Oleh:
IMMawan Iyan Andriani
(Ketua DPD IMM Jawa Barat Periode 2017-2019)
…”Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu – R.A Kartini.”
Tokoh wanita yang satu ini sangatlah terkenal di Indonesia, Khususnya dari segi Pemikiran emansipasi wanita. Dialah Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau dikenal sebagai R.A Kartini. Beliau sangat dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional yang cerdas dan gigih sebagai pejuang emansipasi wanita di indonesia serta kapiawaiannya dalam berliterasi. R.A Kartini hidupnya begitu singkat, beliau kelahiran Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 dan wafat di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904. Sekitar 24 Tahun beliau hidup, walaupun tidak panjang usia beliau akan tetapi namanya selalu harum sampai sekrang. Selain karena tanda jasa kepahlawanan dari negara indonesia,yang membuat R.A kartini besar juga karena pemikirannya yang begitu sangat berpengaruh terhadap paradigma kewanitaan di Zamannya sampai sekarang. Karena ia dilahirkan di tengah-tengah keluarga bangsawan, R.A Kartini disekolahkan oleh ayahnya di ELS (Europese Lagere School) hanya kalangan bangsawan saja yang bisa mengenyam pendidikan formal pada waktu itu. Disinilah awal pemikirannya terbentuk, beliau belajar Bahasa Belanda hingga paham dan sangat fasih berbicara dan menulis. R.A Kartini bersekolah disana hingga ia berusia 12 tahun. Sebab ketika itu menurut kebiasaan adat kala itu, anak perempuan harus tinggal dirumah untuk ‘dipingit’. Berbekal kefasihan dalam berbahasa belanda setelah mengenyam pendidikan, R.A Kartini selalu aktif dalam melakukan korespondensi atau surat-menyurat dengan temannya yang berada di Belanda meskipun ruang geraknya hanya di dalam rumah. Dari situlah akhirnya timbul rasa tertarik dengan pola pikir perempuan eropa yang beliau baca dari surat kabar, Majalah, serta buku-buku yang ia baca dalam berbahasa belanda. Tak heran jika pemikirannya sangat luas meski selalu berada di dalam rumah, karena beliau sibukkan dengan membaca dan berliterasi. Dengan Ketertarikannya dalam membaca, membuat beliau memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Pemikiran R.A Kartini memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita melihat perbandingan antara wanita eropa dan wanita pribumi. Hingga pada akhirnya ia mulai berpikir untuk berusaha memajukan perempuan pribumi, karena kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah. Selain itu, pemikirannya juga menaruh perhatian pada masalah sosial yang terjadi.
Menurutnya, seorang wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum. Selanjutnya, beberapa pemikiran yang tertuang dalam gagasan-gagasan tulisannya juga berisi tentang makna Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan, serta peri kemanusiaan dan juga Nasionalisme. Inilah yang menjadi keistimewaaan RA Kartini. Akhirnya, Konklusi atau kesimpulan akhir dari Cita-cita luhur RA Kartini adalah beliau ingin melihat perempuan-perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dengan bebas dan belajar seperti yang sudah dilakukan sekarang ini. Dan Gagasan-gagasan baru mengenai emansipasi atau persamaan hak wanita pribumi, Itu dianggap sebagai hal baru yang dapat merubah pandangan masyarakat kala itu. Muda-mudahan setelah membaca tulisan singkat ini akan lahir R.A Kartini lainnya, yang jauh lebih luas dalam menguasai ilmu dan pengembangan cakrawala berfikirnya serta dapat melengkapi pemikiran-pemikiran dan gerakan-gerakan keperempuanan di indonesia, sehingga Cita-cita besar R.A Kartini terwujud.
Billahi Fii Sabililhaq,
Fastabikul Khairaat…!!