Visinews.net – Kamis (22/4) Pernyataan Sikap Gerakan Indonesia Adil dan Demokratis (GIAD) Terkait rencana kedatangan Junta Militer pada ASEAN SPECIAL SUMMIT di Jakarta pada Kamis, 24 April 2021 mendatang.
“Tolak Junta Militer, Kembalikan Demokrsi Myanmar”
Dunia menyaksikan apa yang dilakukan oleh Junta Milter Myanmar adalah pengambilalihan atau kudeta kekuasaan secara brutal dari pemerintahan yang sah, hasil sebuah Pemilu demokratis di negara Myanmar yang sedang melakukan demokratisasi hampir selama satu dekade.
Bahkan kudeta tersebut dilakukan dengan cara membatalkan hasil pemilu secara sepihak dan mencederai perjalanan demokratisasi Myanmar tersebut.
Di tengah upaya PBB dan berbagai negara yang peduli dengan keberlangsungan demokrasi di Myanmar, maka seyogyanya negara-negara ASEAN (Assossiation South East Asia Nation), turut serta memberikan dukungan kepada rakyat Myanmar untuk meraih masa depannya melalui jalan demokrasi dan penghormatan terhadap hak-asasi manusia.
Demikian juga Indonesia sebagai negara yang sedang menempuh jalan demokrasi, sudah menjadi kewajiban untuk mendukung pemenuhan hak-hak warga negara melalui jalan demokrasi.
Kami memandang :
1. ASEAN yang didirikan dengan nilai nilai luhur, kadaulatan rakyat dan demokrasi setiap negara anggotanya, sudah sewajarnya jika melakukan solidaritas dan mencari pemecahan terbaik untuk kemelut yang terjadi akibat perebutan kekuasaan sepihak oleh militer di Myanmar tersebut. Sehingga keselamatan dan masa depan rakyat Myanmar, juga setiap anggota negara ASEAN perlu menjadi konsep bersama seluruh negara ASEAN.
2. Myanmar juga menyisakan berbagai persoalan dalam negeri dengan dugaan tindak kekerasan terhadap kemanusiaan. Seperti kasus kekerasan dan dugaan genosida terhadap minoritas Rohingnya di Rakhain State. Kasus-kasus kekerasan lain terhadap suku minoritas seperti Suku Karen, San dan Kachin, semua merupakan bagian dari buruknya hubungan militer dan rakyat Myanmar. Dalam hal ini, seharusnya ASEAN menggunakan momentum ini untuk menekan Junta Militer Myanmar untuk menghormati hak-hak seluruh rakyat Myanmar termasuk minoritas Rohinggya.
3. Rencana pertemuan pimpinan negara-nagara ASEAN di Jakarta yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, seyogyanya menjadi forum untuk mencari solusi atas tindak kekerasan terhadap kemanusiaan dan demokrasi di Myanmar. Korban rakyat sipil yang mencapai ratusan korban jiwa dan dugaan ribuan orang yang ditahan rejim junta militer Myanmar seharunya menjadi catatan kritis. Sehingga tidak selayaknya pertemuan pimpinan ASEAN tersebut, menyertakan rejim yang dianggap bermasalah dari sisi kemanusiaan dan demokrasi .
4. Dalam rangka mengritisi dan menyerukan penghormatan terhadap hak-hak rakyat Myanmar, maka kami mengganggap penting untuk melakukan konferensi dan diskusi media. Untuk menyikapi rencana kedatangan unta militer Myanmar yang akan dilaksanakan d Jakarta dalam rangkap pertemuan tingkat tingga ASEAN tersebut, sekaligus sebagai penolakan atas kedatangan jungta militer Myanmar yang telah merampas demokrasi rakyat Myanmar dan melakukan kekerasan terhadap kemaniusiaan di Myanmar.
1. Yus Fitriadi (DEEP)
2. Jeirry Sumampouw (TEPI)
3. Kaka Suminta (KIPP)
4. Ray Rangkuti (LIMA)
5. Dahlia Umar (Netfid)