Oleh:
Siti Rohmayanti
(Sekbid. Keilmuan & IMMawati PC IMM Bogor)
Perempuan selalu menjadi garda terdepan dalam suatu perjuangan, sebelum kemerdekaan Indonesia pun perempuan sudah menyumbangkan banyak fikiran, tenaga, dan materi. Bagaimana tidak? Perempuan harus sanggup menjaga stabilitas ekonomi dalam keluarga ketika suami suami mereka pergi untuk berperang melawan penjajah. Perempuanpun harus bisa mendidik dan membesarkan anak anaknya di rumah dengan berbagai kemampuan yang dia miliki, karena perempuan adalah seseorang yang akan menjadi ibu dan sekolah pertama untuk anak-anaknya. Maka keresahan ini muncul dari seorang perempuan dari jepara jawa tengah, yang berani melawan ketimpangan gender dan menjunjung hak hak perempuan agar memiliki kebebasan belajar dan berperan seperti halnya laki-laki.
Revolusioner dunia dan menjadi orang paling berpengaruh hingga saat ini adalah seseorang yang memperjuangkan hak hak perempuan. Membebaskan perempuan dari ketertindasan, diskriminasi dan marginalisasi. Sosok terbaik dalam segala aspek kehidupan. yang selalu di rindukan oleh pengikutnya hingga saat ini, dan seseorang yang selalu mendoakan kita sebagai umatnya hingga di akhir hayatnya, Rosulullah SAW Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.
Menghadirkan kembali jiwa-jiwa kartini masa kini dengan hadirnya perempuan perempuan yang mampu berperan dalam berbagai aspek kehipan. Perempuan yang menjadi tiang dalam kebangkitan suatu generasi tidak bisa di posisikan sebagai manusia kelas dua. Mengambil peran dan beramal nyata dengan sebuah karya adalah salah satu cara agar dunia dapat menghargai kita.
Jika sebelum kemerdekaan ada RA Kartini dari jepara yang ingin menjungjung tinggi hak hak perempuan. Di aceh ada cut nyak dien yang berani mengangkat senjata demi kemerdekaan, dan di kauman Yogyakarta ada siti walidah yang ingin mencerdaskan serta memberdayakan perempuan perempuan sekitar. Maka hari ini harus terlahir kembali sosok perempuan yang menjadi inspirasi dan pelopor pergerakan di daerah daerah sekitar tempat kita tinggal. Merdeka hanya simbol bagi mereka yang ingin merayakan. Karena sejatinya saat ini kita masih di jajah dengan banyak hal.
Berperan dengan seimbang. Karena ranah pablik dan domestik sangat terbuka lebar. Berperan maksimal di ranah domestic sebagai pondasi sekolah pertama sekaligus harmonisasi keluarga dan spiritualitas. Berperan maksimal di ranah pablik sebagai contributor pembaharu yang hadir di setiap kejadian, karena perempuan melihat segala sesuatu dengan kejernihan hati untuk merubah anti pati menjadi empati juga simpati.
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : WAKTU MUDAMU seblum datang WAKTU TUAMU. WAKTU SEHATMU sebelum datang WAKTU SAKITMU. MASA KAYAMU sebelum datang MASA KEFAKIRANMU. MASA LUANGMU sebelum datang MASA SIBUKMU dan HIDUPMU sebelum datang MATIMU. (HR AL-Hakim). Motivasi terbesar ada pada diri sendiri, terus berkarya dan beramal nyata. Meng ugrade kapasitas diri dan hati, karena di mulai dari Rahim perempuan lah suatu peradaban di mulai.
Terlahir sebagai perempuan bukan berarti membatasi diri untuk berkarya, namun berkaryalah dengan batasan yang telah Allah tentukan.
Billahi fii sabilil haq
Fastabiqul Khaerat.