BOGOR, VISINEWS – Rabu, 01 Desember 2020 pagi, awal tahun baru yg berbeda dari euforia pergantian tahun baru bagi warga . Karena mereka yg rumahnya dekat di sekitar sungai cidurian terkena dampak ngamuknya sungai cidurian dengan kehilangan harta benda dan nyawa yaitu desa Jasinga, desa Sipak, desa Kalong Sawah, desa Koleang. dan desa lainnya yg berada di sekitar kecamatan Jasinga.
Dengan rasa peduli, PCM Jasinga terpanggil untuk melakukan aksi kemanusiaan bagi warga yg terkena bencana ngamuknya sungai cidurian.
Rasanya sudah tidak terhitung berapa banyak kepala keluarga yang harus kehilangan tempat tinggal, harta benda, pekerjaan, gagal panen, dan bahkan anggota keluarganya. Tidak itu saja, bencana juga menghadirkan trauma yang mendalam bagi korbannya.
Termasuk warga kecamatan Jasinga dan sekitarnya yang trauma dengan bencana susulan berupa banjir, karena ekstrimnya cuaca saat ini.
Rentetan musibah di negeri ini mengharuskan semua orang siap menghadapi bencana. Mengingat, bahwa masih ada sungai-sungai yang berpotensi menghadirkan bencana. Maka dari itu, PCM Jasinga beserta ortomnya turun aksi untuk menggalang donasi untuk para korban banjir di wilayah kecamatan Jasinga. Dalam menghadapi rangkaian bencana inilah komitmen PCM Jasinga terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Jika merujuk pada kejadian sebelumnya, sebagai bangsa, kita selayaknya berbangga. Tampak sekali bahwa nilai-nilai kegotongroyongan, kebersamaan, kedermawanan, dan empati sosial masih terjaga.
Tengoklah komitmen kemanusiaan saudara kita ketika terjadi musibah yg pernah terjadi di bangsa ini. Semua elemen masyarakat terkhususnya PCM Jasinga dan ortomnya seperti tanpa komando melakukan aksi kemanusiaan.
Tanpa pamrih mereka menyumbangkan apa pun yang dimiliki untuk meringankan saudaranya yang tertimpa musibah. Kita juga menyaksikan turun langsung membantu korban bencana.
Berbagai kelompok anak muda mengumpulkan bantuan dari sumbangan pengguna jalan salah satunya pemuda muhammadiyah jasinga. Bahkan siswa dari sekolah yg kami sebut IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) Jasinga juga turut menggalang aksi donasi utk korban bencana dengan tulus. Reaksi spontan berbagai elemen masyarakat menunjukkan betapa budaya gotong-royong yang menjadi ciri khas bangsa tidak tergerus oleh zaman.
Bencana alam juga telah menjadi media kelompok elite dan aktivis partai politik (parpol) untuk meraih simpati rakyat. Hampir semua parpol dan elite turun gunung untuk menunjukkan empatinya. Bahkan tidak jarang kita melihat ada aktivis parpol yang hilir mudik membawa bendera dan aksesori partainya sekadar untuk menunjukkan komitmen kemanusiaan mereka kepada rakyat yang sedang ditimpa musibah.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bencana alam merupakan tragedi kemanusiaan. Bencana alam tidak pernah pandang bulu. Bencana alam menerjang semua orang, tidak peduli etnik, agama, kaya dan miskin, pribumi dan nonpribumi, orang baik dan orang jahat, anak-anak dan orang tua, serta laki-laki atau perempuan.
“Tapi kami dari Muhammadiyah peduli sesama menggelar aksi kemanusaiaan kapanpun”, Ujar Sekretaris PCM Jasinga, Rusli atau yang biasa disapa Kang Lili.
“Terimakasih kami ucapkan pada dermawan yg telah membantu berbagi donasi untuk korban bencana di wilayah Jasinga”, tambahnya.