Oleh:
Firman Munandar
(Praktisi Pendidikan)
Dampak mewabahnya virus corona (Covid-19) Semakin sangat dirasakan oleh dunia pendidikan. Hal ini telah diakui oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Kamis (5/3), bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.
Di Indonesia sendiri, dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya sudah hampir satu bulan kegiatan belajar mengajar di sekolah di liburkan dan terus diperpanjang, di kab Bogor Pun perpanjangan belajar di rumah ditentukan sampai tanggal 29 Mei 2020 sesuai surat edaran yang dikeluarkan Dinas pendidilan kab Bogor No: 421/2.422-DISDIK tanggal 13 April 2020 Tentang Pelaksanaan kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid 19 , karena Hingga saat ini kondisi penyebaran virus tersebut masih memprihatinkan. Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia menembus mencapai 5.923 “Data ini dikumpulkan hingga pukul 12.00 WIB tadi. (Detiknews 17 April 2020)
Jika kondisi ini terus meningkat, maka sudah bisa dipastikan dampaknya terhadap sektor pendidikan juga akan semakin meningkat. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah efek jangka panjang. Sebab para siswa secara otomatis akan merasakan keterlambatan dalam proses pendidikan yang dijalaninya. Hal ini bisa mengakibatkan pada terhambatnya perkembangan kematangan mereka di masa yang akan datang. Apalagi jika Covid-19 ini tidak segera berakhir.
Pastinya, kondisi demikian akan mengganggu pencapaian kematangan siswa dalam meraih tujuan belajarnya, baik secara akademis maupun psikologis. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dampak psikologisnya. Siswa yang harus tertunda proses pembelajarannya akibat penutupan sekolah sangat memungkinkan akan mengalami trauma psikologis yang membuat mereka demotivasi dalam belajar.
Beberapa hari yang lalu di hebohkan oleh Video seorang anak perempuan menangis di tengah pandemi virus corona (Covid-19) viral di media sosial (Medsos). Dia merindukan sosok guru dan teman-teman sekolahnya lantaran lama tidak bertemu. Selain merindukan orang sekitar sekolah, dia ingin masuk sekolah lagi. Selain itu, dia juga mengaku ingin seperti dulu lagi.Saat kondisi Covid-19 ini para pelajar dianjurkan untuk belajar di rumah guna memutus rantai wabah. Dia tidak ingin kondisi ini terjadi lama.
Jika meihat kejadian ini berarti sudah terjadi keadaan dimana anak anak sudah mulai merasa jenuh dan mungkin stress karena terlalu lama di rumah apalagi dengan physical distancing sehingga anak tidak dapat mengembangkan rasa dan imajinasi nya ketika berada di rumah , Kasus ini mungkin hanya satu yang terlihat dan bukan tidak mungkin masih banyak anak anak yang sudah mulai merasakan kejenuhan dengan kondisi seperti ini dan apabila dibiarkan begitu saja tentunya akan sangat mengganggu psikis anak anak dan disinilah tugas orang tua memaximalkan tingkat kreatifitas dan inovasi untuk menciptakan suasana yang menyenangkan ketika anak harus berada di rumah .
Dengan kondisi seperti ini penulis mencoba menyampaikan beberapa gagasan apa saja yang harus dilakukan oleh orang tua dalam menyikapi sikap dan perasaan anak yang bosan ditengah semakin mewabahnya virus covid 19 :
Yang Pertama Menjelaskan situasi :Jelaskan situasi yang terjadi saat ini pada anak mengenai social distancing dan aktivitas di rumah. Berikan pemahaman bahwa anak tetap harus belajar di rumah tentunya Sebelum memberikan edukasi pada anak anak terkait WFH (work form Home), maka orang tua perlu memahami terlebih dahulu bahwa: virus Corona ini dapat menyebabkan dampak psikologis termasuk pada anak anak. Di antara menimbulkan rasa cemas Pada anak, perilaku saat cemas dapat terlihat seperti saat mereka mengurung diri, kehilangan nafsu makan, sulit tidur, mudah marah, sulit fokus, sedih berlebihan atau merasakan psikosomatis (yaitu sakit fisik yang timbul karena kondisi psikisnya terganggu).
Dengan demikian orang tua dapat menyusun strategi yang tepat dalam mengomunikasikan Corona dan dampak-dampaknya disesuaikan dengan karakteristik anak anaknya.
Cari waktu atau kesempatan untuk menjelaskan pada anak mengenai apa yang terjadi. Uraikan dengan jelas, konkret dan mudah dipahami sesuai kemampuan berpikir anak. Hindari menakut-nakuti atau membohongi.
Berikan informasi dan komunikasikan hal-hal terkait WFH (work form Home), yang dilakukan orangtuanya kepada anak dengan cara-cara yang dapat dipahami anak. Beberapa informasi penting yang perlu disampaikan kepada anak adalah:
Sampaikan mengapa WFH (work form Home), ini perlu dilakukan oleh setiap keluarga.
Ke Dua : agar orang tua selalu aktif berkonsultasi dengan guru di sekolah. Tanyakan pada guru mengenai materi yang harus dipelajari anak, metode pembelajaran, serta tugas yang harus dikerjakan. Orang tua juga perlu berkoordinasi aktif dengan pihak sekolah Beri tahu pula perkembangan anak selama belajar di rumah agar guru dapat mengantisipasi langkah pembelajaran selanjutnya.
Ke Tiga : Buat jadwal teratur agar anak memahami Libur sekolah bukan berarti bisa berleba-leha. Kita bisa Jelaskan pada anak situasi yang terjadi bahwa sekolah tetap berlangsung dan hanya dipindahkan ke rumah. Oleh karena itu, buat lah jadwal yang teratur seperti kegiatan di sekolah.
Jadwal ini bisa mengikuti jadwal belajar anak di sekolah atau membuat jadwal belajar baru yang lebih fleksibel. Misalnya, seperti bangun pagi yang teratur, mandi, sarapan, belajar, istirahat dan bermain, dan belajar hingga waktu yang ditentukan, aktivitas bebas, mandi, dan tidur.
Beri tahu anak untuk disiplin mengikuti jadwal tersebut. Jelaskan pula orang tua akan terus memantau kegiatan belajar anak.
Ke Empat : Belajar dan bekerja bersama artinya Aktivitas orang tua yang harus bekerja dari rumah bisa digabungkan dengan belajar bersama anak. Anak akan merasa lebih adil dan terpacu untuk belajar ketika orang tua juga ikut bekerja bersama. Jangan sampai anak diminta untuk belajar tapi orang tua justru bergosip atau menonton drama atau sibuk dengan Gadget nya sehingga akan timbul perasaan anak tidak diperhatikan.
Ke Lima : bantu anak belajar untuk memahami materi yang dipelajari. Jelaskan dengan baik kepada anak tentang apa yang orang tua pahami. Jika tidak mengerti materi pembelajaran, jangan sungkan untuk bertanya pada guru atau mencari sumber yang tepat untuk menjelaskan materi pada anak saya yakin orang tua akan lebih pintar dari anak.
Ke Enam: Buat suasana yang nyaman untuk bekerja dan belajar di rumah. Beraktivitas di rumah berarti memiliki kebebasan dan keleluasaan untuk bereksplorasi. Orang tua bisa mengajak anak belajar di ruang keluarga atau pekarangan rumah dengan tempat belajar yang nyaman untuk mendapatkan udara yang terbuka , Menggunakan benda tambahan seperti bantal dan menyiapkan makanan ringan juga bisa dilakukan agar anak betah belajar.
Ke Tujuh : Selingi dengan aktivitas yang menyenangkan Agar tidak membosankan, selalu siapkan aktivitas yang menyenangkan bersama anak. Aktivitas ini dapat pula menjadi hadiah atau imbalan ketika anak menyelesaikan sebuah tugas atau materi.
Aktivitas yang menyenangkan misalnya bermain video game dan menonton film. Jangan lupa untuk mengajak anak beraktivitas fisik dan berolahraga selama berkegiatan di rumah ,orang tua juga bisa mengajak anak bercocok tanam sayur sayuran melalui media polybeg,bekas botol minuman.
Dalam Perspektif penulis , Sebagai orang tua yang mendambakan kesuksesan anaknya, harusnya dapat memberikan peran aktif pada anaknya. Seperti menjalin komunikasi dan interaksi yang yang baik, menciptakan kondisi belajar di rumah yang kondusif, mendukung bakat anak, memberikan apresiasi terhadap prestasi yang telah dicapai anak, mendampingi serta menjadi pendengar yang baik untuk anak, dengan demikian orang tua akan menjadi alasan dan faktor pendorong anak dalam proses pendidikannya, baik di rumah maupun di sekolah. Orang tua juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah guna mengetahui perkembangan belajar anaknya di sekolah.
Dengan adanya dukungan dari orang tua dan keluarga membuat anak merasa di cintai dan diharapkan, dengan demikian anak menjadi lebih semangat dalam belajar.
Dengan demikian, dalam mempelajari hal-hal yang baru, anak-anak juga akan memiliki interaksi yang baik dengan orang tuanya. Anak akan meminta pendapat pada orang tuanya apakah yang akan dipelajari tersebut memiliki dampak baik atau buruk, ini dikarenakan anak telah mempercayai orang tuanya sebagai mitranya dalam interaksi dan belajar.