pelajar dengan dijadikan martir untuk kepentingan tertentu. Dan kepada kepala sekolah serta dinas pendidikan di seluruh kabupaten /kota segera mengambil tindakan persuasif atas fenomena ini. Karena tentu saja ini bukan fenomena yang biasa”, ungkap Yus.