Bogor, visinews.net – Pengamat Politik sekaligus founder Vinus Indonesia, Yusfitriadi turut hadir sebagai panelis pada Diskusi Media LS Vinus terkait Rencana Kerja DPRD Kabupaten Bogor Tahun 2025. Ini menjadi sebuah komitmen untuk membangun sinergi dan kolaborasi bagi siapapun untuk membangun Kabupaten Bogor, Rabu (15/01/2025).
Yusfitriadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara, karena sudah mempunyai niat baik dan terbuka dalam rangka memajukan Kabupaten Bogor melalui forum ini.
“Jika pemimpin punya niat baik membangun komunikasi, maka ini adalah indikasi kuat bahwa Ketua DPRD ingin membangun Kabupaten Bogor bersama-sama,” tutur Yusfitriadi.
Pria yang sering disapa kang Yus itu pin menjelaskan tentang salah satu perbedaan antara negara maju dan negara berkembangan dalam perspektif demokrasi.
“Kalau negara maju itu tidak lagi heboh dalam pemilu yang bersifat elektoral, yang mereka hebohkan adalah pasca pemilunya. Janjinya ditepati atau tidak, perilakunya berubah atau tidak, dan sebagainya. Begitupun negara berkembang. Hebohnya ketika pemilu saja. Sudah mahal, banyak perang opini, hoax, dan sebagainya, tapi setelah pemilu masyarakat tidak peduli,” tandas Kang Yus.
Ia pun menegaskan bahwa Vinus punya komitmen, agar tidak hanya heboh ketika pemilu, tapi pasca pemilunya kita harus hebohkan dalam artian ketika pemimpin kita menepati janjinya kita apresiasi setinggi-tingginya, dan begitupun kita berikan punishment jika pemimpin kita tidak menepati janjinya.
“Vinus mengajak semua kalangan untuk mendorong hal itu,” pungkasnya.
Kang Yus mengatakan, ia sempat berdiskusi dengan beberapa media, dan mempertanyakan sebetulnya apa saja rencana kerja DPRD Kabupaten Bogor pada tahun 2025 ini. Namun, tidak ada yang tau satu pun, padahal DPRD itu lembaga publik yang akan memandu nasib rakyatnya. Menurutnya, rencana kerja DPRD adalah informasi milik publik sebagaimana Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.
“Padahal Ketua DPRD sudah menyampaikan dan disepakati di akhir 2024 lalu. Tapi kalau kita lihat webnya DPRD, itu blank atau kosong. Kita tidak tahu, apakah kekosongan itu luput, atau memang tidak punya niat terbuka, atau memang bersifat kesekretariatan. Jika Pak Sastra punya awareness cukup besar, berartu bukan itu masalahnya. Sehingga publik jika ingin melihat rencana kerjanya, itu terlihat jelas,” ungkap Kang Yus.
Lebih lanjut, Kang Yus mengatakan semuanya akan bertemu di akhir 2025, maksudnya masyarakat akan melihat di akhir 2025, apakah DPRD berhak menerima raport hijau, kuning, atau merah. Dan raport itu dapat diberikan oleh publik. Jika DPRD berhasil maka kita apresiasi, dan sebaliknya. (nn)