Bogor, Visinews.net – Yayasan Visi Nusantara Maju Menggelar Tadarus Kebangsaan dengan tema ” Sistem Pendidikan Indonesia, Dulu hingga Kini: Tradisional – Manual ke Modern Digital” pada sore kemarin, Jum’at (8/5).
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat begitu penting. Sebuah bangsa bisa dilihat maju atau tidaknya itu dapat terlihat dari sistem pendidikannya. Para Tokoh kebangsaan juga bisa memimpin bangsa ini karena pendidikannya. Oleh karena itu, Yayasan Visi Nusantara Maju mengundang sejumlah tokoh pendidikan Kabupaten Bogor untuk berdiskusi secara online melalui zoom meeting untuk membahas problematika apa saja yang ada dalam Pendidikan Indonesia dan menemukan solusinya.
Para tokoh tersebut adalah Bapak Ridwan Muhibi (Anggota DPRD Kabupaten Bogor Komisi IV), Bapak Arsyad Djamaludin (Peneliti Senior), dan Ibu Heni Rustiani (Aktivis/Praktisi Pendidikan Kabupaten Bogor) yang berperan sebagai narasumber pada tadarus kebangsaan kali ini. Peserta diskusi juga hadir yang terdiri dari beberapa kalangab dari mulai para ketua lembaga hingga aktivis kepemudaan.
Ridwan Muhibi menjelaskan beberapa persoalan pendidikan yang menurutnya sangat penting adalah masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitasi memadai. Apalagi di era sekarang, semua hal serba online.
“Beberapa problem sudah sempat saya advokasikan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Hal-hal yang saya advokasikan meliputi tunjangan guru yang harus diperhatikan,” pungkasnya.
Anggota legislatif itu juga selalu membuka pintu bagi para praktisi pendidikan jika ingin berdiskusi untuk menyalurkan aspirasinya.
Dalam kesempatan yang sama, Arsyad Djalamaludin yang merupakan peneliti senior di bidang pendidikan mengungkapkan beberapa aspek yang harus dicapai dalam bidang pendidikan di antaranya mutu/kualitas, fasilitas, dan moral/karakter. Menurutnya jika aspek-aspek tersebut jika sudah dimiliki dengan baik maka kemajuan pendidikan sudah bisa terlihat.
“Dapat kita lihat dan rasakan sekarang ini masih ada sekolah yang belum memiliki fasilitas yang cukup baik. Kemarin, saat ujian sekolah dilaksakan secara online masih banyak siswa yang merasakan kesulitas karena terkendala alat (ponsel/laptop) dan sinyal,” tutur Arsyad.
Peneliti itu menyampaikan, hal ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk dapat mendukung perkembangan pendidikan dengan mengikuti trend yang ada. Menurutnya, trend online menjadi hal yang cukup penting karena harus dibahas dampak positif dan negatifnya.
Masih dalam momen yang sama, Heni Rustiani, Aktivis Pendidikan Kabupaten Bogor menjelaskan problematika pendidikannya secara empiris. Dari mulai tunjangan guru swasta yang harus diperhatikan hingga problem belajar /ujian secara online.
Menurut Heni pembelajaran secara online itu memiliki banyak kekurangan. Bagaimana tidak, selama Covid-19 mewabah, Heni menerapkan apa yang menjadi instruksi pemerintah yaitu pembelajaran online, namun hal ini ternyata tidak menjamin kelancaran siswa dalam mencapai itu. Selain itu juga, di tahun lalu masih ada sekolah yang izin menumpang ke sekolah yang lain untuk melaksanakan UNBK dikarenakan tidak memiliki perangkat komputer dan penunjang lainnya.
“Ada beberapa sekolah yang bahkan siswanya yang harus menginap karena jauhnya jarak sekolah tempat menumpang ujian itu, sementara sekolahnya belum memiliki perangkat untuk melakukan UNBK secara mandiri,” ujar Aktivis Pendidikan itu.
Heny menuturkan masih banyak sekolah yang belum siap melaksanakan program pemerintah yang berbasis internet. Semisal UNBK yang tergambar di tahun sebelumnya ataupun program pemerintah yg berbasis digital lainnya. Karena sekolah yang terletak di daerah pedalaman masih jauh dari akses internet serta kemampuan SDM yg belum mahir dalam menggunakan perangkat digital.
Ini menjadi perhatian bersama khususnya pemerintah dalam mengatasinya. Karena mau bagaimana pun, kemajuan zaman berkembang secara cepat dan kita harus bisa mengikutinya. Karena ke depan pasti baik itu pembelajaran atau ujian di sekolah akan selalu melibatkan digitalisasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Di akhir diskusi, Yusfitriadi, Ketua Yayasan Visi Nusantara menyimpulkan bahwa tadarus kebangsaan dengan tema pendidikan kali ini harus menjadi buah pemikiran bersama yang nantinya direkomendasikan kepada pemerintah setempat untuk memberikan solusi terhadap problematika yang selama ini ada.
Beilau juga mengucapkan terima kasih secara khusus kepada para narasumber yang sudah berkenan memberikan pengetahuannya kepada para peserta diskusi online kali ini. (NG/Visinews.net)