Bogor, Visinews.net – Democracy and Electoral Empowerment Partnership atau yang kerapkali disingkat dengan DEEP Indonesia melakukan pergantian kepengurusan sebagai bentuk regenerasi kepemimpinan dari Yusfitriadi kepada Neni Nur Hayati pada hari Jumat (5/8) secara virtual.
Kini, posisi Yusfitriadi atau Kang Yus diamanahkan sebagai Dewan Pembina DEEP Indonesia. Perombakan kepengurusan ini dilakukan sebagai wujud implementasi nilai-nilai demokrasi di internal lembaga yang fokus terhadap isu demokrasi, pemilu, kebijakan publik serta menyangkut keberpihakan perempuan dan anak.
Neni Nur Hayati menuturkan, perlu kita semua ketahui lembaga ini resmi berdiri pada 8 Agustus 2018, yang lahir untuk menjawab kesenjangan antara harapan demokrasi dengan realitas demokrasi yang terjadi di Indonesia.
“Karena sudah saatnya berbagai isu demokrasi menjadi milik publik, bukan hanya milik segelintir elit politik. Terlebih pada era transformasi teknologi yang demikian massif, berbagai macam hal informasi termasuk informasi politik dan demokrasi akan mudah dan cepat dikonsumsi oleh publik. Kedewasaan dan kecerdasan publik dalam merespon berbagai informasi politik dan demokrasi merupakan kunci dalam penguatan kualitas demokrasi di Indonesia,” tutur Direktur DEEP Indonesia Neni Nur Hayati, Minggu (7/8).
Neni juga menjelaskan, adapun tujuan dari lembaga ini didirikan adalah sebagai wadah untuk menghimpun gagasan konstruktif masyarakat sebagai upaya memberikan kontribusi dalam penguatan nilai-nilai luhur demokrasi demi terwujudnya pemilu yang berkualitas dan mendorong penguatan sumber daya bangsa Indonesia dalam menegakan prinsip-prinsip demokrasi dan pemilu sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Neni, lebi lanjut mengatakan, selain itu, tujuan lainnya adalah membentuk dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan berwawasan luas, cerdas, beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, melalui polarisasi demokrasi yang berkemajuan dan pelaksana pemilu yang berkeunggulan, sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan modern serta mengawal isu-isu yang berkaitan dengan perempuan dan anak.
“Saat ini, telah terbentuk relawan DEEP di 27 Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat yang ikut serta terlibat dalam mengawal proses demokrasi prosedural pada Pemilu Serentak 2019 serta Pemilihan Serentak Lanjutan 2020 di Jawa Barat. Pengawalan yang dilakukan oleh DEEP tidak hanya pada hajatan lima tahunan belaka, tetapi juga pasca electoral itu digelar, untuk menuju demokrasi substansial. Ada lima hal yang menjadi fokus isu utama DEEP yakni Voters’ Education (pendidikan pemilih), Election Monitoring (Pemantauan Pemilu), Research and Study (Kajian dan Penelitian), Affirmative Action and Advocacy (Pembelaan dan Adokasi) serta Media Dissemination and Data Base (Media Informasi dan Basis Data),” tandasnya, Minggu (7/8).
Neni mengatakan, meski lembaga ini masih berusia seumur jagung, namun berupaya untuk dapat melakukan kajian, riset, advokasi, pemantauan dan pendidikan pemilih. DEEP telah menyelenggarakan Kursi (Kursus Kepemiluan dan Demokrasi) di 27 Kabupaten/Kota dengan alumni sekitar 15.000 orang. Karena masih ada keterbatasan sumber daya, maka hanya bisa melakukan pemantauan di Provinsi Jawa Barat saja.
“Rencananya, tahun 2022 akan membuka relawan DEEP di provinsi dan Kabupaten/Kota diluar Jawa Barat. Beberepa hasil riset dan kajian yang telah dilakukan diantaranya mengenai pelaksanaan Pemilu 2019, kajian managemen logistik, partisipasi pemilih milenial, dana kampanye pemilu 2019, advokasi terhadap kasus kekerasan kepada perempuan dan anak dan lain-lain,” kata Neni.
Lanjut Neni, peluang dan tantangan demokrasi yang akan dihadapi semakin berat, apalagi menjelang Pemilu Serentak 2024. Untuk itu, di bawah kepemimpinan Neni Nur Hayati sebagai Direktur DEEP berkomitmen menjaga produktifitas yang telah DEEP lakukan serta melakukan inovasi dan kreatifitas guna mampu menjawab tantangan demokrasi yang akan datang. Di samping itu, Neni juga akan memperkuat sinergitas dan kolaborasi dengan stakeholder terkait termasuk juga jaringan masyarakat sipil lainnya untuk dapat menjaga pemilihan yang berkualitas dan berintegritas dalam upaya menjaga khittah demokrasi.
Dalam waktu terdekat, perempuan yang kerapkali disapa Neni akan “ngabret” melaksanakan dan melaunching beberapa program baru menjelang persiapan Pemilu Serentak 2024. Selain itu juga Neni juga memiliki komitmen kuat untuk menjaga DEEP sebagai organisasi masyarakat sipil yang transparan, akuntabel dan independen serta senantiasa membangun gagasan konstruktif dan kritis atas respon terhadap isu-isu krusial yang terjadi. Neni juga tidak sendiri, tetapi juga didukung oleh struktur dan personalia di DEEP yang masuk dalam generasi milenial. Oleh karenanya, dengan kekuatan yang dimiliki Neni yakin bisa membawa lembaga DEEP untuk bisa lebih progressif lagi.