Bogor – Salah satu indikator pembangunan dan pertumbuhan sebuah daerah dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Adapun komponen dari IPM tersebut diantaranya adalah pendidikan. Pada usia berapa rata-rata masyarakat infonesia lulus sekolah. Semakin tingga usia rata-rata lulus sekolah, maka indikator pertumbuhan sebuah daerah akan semakin baik, begitupun sebaliknya.
Menurut Yusfitriadi selaku Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju sekaligus pengamat kebijakan publik, Kabupaten Bogor angka IPM lama sekolah berada di 12,47. Berarti rata-rata lulus sekolah masyarakat di Kabupaten Bogor masih di usia 12 tahun, artinya baru lulus SD.
“Upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah dan segenap masyarakat adalah mendorong masyarajat untuk melanjutkan pendidikan terutama di perguruan tinggi,” tutur Yus saat diwawancara di Cibinong Kabupaten Bogor, Rabu (13/10).
Yusfitriadi menjelaskan, jika semakin banyak masyarakat Kabupaten Bogor yang lulus sarjana (S1) akan semakin mendongkrak IPM Pendidikan di Kabupaten Bogor. Dalam kerangka itulah, Yayasan Visi Nusantara maju melalui lembaga filantropinya, yaitu vinuscare berikhtiar sekuat mungkin untuk membantu putra-putri terbaik terutama yang tidal mampu di kabupaten bogor untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi.
“Selain itu, tingkat pendidikan juga akan sagat berpengaruh terhadap perekonomian dan kemandirian masyarakat di Kabupaten Bogor,” tandasnya.
Yusfitriadi, lebih lanjut menuturkan bahwa setelah mempunya 58 anak asuh pendidikan di tingkat SD, SMP dan SMA atau sederajat. Dirinya sangat mengapresiasi dengan program kongkrit dan nyata ini, yakni memberikan beasiswa full bagi masyarakat Kabupaten Bogor yang tidak mampu untuk melanjutkan kuliah.
“Tentu saja, vinuscare akan senantiasa menjalankan program ini disesuaikan dengan kebutahan pasar. Supaya lulusan sarjana yang mengikuti program kuliah gratis ini setelah lulus akan mempunyai daya saing dan kompateble dengan kebutuhan masyarakat di era 5.0 ini,” jelas Yusfitriadi.
Menurutnya, kalau tidak disesuaikan dengan kondisi saat ini, tidak akan menjadi solusi, bahkan akan menambah permasalah baru. Yang pada akhirnya sarjana akan memberikan kontribusi terbesar bagi peningkatan pengangguran di Kabupaten Bogor.
Yusfitriadi menegaskan, tentu saja ikhtiar vinuscare ini tidak bisa dilakukan sendiri, harus bahu membahu dengan instansi atau lembaga yang ada di Kabupaten Bogor, baik pemerintah maupun swasta, termasuk dalam hal ini perusahaan yang teraebar di Kabupaten Bogor.
“Kerjasama ini bisa berbentuk beasiswa, bantuan pendidikan, maupun menjadi anak asuh bagi mahasiswa yang mengikuti program kuliah gratis ini,” terangnya kepada wartawan, Rabu (13/10).
Terakhir, Yusfitriadi berharap, pertama, mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Bogor khususnya untuk mendorong sekuat tenaga agar mempunyai niat baik dalam melanjutkan studi di perguruan tinggi. Pastinya dengan tidak asal program studi, namun harus melihat kebutuhan saat ini. Kedua, berharap seluruh masyarakat baik perorangan maupun instansi untuk bisa menyisihkan penghasilannya demi terwujudnya masa depan anak bangsa di Kabupaten Bogor. Ketiga, berharap kepada perusahaan yang tersebar di Kabupaten Bogor memulai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya (TJSL) atau yang dikenal dengan CSR ke ranah penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang jangka panjang. Sehingga perusahaan di Kabupaten Bogor mempunyai peran substantif dalam berkontribusi penyiapan SDM di Kabupaten Bogor ke depan.