BOGOR, VISINEWS.NET – Pendidikan Kewarganegaraan atau sering disebut PKn merupakan salah satu mata pelajaran di SMP dan SMA yang memberikan pengajaran tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik.
Tidak hanya mengajarkan moral namun juga memberikan pengetahuan tentang dunia kepemerintahan. Dengan mata pelajaran ini, siswa sebagai penerus bangsa tahu tentang bagaimana sistem pemerintah sehingga pada akhirnya ketika mereka dewasa mereka bisa ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintah.
Namun, mata pelajaran yang digunakan untuk membangun rasa kebangsaan ini seakan hilang maknanya ketika banyak dari siswa yang tidak menyukai maya pelajaran tersebut.
Mengapa demikian?
Mengapa Banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajaran yang sebenarnya sangat penting ini?
7 dari 10 siswa mengatakan bahwa Ketidaksukaan ini disebabkan karena menurut siswa materi PKn terlalu rumit sehingga banyak yang harus dihafalkan. Para siswa sudah terlanjur menganggap PKn adalah mata pelajaran hafalan, bukan pemahaman.
” Selama ini sih seru-seru aja, cuma ada sebagian bab yang sulit dipahami. Misalnya tentang pasal-pasal, karna sering lupa dan ketuker.” Ucap Sifa, salah satu Siswa Menengah Atas kepada Wartawan Visinews.net, Kamis (15/10/2020).
Selain faktor diatas, hal yang harus di perhatikan adalah metode pembelajaran dari sang pembawa materi itu sendiri, yaitu guru mata pelajaran PKn yang bersangkutan. Sebab 9 dari 10 siswa yang mengatakan bahwa metode pembelajaran PKn sangat monoton.
“kalau aku si tergantung gurunya gimana, kalau misalnya gurunya ngejelasin kurang jelas terus terlalu terpacu sama buku banget aku ga suka, ngebosenin. tapi kalau ngejelasin sambil cerita tentang pemerintahan kita suka. Itu baru ga bosen.” Ungkap Rispa, salah satu siswa kelas 12.
“Suka ngantuk pas pelajaran PKn, apalagi sekarang lagi daring kaya gini.” Tambah Adel, Siswi kelas 7 Sekolah menengah pertama.