BOGOR – Pemuda dan pelajar di Kota dan Kabupaten Bogor diimbau memiliki kesadaran untuk tidak merokok sekaligus mendukung kampanye anti rokok yaitu #rokokharusmahal.
Kegiatan kampanye tersebut diselenggarakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota dan Kabupaten Bogor, di Taman Kencana Kota Bogor, Minggu (13/10), dihadiri puluhan pelajar, umumnya perempuan.
Aktivis dari Gerakan Muda Framework Convention on Tobacco Control (GM-FCTC), Margianta Surahman, menuturkan bahwa perokok di tingkat anak dan remaja di Indonesia sudah sangat signifikan.
“Dari data yang saya kumpulkan, pada anak dan remaja usia 10 hingga 18 tahun, ada sekitar 7,8 juta jiwa yang menjadi perokok. Sedangkan, anak usia di bawah 10 tahun, juga sudah ada yang menjadi perokok,” katanya.
Menurut Margianta, dari hasil kajian GM FCTC, salah satu faktor pendorong anak dan remaja menjadi perokok adalah, meniru dari lingkungan sekitar serta iklan rokok.
Karena itu, kata dia, langkah-langkah yang dilakukan GM FCTC adalah, mendesak Pemerintah untuk menaikkan cukai rokok sampai di tingkat maksimal yakni 57 persen.
“Cukai rokok di Indonesia saat ini sekitar 30-an persen,” katanya.
Margianta menambahkan, GM FCTC sudah menyampaikan proposal kepada pemerintah menaikkan cukai rokok, tapi janji pemerintah untuk menaikkan cukai rokok pada 2018, belum dilaksanakan.
“Harapan kami, Pemerintah utamakan aspirasi rakyat, jangan hanya menyampaikan pernyataan politis”, tandasnya.
Langkah lainnya, kata dia, mengajak pelajar dan pemuda untuk menolak iklan rokok di sekitar lingkungan sekolah serta membangun kesadaran kepada pelajar untuk tidak merokok.
Sementara itu, Ketua IPM Kota Bogor Muhammad Danu menjelaskan bahwa IPM Kota Bogor sudah melakukan kampanye anti rokok di kalangan pelajar Kota Bogor.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, untuk tidak merokok, terutama di lingkungan sekolah”, jelas Danu.