Bogor, Visinews.net – Kritik BEM UI terhadap Presiden Joko Widodo berbuntut panjang. Ketua BEM UNY, Mutawakil Hidayatullah menyatakan BEM UNY Solidaritas Terhadap BEM UI.
” Kami bersolidaritas untuk BEM UI,” tegas Mutawakil saat dihubungi Visinews. Net, Jumat (2/6/21).
Menurut BEM UNY, Kata ‘Panik’ merupakan gambaran situasi pemerintah dan rektorat UI ketika dikritik oleh BEM UI atas kinerja pemerintah yang viral ke permukaan.
“Panik gak? Panik gak? Paniklah masa enggak!,” demikian tajuk pernyataan Pers BEM UNY yang diterima Visinews. Net.
Mereka menilai rektorat UI yang memanggil pengurus BEM UI pada hari Minggu sore cukup menjelaskan adanya kepanikan.
“Padahal di hari tersebut kampus sedang libur, kenapa tidak menunggu hari Senin saja? Apakah ini bukan sebuah kepanikan?,” imbuhnya.
Reaksi panik dari simpatisan (buzzer) pemerintah dan rektorat UI ini menandakan ada pencederaan kebebasan akademik di lingkup akademis.
“Bak kebakaran jenggot, pemerintah bereaksi cepat dengan mengerahkan simpatisan (buzzer) untuk mengonter narasi kritik dari BEM UI dengan nada-nada ‘tidak etis’, ‘kurang tata krama’, ‘mahasiswa kok gini’, ‘presiden itu simbol negara’, dan lain-lain, juga dengan ancaman akan dilaporkan dengan UU ITE,” tulis BEM UNY dalam keterangan.
BEM UNY Menilai, Hal itu sangat bertolak belakang dengan semangat reformasi. Meskipun reformasi telah berjalan 23 tahun, tetapi kebebasan berpendapat dan berekspresi masih rentan diintervensi jalur represif oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Jika hal ini masih berlanjut, maka lingkup akademik benar-benar darurat akal sehat.
“Pemerintah dan rektorat tidak seharusnya menggunakan cara represif untuk menyelesaikan persoalan kemahasiswaan, itu cara primitif. Jika ruang-ruang berpendapat dan berekspresi semakin menyusut, lalu apa lagi yang diharapkan dari kampus sebagai benteng terakhir demokrasi,” tulis BEM UNY.
Peran mahasiwa sebagai agent of change dalam kontrol atas kebijakan dan oposisi abadi pemerintah sudah sepantasnya tegas dan lugas dalam mengkritik pemerintah.
“Kami bersolidaritas sebagai mahasiswa Indonesia dan rakyat Indonesia atas sikap beraninya BEM UI untuk tegas mengkritik pemerintah, khususnya Presiden Jokowi selaku presiden Indonesia. Di lain sisi, bentuk solidaritas ini juga merupakan langkah memuncaknya mahasiswa UNY untuk selalu berusaha menjadi garda terdepan dalam menjadi oposisi, kritikus, dan kontrol atas apa yang dilakukan pemerintah dari yang lalu, sekarang, hingga ke depannya,” imbuhnya.
Berikut, Pernyataan Sikap BEM KM UNY atas Polemik BEM UI :
- Menyesalkan bentuk represif pencederaan kebebasan akademik yang dilakukan oleh pemerintah dan rektorat UI;
- Mengecam segala bentuk pembungkaman terhadapan kebebasan dalam akademik, berpendapat, dan berekspresi dalam bentuk fisik maupun digital;
- Menuntut pemerintah dan birokrasi kampus untuk selalu menjamin perlindungan dan keamanan kebebasan dalam akademik, berpendapat, dan berekspresi semua elemen civitas academica kampus sesuai dengan UUD 1945;
- Bersolidaritas dan mengajak semua elemen masyarakat, mahasiswa, organisasi, dan lain-lain untuk tetap kritis terhadap berjalannya rezim pemerintahan Joko Widodo dengan berlandaskan intelektualitas.
Sebelumnya, pada tanggal 26 Juni 2021, BEM UI menyampaikan kritik bahwa Presiden Jokowi adalah “The King Of Lip Service” dengan mencantumkan foto Jokowi yang banyak menarik atensi publik.
Kritik ini disampaikan karena kebijakan dan perkataan Jokowi yang dilontarkan berbeda dengan yang terjadi di lapangan dan pasti tidak terlepas dari pengaruh orang-orang di belakang Jokowi selama ini.