BOGOR, VISINEWS. NET – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan publik usai mempertanyakan sumbangsih generasi milenial terhadap negara selain melakukan demonstrasi.
Megawati menyinggung generasi milenial, dalam hal ini para pelajar dan mahasiswa yang menyuarakan protes ke jalanan. Hal itu disampaikan Mega bertepatan Hari Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Pernyataan itu ia lontarkan usai terjadi gelombang demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di sejumlah wilayah Indonesia.
Ia pun mengungkapkan telah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo agar tidak memanjakan milenial.
Hal tersebut mengundang nada Kecewa Milenial terhadap Mantan Presiden RI tersebut. Misalnya Presiden Mahasiswa Universitas Nusa Bangsa, Arisman.
” Pertanyaan dan pernyataan ibu megawati sebenarnya itu menjadi jawabannya ibu sendiri. Pertama, kita sudah sepakat kehidupan berbangsa dan bernegara kita hidup di Tanah Indonesia. Kita sepakat Hidup Berdemokrasi, begitu juga sistem berpolitikannya. Disitu sudah tuntas dan jelas. Terkait demo itu sebuah perjalanan demokrasi yang di ikat oleh pancasila. Jadi sebagai penentu kebijakan di ranah yudikatif, eksekutif, dan legislatif harus menerima.”tutur Arisman kepada Visinews. Net, Sabtu (31/10/2020).
Ia juga berharap pemerintah dapat mengakomodasi hal- hal yang di butuhkan agar semua elemen bisa mengambil peran dengan baik.
“Berbicara kontribusi Milenial kalau cara pandang saya, kami tentu hadir juga turut berkontribusi dalam pemberdayaan dan akademisi. Pemberdayaan dan akademisi merupakan poin terpenting yang membuat suatu negara bisa berbicara ilmiah secara data dan penelitian. Tentu semuanya pasti berkontribusi, mungkin pemerintah bisa mengakomodasikan lagi hal-hal yang menjadi kebutuhan biar semuanya bisa mengambil peran dengan baik.”
Ketua Umum PC IMM Bogor, Muhamad Yunus juga mengungkapkan bahwa Milenial sepakat Demo adalah bagian daripada bentuk kepedulian terhadap rakyat, jangan sama kan antara demo dengan sumbangsih milenial.
” Karena sejauh ini, pemerintah pun gagap dalam mengapresiasi karya-karya pribumi, terlebih anak-anak milenial nya. Untuk sampai ke aksi, mahasiswa melewati beberapa tahapan, diantaranya kajian ilmiahnya itu sendiri. Sehingga, sebelum melakukan aksi mahasiswa semisalnya, selalu menempuh orientasi apa yang menjadi yang terjadi di pemerintahan kita sekarang.” Ucapnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (31/10/2020).
” Secara prinsip milenial akan terus berkarya dengan potensinya masing-masing. Namun di balik itu semua, seharusnya pemerintah memberikan nafas segar untuk terus mendukung para milenial, bukan secara tidak langsung mematahkan semangat temen-temen milenial.” Lanjutnya.
Yunus berharap agar pemerintah dan milenial dapat berbanding lurus antara karya milenial dan kerja nyata pemerintah untuk kemudian sama-sama membangun bangsa Indonesia, Bukan malah saling serang balik seperti ini.