(Oleh: Rani Guru SMPN 7 Tambun Selatan)
Masa pandemi Covid 19 memang memberikan tantangan yang sangat berat dalam bidang pendidikan. Guru tidak hanya memikirkan cara penyampaian materi dan pencapaian tujuan pembelajaran, tapi juga harus memikirkan tentang memastikan materi tersampaikan pada peserta didik sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Masa pandemic COVID 19 memaksa guru untuk bekerja lebih giat dalam baik dalam perencanaan, pelaksanaan, penilain dan evaluasi.
Perencanaan yang baik sehingga peserta didik merasa materi yang diberikan sangat menarik.
Pelaksanaan yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mengikat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran Penilaian yang objektif dan transparan sehingga dapat memberi umpan balik yang sesuai dengan kemampuan peserta didik
Pelaksanaan evaluasi yang konsisten agar dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
Hal tersebut membuat penulis sebagai seorang guru berusaha terus melakukan terobosan dalam pembelajaran. Awal inovasi dalam pembelajaran yang dibuat adalah pembelajaran dengan menggandeng tiga aplikasi sekaligus. Aplikasi tersebut adalah google classroom, whatsapp video call dan google meet. Pembelajaran ini kemudian disebut dengan Pembelajaran tiga lapis atau disingkat dengan sebutan pembelajaran TIPIS.
Pembelajaran TIPIS adalah hasil dari sebuah pengalaman yang sangat perlu diperbaiki. Penyebaran pandemi COVID 19 pada pada awal tahun 2020 menyebabkan terjadinya pembelajaran jarak jauh.
Pada saat itu dengan pengetahuan seadanya penulis dan guru-guru di SMPN 7 Tambun Selatan mulai menggunakan Google classroom sebagai salah satu media dalam pembelajaran jarak jauh.
Tetapi penggunaaan google classroom sebagai satu-satunya media pembelajaran sangatlah kurang efisien dalam pembelajaran. Kemudian, penulis memikirkan media pembelajaran lain yang dapat dikombinasikan dengan google classroom sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penulis lalu memikirkan untuk melakukan kombinasi antara google classroom, whatsapp videocall dan google meet.
Google classroom digunakan untuk memberikan paparan materi, Whatsapp videocall digunakan untuk melatih peserta didik dalam mendalami materi. Google meet digunakan untuk melakukan penilaian, perbaikan dan pengayaan.
Tetapi, ada beberapa hal yang pada akhirnya ditemukan oleh penulis dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajarn tipis. Hal-hal tersebut diantaranya, yaitu:
- Guru merasa kewalahan ketika harus melakukan pembimbingan dengan menggunakan whatsapp videocall.
- Guru belum dapat fokus memperhatikan seluruh peserta didik yang diajar sebanyak 240 peserta didik.
- Kurangnya waktu untuk melakukan pendampingan dan bimbingan dengan whatsapp videocall.
- Setelah mempelajari temuan-temuan diatas, akhirnya penulis merasa perlu memperbaiki sistem pengelompokkan peserta didik dalam kegiatan latihan dengan menggunakan wahtsapp videocall.
Penulis memutuskan untuk mengkombinasikan model pembelajaran STAD (student team achievement division) dalam pembelajaran TIPIS sehingga muncul lah pembelajaran TILANGSTAD.
TILANGSTAD adalah singkatan dari tiga langkah student team achievement devision.
Pengertian dari Tilangstad adalah sebuah pembelajaran dengan mengkombinasikan metode 3 P(presentation, practice production), 3 media pembelajaran (google classroom, whatsapp videocall dan google meet) dan 1 buah model pembelajaran (student team achievement division atau pengelompokkan peserta didik berdasarkan pencapaiannya)
- METODE
- MEDIA
- MODEL
PRESENTATION
- GOOGLE CLASSROOM
- CLASSICAL
PRACTICE
- KALI (Kelompok lima)
PRODUCTION
- GOOGLE MEET
- KEJU(Kelompok Tujuh)
STAD yang digunakan menggunakan dua macam pengelompokan.
Pengelompokan pertama disebut dengan KALI yang merupakan singkatan dari kelompok lima. Pengelompokan kedua disebut dengan KEJU yang merupaka singkatan dari kelompok tujuh.
KALI adalah kelompok bentukan dari guru dengan memperhatikan keunggulan pencapaian peserta didik di kelas. Jadi guru memilih 5 peserta didik unggul dan menjadikan mereka ke dalam satu grup dan memberi nama grup itu dengan KALI.
KEJU adalah kelompok yang dibentuk secara acak. Satu kelompok terdiri dari 1 orang ketua kelompok yang berasal dari KALI dan 7 peserta didik lainnya yang diambil secara acak dari peserta didik di dalam kelas.
Jadi secara keseluruhan KEJU terdiri dari 1 orang ketua dan 7 orang anggota. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan dimasa pandemi.