Oleh: Heni Rustiani, M.Pd.
Pandemi COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, sudah sampai pada titik yang sangat mengkhawatirkan saat ini. Sampai artikel ini ditulis (Ahad, 29/03/2020) kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 1285 orang, dengan pasien meninggal 114 orang dan pasien sembuh 64 orang, melonjak signifikan dari sehari sebelumnya (Sabtu, 28/03/2020) yaitu berjumlah 1156 orang, dengan pasien meninggal 102 orang dan pasien sembuh 59 orang. Sedangkan data kasus Corona di kabupaten Bogor update Ahad, 29/03/2020 pk 19.00, adalah sebagai berikut: jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan): 351 orang, jumlah PDP (Pasien Dalam Pengawasan): 115 orang, Positif Covid-19: 11 orang, pasien sembuh: 2 orang, dan pasien meninggal: 1 orang, melonjak signifikan juga dari jumlah ODP sehari sebelumnya (Sabtu, 28/03/2020) yaitu berjumlah 246 orang, jumlah PDP 71 orang, positif Covid-19: 7 orang, dengan pasien meninggal 1 orang dan pasien sembuh 1 orang.
Kecemasan dan rasa was-was setiap hari meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah orang yang terjangkit virus ini. Para orang tua tentu merasakan sekali kegundahan dan kekhawatiran terhadap penyebaran virus ini terutama pada anak-anaknya, di samping itu para orangtua juga menjadi mempunyai beban dan tugas yang lebih berat karena situasi ini dalam hal pencegahan, peningkatan imunitas anak-anak dan bagaimana cara terbaik memberikan informasi, dengan tetap tenang dan produktif, mengenai wabah virus covid-19 ini terhadap anak-anak. Bagaimana komunikasi verbal yang harus dibangun dengan anak mengenai kecemasan ini dengan tetap mengacu pada prinsip perlindungan anak, pemenuhan hak-hak anak dan tetap mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak?.
Di Dalam UU 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pada pasal 56 ayat 1 dan 2 menyatakan: pasal 1; Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib mengupayakan dan membantu Anak, agar Anak dapat, a. berpartisipasi; b. bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya; c. bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan Anak; d. bebas berserikat dan berkumpul; e. bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan pada pasal 2 menyatakan: Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan dan disesuaikan dengan usia Anak, tingkat kemampuan Anak, dan lingkungannya agar tidak menghambat dan mengganggu perkembangan Anak. Hendaknya kita menselaraskan dengan apa yang sudah diamanatkan undang-undang.
Melindungi anak-anak dari berita tentang virus ini adalah hal yang sangat sulit, apalagi hal yang disembunyikannya sebesar wabah virus corona yang begitu luar biasa kejadiannya, maka sering kali para orangtua merasa lebih baik mengatasinya secara langsung, sehingga kita dapat memerangi informasi yang salah sebelum menyebar dan diterima oleh anak-anak dengan tanpa filtrasi terlebih dahulu. Pada saat ini, mereka pasti telah mendengar informasi tentang COVID-19 ini, dan seperti yang kami temukan sendiri fakta di lapangan bahwa sebagian besar anak-anak memiliki pertanyaan dan ketakutan, keheranan dan kecemasan berkumpul menjadi satu di benak mereka manakala melihat betapa para orangtua begitu keras melarang mereka keluar rumah untuk sekedar bermain bersama teman-temannya, betapa para orangtua sangat ekstra hati-hati dan ketat sedemikian rupa ketika mewajibkan mereka untuk selalu mencuci tangan bukan hanya pada saat sebelum dan sesudah makan tetapi juga pada saat masuk rumah dan bermain, dan setiap setelah memegang benda apapun di halaman rumah mereka yang selama ini bahkan di rasa tidak terlihat membahayakan sama sekali. Di sini hendaknya para orangtua bijak untuk memberikan informasi kepada anak-anaknya dengan tetap memperhatikan tingkat perkembangan usia anak sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang mengganggu perkembangan mereka.
Berbicara dengan anak-anak tentang berita yang mungkin membuat anak-anak cemas ini sangat penting, orangtua hendaknya menggunakan nada santai yang menunjukkan bahwa semua akan baik-baik saja, akan segera berlalu dan telah ditangani secara baik, bahwa ada begitu banyak dokter, ilmuwan, dan profesional kesehatan lainnya yang bekerja keras untuk membantu mereka yang sakit dan melindungi mereka yang sehat. Orang tua juga harus menyadari bahwa kecemasan anak-anak sering muncul secara tidak langsung, mereka menyembunyikan emosi ini dan belum dapat mengemukakan ketakutan dan kecemasan yang mereka rasakan terkait dengan virus corona ini. Anak-anak ini juga membutuhkan kepastian bahwa para orangtua merawat diri sendiri dan mereka dengan baik, menunjukkan keyakinan akan pencegahan dan perlindungan terhadap mereka dari virus yang berbahaya ini.
Dalam menyampaikan informasi, para orangtua hendaknya melihat usia perkembangan anak. Berbicara dengan anak-anak prasekolah kita bisa mulai dengan menjelaskan bagaimana pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan bahwa ada orang-orang yang saat ini sedang sakit, maka kita harus selalu menjaga kebersihan agar tetap sehat, dan tidak jajan sembarangan, berbeda dengan anak usia sekolah dasar yang kemungkinan besar mereka telah mendengar kata “virus corona” dan kita tambahkan penjelasannya bahwa virus ini kelihatannya menyebar dengan cepat dan menyerang semua negara di seluruh dunia. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan selalu mencuci tangan dengan cara yang benar, menjaga kebersihan dan tinggal di rumah saja, menjaga jarak sosialisasi, mau makan makanan yang bergizi (bergizi tidak harus mahal), sambil meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja dan ajarkan mereka untuk selalu berdoa agar musibah ini segera berlalu. Untuk anak-anak yang lebih besar, pastikan mereka memahami fakta tentang penyakit yang mewabah ini dan katakan bahwa kita dalam kondisi yang serius, tetapi jangan lupa untuk selalu membangun rasa optimisme dan ajarkan mereka selalu berfikir positif pada keadaan ini, selanjutnya orangtua dapat mengajak mereka untuk bersama-sama melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan hal-hal yang produktif selama hari-hari #dirumahaja ini. Hal lain yang juga sering dilupakan para orangtua bahwa kita tidak harus memarahi anak-anak jika mereka menyentuh mata, hidung, dan mulut yang mana hal itu membantu penyebaran kuman. Kita hanya harus selalu memberi pemahaman bahwa sering mencuci tangan dan berusaha tidak menyentuh wajah, dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh wajah akan membantu kita tetap sehat.
Berfikir positif, tidak panik, tetap tenang dan produktif, terus bimbing anak-anak belajar dan berdoa, berusaha selalu menciptakan suasana yang menenangkan dan menyenangkan, hindarkan anak-anak dari informasi yang menganggu dan yang tidak benar, memastikan anak-anak terjaga imunitasnya, mengajak mereka menjaga kebersihan dengan cara yang menyenangkan adalah hal-hal yang sangat penting terus dilakukan para orangtua pada kondisi ini. Akhirnya hanya kepada Allah jualah kita memohon pertolongan dan perlindungan dari segala marabahaya dan dari kejahatan segala mahluknya.