Oleh:
Asep Saepudin
(Sekretaris PKG-P3A Visi Nusantara, Ketua PWPM Jawa Barat Bidang Dakwah dan Kajian Keagamaan)
Kini, Indonesia mulai bersiap menyambut fase new normal di tengah pandemi virus corona yang terus menginfeksi jutaan orang di dunia. Pemerintah telah menginstruksikan agar fase kenormalan baru ini dapat dipersiapkan dengan baik. Presiden Joko Widodo telah menyatakan Indonesia harus tetap produktif tetapi juga aman dari wabah penyakit infeksi pernapasan Covid-19. Selain itu, sosialisasi new normal diinstruksikan dapat dilakukan secara besar-besaran. “Saya minta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru yang sudah disiapkan oleh Kemenkes ini disosialisasikan secara massif kepada masyarakat”, kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat kabinet terbatas lewat video conference. (Kompas.com, 27/5/2020)
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal. Namun, perubahan ini ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. (Kompas.com, 20/5/2020)
New normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelumnya tidak ada di masa sebelum pandemi Covid-19. New normal adalah upaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya dalam menjalankan fungsinya. Dan new normal adalah tahapan baru setelah kebijakan stay at home dan work from home diberlakukan selama ini.
Sebagai quick respon, Seperti yang diberitakan CNN Indonesia (31/05/20), Kang Emil (sapaan akrabnya) Gubernur Jawa Barat menyikapinya dengan mengeluarkan panduan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk 30 bidang kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dalam panduan tersebut, Kang Emil membuat tabel yang berisi 30 bidang kegiatan dan pembagian zona atau level sebaran virus corona. Terdapat lima level dengan pembeda warna sesuai tingkat penyebaran wabah. Level I ditandai warna hijau, level II biru, level III kuning, level IV merah dan level V hitam. Semua ini untuk merespon setiap kemungkinan yang bisa saja terjadi setiap saat yang entah sampai kapan situasi seperti ini akan berakhir.
Demikian halnya di level lokal, Kabupaten Bogor masih harus memperpanjang PSBB sebagai buah kebijakan dari tingkat provinsi. PSBB tersebut diperpanjang hingga tanggal 4 Juni mendatang. Ini pertanda bahwa Kabupaten Bogor masih memiliki potensi kerawanan penyebaran Covid-19. berdasarkan kurva penularannya, di Kabupaten Bogor memang belum melandai. Hal ini dibuktikan dengan dengan terjadinya peningkatan penularan sejak Kamis dan Jumat kemarin sebanyak 13 pasien Covid-19 baru dalam dua hari tersebut. Jika hingga enam hari berikutnya terjadi penurunan, maka Kabupaten Bogor bisa masuk ke fase penerapan new normal yang sudah dirancang oleh pemerintah pusat. (liputan6.com, 30/05/20)
Pada hakikatnya, kehidupan ini adalah tempatnya manusia diuji dengan berbagai hal. Jadi kehidupan ini harus tetap berjalan dalam setiap kondisi dan situasi. Tidak ada alasan untuk berhenti melangkah maju, kecuali pada orang-orang yang dirundung keputusasaan dan menjauh dari Tuhannya. Ujian memang tidak pandang bulu, dia menyerang siapa saja dan kapan saja serta dalam berbagai keadaan. Sebagaimana yang telah Allah kabarkan dalam firmannya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (Q.S. Al Anbiyaa:35)
Semua orang pasti diuji, orang miskin diuji kesabaran dalam kemiskinannya, orang kaya diuji hawa nafsunya dengan kekayaannya, orang sakit diuji dengan penyakitnya pun demikian yang sehat diuji dengan kesehatannya. Semua itu Allah timpakan sebagai ujian padanya. Apakah semakin dekat dengan ketakwaan atau semakin jauh dengan kekufuran dan keputusasaan dari rahmat Allah.
Sebagaimana yang Allah firmankan, “Maha Suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebuh baik amalnya dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun”. (Q.S. Al Mulk:1-2). Yang pasti, dari hidup ini adalah hanya sementara waktu saja. Di atas kesementaraan tersebut, manusia dituntut bisa hidup efektif dan efisien. Harus mampu memanfaatkan setiap momen dan peluang untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Tidak mengisinya dengan kesia-siaan, apalagi bermalas-malasan. Karena semua ada pertanggungjawabannya kelak.
Dalam kondisi dan situasi ketidaknormalan jelang diberlakukannya pola hidup new normal ini, manusia dibuat bingung bukan kepalang. Terlebih pada urusan ibadah. Bagi umat muslim, sebagian orang bertanya-tanya dan pada akhirnya tidak sedikit mengambil kebijakan masing-masing. Apakah masih ada uzur (keringanan) untuk meninggalkan sholat jumat dan menggantinya dengan sholat zuhur di rumah? Pun sama halnya dengan berbagai sektor lainnya, seperti sektor ekonomi yang diambang kelumpuhan jika tidak disikapi secara cepat dan serius oleh pemerintah.
Yang tak kalah pentingnya juga adalah sektor pendidikan yang hingga kini masih memberlakukan aturan belajar di rumah. Hal ini untuk mengantisivasi bertambahnya korban terinfeksi positif dari kalangan anak-anak. Sebagaimana catatan dari IDN Times, sebanyak 831 anak usia 0 sampai 14 tahun tertular Covid-19 di seluruh Indonesia.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Bidang Pendidikan, Retno Lystiarti mengatakan, “Penularan virus yang mewabah itu terjadi melalui kontak dari orang tua ataupun dari keluarga terdekat”. Retno mengungkapkan, data Kemenkes menunjukan 4% kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia dialami oleh kelompok usia 0-14 tahun.
Maka, wacana new normal yang sudah disampaikan oleh pemerintah harus dibarengi dengan kesiapan alat pendukung kesehatan yang memadai dan menyeluruh di berbagai bidang kehidupan. Agar hal tersebut tidak menjadi blubder yang berakibat fatal di kemudian hari. Tetap semangat melanjutkan hidup dengan penuh kewaspadaan, kesabaran dan keyakinan bahwa Allah telah menakdirkan yang terbaik untuk bangsa dan negeri ini. Biarkan kehidupan ini memasuki fase new normal sejalan tuntutan zaman dalam roda kehidupan ini sesuai dengan kehendak takdir-Nya. Manusia berusaha semaksimal mungkin untuk meraih takdir terbaiknya yang walaupun pada akhirnya Allah jua yang memutuskan. Tetaplah behusnuzhon dan berpikir normal sekalipun dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidaknormalan.