Oleh:
Iqbal Muhajirin
(Kabid. Lingkungan Hidup DPD IMM Jawa Barat)
Tidak dapat lagi dipungkiri bahwa musuh nyata masyarakat adalah sampah. Sampah seakan tidak pernah akan habis diuraikan permasalahannya. Setiap hari akan dibanjiri sampah diberbagai wilayah, kota dan desa. Sampah menjadi sesuatu yang menjijikkan bagi manusia. Tapi tidak untuk para pemulung. Baginya sampah menjadi makanan dan alat untuk bertahan hidup.
Pemulung merupakan bagian dari anggota masyarakat, mereka semua dengan anggota masyarakat lainnya yang berusaha bakerja mencari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap hari dari pagi sampai siang mereka mencari barang-barang bekas dari tempat-tempat pengumpulan sampah, memilah-memilah kerdus dijual kepada penampung untuk mendapatkan sejumlah uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bahkan di samping tumpukan sampah mereka menenun kisah hidupnya yang pilu. Adakah negara dan kita peduli? Bisa jadi tidak ada, karena mindset kita terlanjur memvonis begitulah jalan cerita takdir. Mau tidak mau, harga mati harus diterima dan dijalani.
Bila manfaat kehadiran para pemulung dirincikan, barangkali kita akan memahami arti kehidupan. Pemulung bekerja setiap hari tanpa memikirkan untuk apa hidup ini, mau jadi apa dan harus bagaimana bila ekonomi melemah atau apapun permasalahan negara yang melanda. Hidup pemulung hanya sebatas memikirkan bagaimana cara supaya mendapatkan sampah yang laku dijual.
Para Pemulung kesulitan bekerja di tengah kondisi seperti saat ini dan mereka merupakan golongan rentan tertular virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut. Karantina wilayah dengan adanya pandemik Covid-19 para pemulung kebinngungan dengan adanya karantina wilayah karna hampir semua desa menutup jalan, daya imun tubuh harus tetap dijaga agar mereka tidak dapat gampang terserang penyakit. bagaimana mereka melangsungkan hidup dikala mata pencaharian mereka di kurung dalam lingkaran wilayah, walapun pemerintah mengeluarkan program Bantuan Langsung Tunai dan Program Keluarga Harapan masih kurang tepat sasaran. Jikapun mereka tetap bekerja, siapa yang patut disebut sebagai pahlawan dalam hal ini? tentu mereka-mereka yang penuh dengan ketulusan. Seakan kita dan negara ini menutup mata, kesejahteraan yang dijanjikan oleh para penguasa sama sekali tidak diterima para pemulung, yang hidup dalam buaian baunya sampah. Bila diuraikan apakah kehidupan mereka bahagia? Secara manusiawi mungkin bahagia sebab masih dikasih kesempatan untuk hidup. Namun dalam batinnya, tentu tidak ada yang mengetahuinya.
Di dalam Undang-Undang Dasar 1945, pemerintah dituntut untuk berlakuadil kepada setiap strata masyarakat. Kenyataannya tidak begitu. Selayaknya seorang pahlawan, pemulung harus diperjuangkan. Keberadaaan mereka yang sedikit melapangkan lingkungan kita dari sesaknya sampah. Sebab sampah juga tidak serta merta tidak berguna sama sekali. Ada yang bermanfaat untuk didaur ulang menjadi bagian kehidupan pula.
Para pemulung sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah dan juga masyarakat. Jika perlu para pemimpin suatu wilayah mendatangi langsung untuk mengulurkan bantuan kepada para pemulung itu. Mengandalkan manajemen perangkat desa hanya menyisakan ketidakadilan. Selama ini pemerataan ekonomi ataupun pangan oleh pemerintah belum dilaksanakan dengan baik dan transparan.
Selanjutnya inovasi kebijakan pemerintah bisa dijadikan alternatif. Misalnya dengan memberikan akomodasi dan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan agar para pemulung tidak gampang terkena wabah penyakit di saat mereka memungut sampah. Dengan peralatan yang menunjang dan akomodasi memungkinkan pencapaian hasil yang maksimal.
Boleh jadi mereka akan lebih ikhlas dalam bekerja. Bukan dengan iming-iming mendapatkan uang dari hasil penjualan sampah, namun menumbuhkan semangat menjaga lingkungan dari waktu ke waktu dari genangan sampah yang menggunung. Saya kira negara tidak akan rugi. Pertanyaannya adalah kapan pemerintah merealisasikan itu? Satu rakyat pun tidak ada yang mengetahui. Pemerintah hanya belum memahami, bahwa pahlawan juga bisa datang dari tempat tumpukan sampah.
Untuk itu, berharap ada uluran tangan pemerintah dan pihak lainnya agar membantu meringankan kedidupan mereka. Melihat Setiap hari dari pagi sampai siang mereka mencari barang-barang bekas dari tempat-tempat pengumpulan sampah. Uluran tangan kalian sangat berharga untuk mereka #SembakoUntukPahlawahLingkungan.