Dalam dialog bertemakan ‘Mau Dibawa Kemana Kabupaten Bogor’ partai Demokrat mengundang enam Bacabup, diantaranya Ade Ruhandi atau Jaro Ade, Iwan Setiawan, Rike Iskandar, Aep Saepudin Muchtar, Ade Wardhana dan juga Elly Rachmat Yasin.
Ke enam orang ini diundang partai berlambang mercy tersebut karena telah mendaftarkan diri sebagai Bacabup Bogor melalui penjaringan Partai Demokrat, namun ada satu nama yang tak hadir dalam dialog interaktif itu, yaitu Elly Rachmat Yasin.
Ke lima Bacabup ini pun beradu gagasan di panggung yang telah disediakan oleh Partai Demokrat, dengan masing-masing orang mendapatkan waktu 5 menit dalam menyampaikannya ide dan gagasannya.
Salah satu Bacabup, Jaro Ade menyebut, Kabupaten Bogor memiliki 30 persen tata kelola wilayah dalam segi pembangunan, yang mana 40 persen diantaranya ditangani oleh Pemerintah Pusat dan 30 persen lainnya oleh Pemerintah Provinsi.
“Jadi kita mempunyai investasi 30 persen. 30 persen ini tadi sudah disampaikan terdiri dari jumlah penduduk dan luas wilayah. Nah inilah tugas kita bersama-sama, tentu kami mengapresiasi kepada Partai Demokrat. Salah satu partai yang cukup agresif di Kabupaten Bogor saya lihat,” ucapnya dalam pemaparan visi-misinya, Minggu (26/5/2024).
Sementara itu, Bacabup lain yaitu Rike Iskandar menegaskan, Kabupaten Bogor mempunyai banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, diantaranya dari segi wisata.
Rike mencontohkan, Negara Singapura memiliki jumlah penduduk yang sama dengan Kabupaten Bogor, yaitu 5,7 juta jiwa tanpa adanya potensi wisata, namun negara tersebut bisa menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang paling sering dikunjungi wisatawan mancanegara.
Singapura itu hanya punya orang. Mereka tidak punya sumber daya alam, mereka tidak punya apa-apa. Mereka hanya punya orang, 5,7 juta jiwa. Kabupaten Bogor, bukan hanya punya orang, kita punya sumber daya alam. Kalau mau sumber daya alam, cek Indah alamnya semua, segala macem. Air terjun di mana-mana,” ungkapnya.
Dari Rike, kini giliran eks Bupati Bogor Iwan Setiawan yang memberikan ide dan gagasannya. Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bogor ini, berkomitmen akan melanjutkan program yang telah dilaksanakan pada masa pengabdiannya.
“Saya ditanya Bogor mau dibawa kemana? Ya, sesuai dengan Bogor ini sustainable sifatnya, berkelanjutan dan juga terus nyambung dari RPJMN, RPJM provinsi dan juga RPJMN Kabupaten Bogor, Mungkin ada kearifan lokal yang akan dijadikan titik berat oleh kita,” ujarnya.
“Karena itu, tidak mungkin satu kabupaten ini sama. Makanya Bogor ini perlu berkolaborasi dengan seluruh stakeholder, khususnya partai koalisi, untuk merumuskan, menyamakan visinya apa, misinya apa,” tambah Iwan.
Masih di lokasi yang sama, Aep Saepudin Muchtar atau Gus Udin memaparkan, Kabupaten Bogor memiliki potensi wisata yang amat besar. Yang mana dalam satu tahun sedikitnya ada 13 juta kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Bumi Tegar Beriman.
Oleh sebab itu, kata Gus Udin, ke depan perlu penataan wisata secara baik dan menyeluruh. Karena diketahui, saat ini pariwasata merupakan devisa terbesar kedua di Indonesia.
Menurut Gus Udin ada beberapa kelemahan wisata di Kabupaten Bogor, diantaranya lemahnya promosi, branding, lemahnya dukungan infrastruktur dan transportasi, serta masih banyak pungutan liar (Pungli).
“Pertama harus dibuatkan promosi dan branding bahwa Bogor taglinenya Bogor sport and tourism, harus dikuatkan. Event-event bertaraf internasional saya yakin kapasitas KONI bisa melakukan itu. Karena negara Malaysia, Singapura devisa yang menjadi unggulan adalah pariwisata, termasuk Brazil,” pungkasnya.