Oleh: Naotalia Apapyo
Halo para ayah, dan bunda? Sudahkah hari ini kalian memeluk putra-putri tercinta? Bersyukurlah bagi kalian yang sudah melakukannya. Kesibukan bekerja seringkali menjadi penghambat kita sebagai orang tua untuk mencurahkan kasih sayang kepada buah hati. Ada saja tagihan pekerjaan yang menguntit kita. Saking banyaknya, sering terjadi waktu untuk keluarga, terutama buah hati, menjadi tersita.
Tujuan utama bekerja adalah untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga (termasuk anak tentunya). Namun, pekerjaan justru sering menjadi penyebab berkurangnya porsi kebersamaan kita bersama anak. Sebuah kenyataan yang kontradiktif tentunya. Di satu sisi bekerja untuk memenuhi kebutuhan, di sisi lain ada yang harus dikorbankan.
Keberuntungan dimiliki oleh orang tua yang bisa bekerja, tapi tetap memiliki porsi kebersamaan dengan buah hati yang besar. Sayang, hal seperti ini tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Ada sebuah kisah tentang seorang anak yang rela menabung, semata demi membeli waktu ayahnya. Sang anak menanyakan berapa gaji yang diterima si ayah. Ayahnya tanpa sadar menyebutkan sebuah nominal yang cukup besar. Berharap sang anak senang mendapati gaji ayahnya besar.
Alih-alih bahagia, justru sebuah kenyataan pahit diterima si ayah. Perkiraan si ayah, sang anak akan merasa gembira mengetahui gaji ayahnya besar. Artinya kebutuhan, bahkan keinginannya akan dapat terpenuhi dengan gaji tersebut. Namun, faktanya justru si anak menyodorkan uang yang kurang lebih bernilai sama dengan gaji ayahnya. Apa yang dikatakan? “Ayah, ini aku ada sedikit uang. Barangkali aku bisa membeli waktumu barang satu jam dengan uang ini. Aku ingin bermain bersamamu. Uang ini adalah pengganti dari gajimu di perusahaan.”
Bagaimana perasaan Anda jika ada pada posisi si ayah? Tak perlu dijawab. Namun, renungkanlah. Anak pada dasarnya membutuhkan kasih sayang kita sebagai orang tua, melebihi kebutuhan materinya. Anak, dalam hal ini usia balita, masih sangat ingin berdekat-dekat dengan ayah ibunya. Meminta gendong, bermain, bercanda, dan hal-hal lain yang tidak akan pernah terulang di usia dewasa mereka.
Begitu berharganya waktu bersama anak, harus kita sadari dengan sepenuh hati. Di balik segala kesibukan, kita harus mampu meluangkan waktu untuk membersamai anak-anak kita. Quality time orang menyebutnya. Berikan bahu kita untuk mereka naiki. Berikan punggung kita saat mereka meminta gendong. Turuti permainan apa yang mereka inginkan. Buatlah mereka tertawa lepas, melepaskan kerinduan yang tertahan oleh segala kesibukan kita. Yakinlah, masa-masa itu, amatlah indah tidak hanya di waktu ini. Masa-masa itu akan kita rindukan di hari depan. Hari-hari di mana anak tak akan lagi meminta gendong. Hari di mana anak akan lebih suka bermain bersama teman-temannya. Masa di mana anak-anak kita menempati posisi sebagai orang yang sibuk sebagaimana kondisi kita saat ini.
Anak adalah amanah dari Allah Swt yang paling berharga. Sebuah anugerah yang tiada terkira bagi kita, dipercaya mengemban amanah tersebut. Cukupi kebutuhan kasih sayang mereka. Biarkan mereka meluapkan segala keinginan kepada orang tuanya. Sebenarnya, yang demikian ini adalah sebuah siklus kehidupan. Dulu kita pun selalu bermanja ria dengan ayah ibu kita. Kini, mengapa kita tidak memposisikan diri sebagaimana orang tua kita dahulu memberikan waktunya kepada kita?
Jangan sampai terlambat, hingga kita kehilangan masa-masa indah ini. Berikan pelukan paling hangat, karena dengan itulah, kasih sayang hakiki mengalir untuk sang buah hati. [WM]
Sumber: pexels.com