Oleh: Asep Saepudin (Komisioner KPAD Kabupaten Bogor).
Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, yang harus dijaga dan dididik sebagai bekal sumber daya yang baik.
Anak juga merupakan investasi berharga, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Anak merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya, sehingga apalah artinya harta yang berlimpah dalam sebuah rumah tangga yang mereka raih dengan banting tulang, kerja siang malam, jika tidak memiliki anak.
Seorang anak hadir sebagai amanah dari Tuhan untuk dirawat, dijaga dan dididik karena kelak setiap orang tua akan diminta pertanggungjawaban atas sifat dan perilaku anaknya semasa di dunia.
Secara harfiah, anak adalah seorang cikal bakal yang kelak akan meneruskan generasi keluarga, bangsa dan negara.
Karena anak merupakan sebuah aset yang tak ternilai harganya, maka kehadirannya bukan sekedar pelengkap dari sebuah rumah tangga.
Dalam sebuah literatur dikatakan, anak adalah seseorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional.
Masa depan bangsa dan negara di masa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Sehingga semakin baik kepribadian anak, maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.
Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk, maka akan semakin bobrok pula kehidupan bangsa di masa mendatang.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dalam rentang kehidupan sejarah perjalanan manusia. Karena di masa inilah anak dibentuk jiwa dan kepribadiannnya. Ibarat sebuah kertas polos putih tanpa becak dan noda, tergantung sang pemiliknya mau ditulisi apa di atasnya. Laksana sebuah bejana yang kosong yang siap diisi apa saja sesuka hati sang mpunya.
Maka jangan sampai salah isi, karena akan fatal akibatnya di kemudian hari.
Usia anak merupakan usia emas dalam fase tumbuh kembang anak. Maka, penanaman nilai dan dasar agama yang kuat merupakan pondasi yang kokoh dalam pembentukan karakter dan budi pekerti anak.
Dalam pandangan Islam, pendidikan agama sejak dini hendaklah sudah ada di rumah keluarga muslim. Didikan tersebut bukan menunggu dari pengajaran di sekolah atau di Taman Pembelajaran Al Qur’an. Namun sejak di rumah, orang tua sepatutnya sudah mendidik anak tentang akidah dan cara beribadah yang benar. Kalau memang orang tua tidak bisa mendidik demikian, hendaklah anaknya diarahkan ke sekolah yang Islami sehingga ia sudah punya bekal agama sejak kecil.
Setiap orang tua tentu sangat menginginkan sekali anaknya menjadi penyejuk mata.
Di masa para sahabat dulu, mereka juga mendidik anak-anak mereka untuk berpuasa. Mereka sengaja memberikan mainan pada anak-anak supaya sibuk bermain ketika mereka rasakan lapar. Tak tahunya, mereka terus sibuk bermain hingga waktu berbuka tiba. Dalam hal ini, Tentu bentuk mainan-mainan yang mendidik.
Maka pada ramadhan kali ini, mari kita jadikan sebagai momentum dalam membangun dan menanamkan nilai-nilai agama pada anak kita.
Di masa pandemi Covid-19 yang memasuki ramadhan kedua kita berada di tengah pandemi. Seharusnya di masa ini kita jauh lebih dekat dengan anak, karena kita lebih banyak waktu berkumpul dengan keluarga di rumah. Sehingga waktu ini bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendidik anak di rumah, menanamkan nilai moral, karakter dan akhlak kepada anak-anak kita.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1442 H. Semakin dekat dengan anak, semakin terjalin harmonisasi dalam keluarga.
Mari kita bentengi anak dan keluarga kita dengan nilai-nilai agama yang kokoh untuk kesempurnaan tumbuh kembangnya.