Mengutip dari suara.com sejak Rabu lalu. Sebanyak ratusan siswa SMK/STM yang mengaku asal Bogor melakukan long march dari Stasiun Tanah Abang menuju ke gedung DPR RI, Senayan.
Sampai hari ini, berita yang hadir kepada masyarakat masih seputar kebijakan pemerintah yang pro-kontra yaitu tentang tolak revisi UU KPK dan RKUHP.
Berbagai pandangan sudah terdengar terkait keterlibatan pelajar pada aksi sejak rabu yang lalu. Tapi menurut para pihak yang kami wawancara, mereka menyatakan bahwa setuju atau tidak, aksi para pelajar SMK/STM itu sudah mewakili suara dan aspira rakyat Indonesia. Para pelajar itu sudah memberanikan diri untuk melawan kebijakan pemerintah yang menuai kontroversi di tengah masyarakat.
Dari hasil wawancara tim visinews.net kepada sejumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di Kabupaten Bogor, terdapat respon yang beragam. Seperti yang dikatakan Abdurrahman, Kepala Sekolah MA Al Ma’arif, “karena hal ini bagian dari demokrasi, saya setuju dengan sikap para pelajar yang kemarin aksi tetapi kepada mereka yang sudah memahami betul tentang apa yang harus dituntut. Hal ini juga bermanfaat bagi para milenial sebagai pendidikan politik di usia remaja, namun tetap dalam pengawasan kita para orang tua”.
Abdurrahman juga mempertegas bahwa sebagai orang yang mengerti terhadap isu demokrasi, guru-guru harus memberikan pemahaman secara menyeluruh kepada para generasi Z yang rentan terprovokasi oleh isu tertentu.
Komentar lain juga dilontarkan oleh salah seorang guru di sekolah tersebut sekaligus pegiat Bahasa Inggris non-formal di Kabupaten Bogor yang biasa disapa Hudri. Beliau mengambil kesimpulan bahwasanya aksi para pelajar SMK/STM rabu yang lalu setidaknya sudah mewakili aspirasi masyarakat Indonesia yang mengecam kebijakan pemerintah terkait Revisi UU KPK dan RKUHP.
Berbeda dengan Rohman dan Hudri, Sugandi yang merupakan guru di SMK IT Hidayatul Falah berpendapat bahwa tidak setuju dengan aksi yang dilakukan oleh para pelajar. Menurutnya, belum saatnya mereka turun aksi yang beresiko mempertaruhkan keamanan diri mereka. Selain itu juga mereka rentan terpengaruhi oleh pihak yang tak bertanggung jawab. “Hal ini harus jadi perhatian bagi Dinas terkait”, pungkasnya.
Pada waktu yang berbeda, Taris, salah satu siswa SMK IT Hidayatul Falah memberikan komentarnya kepada wartawan visinews.net, “Setuju saja kalau memang itu untuk keadilan masyarakat.”