Oleh : Dodi Partawijaya (Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Sumedang)
Menjadi relawan bagi sebagian orang adalah panggilan kemanusiaan. Menolong orang yang membutuhkan bantuan adalah sebuah hal yang menyenangkan dan keharusan, karena sejatinya relawan adalah penolong kemanusiaan yang memiliki tekad relawan tanpa pamrih.
Menjadi relawan dalam misi kemanusiaan bukanlah suatu keinginan, melainkan panggilan jiwa yang dilakukan dengan senang dan semangat untuk bisa membantu masyarakat yang membutuhkan. Kalau bukan karena panggilan jiwa, menjadi relawan akan terasa sangat sulit. Sebab, tidak di dasari dengan tekad yang tulus dan rasa tanggungjawab.
Seorang relawan juga harus bisa membagi waktu. Baik waktu dengan keluarga, maupun saat menjalankan tugas kemanusiaan. Penting juga memberikan edukasi kepada keluarga tentang tugas kerelawanan.
Apalagi dengan situasi dan kondisi pandemi Covid 19 saat ini, yang semakin hari semakin meningkat. Pasti awalnya keluarga sempat khawatir, tapi dengan penjelasan yang baik akhirnya keluarga bisa memahami dan megijinkan untuk berjuang menjadi relawan kemanusiaan di bencana longsor dan banjir di Cimanggung Sumedang.
Ada yang menarik dalam sepak terjang relawan kemanusiaan di bencana longsor dan banjir Cimanggung. Sudah hampir tiga pekan pasukan Komando Kesiap Siagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang juga ikut serta membantu dan berjibaku di lokasi longsor untuk membantu tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang sama-sama di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah Sumedang.
Kokam Sumedang berdiri tegak tanpa lelah tetap membantu dalam kerelawanan
di bawah komando Komandan Asep Eko, Ketua PC Pemuda Muhammadiyah Kecamatan Tanjungsari.
Sebanyak 13 personil anggota kokam yang setiap hari nya bergilir untuk piket harian di posko Muhammadiyah selalu sigap.
Tanggap darurat yang di perpanjang oleh pak Bupati tidak membuat surut naluri kemanusiaan yang ada di jiwa seorang kokam (Komando Kesiap Siagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) dalam jihad kemanusiaan, membantu dalam meringankan beban korban longsor dan banjir Cimanggung.
Banyak cerita menarik di balik perjuangan yang tulus dan ikhlas para pahlawan kemanusiaan yang notabene ortom muhammadiyah di bawah komando Pemuda Muhammadiyah, untuk membantu dalam tugas mulia MDMC di lapangan.
Tentunya ada suka maupun duka yang terjadi di lapangan, sebanyak 13 anggota personil Kokam sumedang masih tegak berdiri tanpa lelah dalam membantu para korban bencana di Cimanggung dan hal itu sangat tidak mudah dalam sebuah organisasi.
Tak ayal semua itu berkat kegigihan dan semangat tinggi seorang komandan kokam lapangan sekaligus ketua PC Pemuda Muhammadiyah Tanjungsari Abangda Ustad Asep Eko,
Walaupun harus meninggalkan anak beserta istrinya di rumah dengan kegigihan dan support dari keluarga.
Komandan eko selalu tegak berdiri dalam membina, mengawal para anggotanya yang sedang berjuang di lapangan membantu tim dari MDMC dalam berkegiatan kemanusiaan.
Membagi waktu antara keluarga dan memimpin pasukan relawan kemanusiaan tentu sangatlah tidak mudah.
Tetapi dengan jiwa sabar dan ikhlas semua bisa teratasi dengan keyakinan dan mencari ridho Allah Swt. Itulah yang penulis lihat dalam jiwa seorang komandan lapangan abangda Asep Eko.
Melihat suka duka menjadi seorang relawan kemanusiaan, tak terpikir sedikitpun bahwa saya akan menjadi seorang relawan kemanusiaan yang mulia ini.
Dengan wadah persyarikatan saya bisa lebih membuka lagi cakrawala ke relawan, dengan sedikit banyak nya menimba ilmu tentang edukasi pra sedang paska bencana.
Dalam fenomena ini terselip suka dan duka dalam jihad kemanusiaan, ada suka ketika kami di tugaskan membantu evakuasi korban longsor dalam hal pencarian dengan satgas gabungan, membantu diatribusi makanan untuk pengungsi, mendata dan mengassesment penyintas bencana.
Duka nya ketika masih ada korban yang masih membutuhkan uluran tangan relawan kemanusiaan kita sudah tidak bisa menggapainya.
Mungkin itulah fenomena singkat dari apa yang di rasakan secara umum sebagai relawan kemanusiaan.
” Ada hikmah yang di ambil dalam kegiatan relawan kemanusiaan Semua di niatkan karena ibadah dan mencari ridho Allah Swt. dalam berjuang”.
Banyak hikmah dan mamfaat yang bisa kita ambil dari apa yang menjadi dasar tugas ke relawaan diantaranya, menambah Teman dan Relasi.Memiliki banyak teman adalah suatu anugerah.
Memudahkan dalam pekerjaan, berkegiatan dan berbagai hal yang membutuhkan kerjasama. Dengan bergabung di suatu komunitas atau organisasi dan menjadi relawan, itu akan terasa manfaatnya.
Menambah Keahlian dan Keterampilan. Ketika kita mencoba hal baru, apalagi hal baru itu menjadi yang pertama maka kemampuan dan keahlian kita pun akan bertambah.
Hal ini menjadi nilai plus ketika kita memasuki dunia kerja. Kita akan terbiasa dengan hal baru dan mahir dalam satu bidang yang kita geluti. Seperti yang saya alami ketika menjadi relawan di sebuah komunitas, yang awalnya belum tahu, kini saya sudah paham mengenai konsep di lapangan.
Keahlian ini tidak bisa didapat secara gratis jika kita tidak bergabung dalam komunitas dan menjadi relawan.
Menyenangkan Orang Lain dan Bahagia, Ketika mampu melakukan sesuatu yang positif untuk orang lain dan lingkungan membuat hidup terasa bahagia. Ada kepuasan batin yang dirasakan ketika apa yang kita lakukan bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Bertukar Pendapat Memperkaya Wawasan dan Pemikiran, Tidak dipungkiri dalam suatu komunitas atau organisasi tidak ada sumber. Hal ini menjadikan kita kaya akan pemikiran baru dan saling bertukar pendapat dengan orang lain.
Menerima saran, kritik dan masukan dari orang lain adalah hal biasa yang merupakan dinamika bagi iklim komunitas dan kerelawanan dunia. Justru, dengan adanya tukar pendapat akan memperkaya pandangan baru.
Baik Dari Segi Kesehatan, Kesehatan fisik akan tercipta dengan menjadi relawan, asal benar-benar didasari tanpa pamrih. Orang-orang yang merasakan bahagia, maka sel-sel tubuhnya akan tumbuh dengan baik.
Hal ini membuat seseorang menjadi jarang sakit. Membuat Perubahan Kecil Berdampak akan Besar. Dimulai dengan segala sesuatu yang berangkat dari lingkungan, untuk lahir suatu hal kecil.
Menjadi relawan akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan korban yang memiliki dampak besar. Seperti yang saya lakukan dalam bercocok tanam yang dimulai dari sendiri kemudian melibatkan orang lain untuk sama-sama melakukan.
Mengajak Orang Lain untuk Berbuat Hal Baik yang Sama. Dengan menjadi relawan kita akan menjadi panutan bagi orang lain untuk melakukan hal-hal yang sama dalam hal positif.
Terakhir, relawan bisa menjadi bentuk aksi sosial kita untuk bermanfaat bagi banyak orang.
Sebagaimana Hadist Rasulullah SAW.
“Khoirunnas anfa’uhum linnas“. (Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain).
Sumedang, 27 Januari 2021