Bogor, Visinews.net – Lembaga Studi Visi Nusantara Maju atau yang lebih dikenal sebagai LS Vinus kembali aktif mengadakan diskusi kritis, khususnya seputar potret Kabupaten Bogor.
Dalam forum kali ini, peneliti senior LS Vinus yang juga Komisioner KPU Kabupaten Bogor, Asep Saepul Hidayat menjadi narasumber dalam diskusi yang mengambil tema ‘Potret Pendidikan di Kabupaten Bogor’.
Dalam diskusi tersebut, Kang Asep sapaan akrabnya menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Situasi Pandemi memang mengharuskan semua pihak untuk cepat juga tanggap beradaptasi. Hal tersebut pun, berlaku dalam sektor Pendidikan.
Terhitung, sudah satu tahun lebih dunia Pendidikan di negara kita melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun dalam praktiknya, pengelolaan PJJ ini masih jauh dari kata optimal.
“Berbagai program pemerintah baik pusat maupun daerah perlu ada pengawalan dalam proses implementasi kebijakannya dilapangan,” ucap kang Asep dalam diskusi yang diadakan LS Vinus, Rabu (24/3/2021).
Dalam catatannya, Asep juga menyebutkan minimnya evaluasi mengenai tata kelola Pendidikan ditengah pandemi ini semakin menambah potret muram kualitas Pendidikan di Kabupaten Bogor.
“Seharusnya, ada penguatan dalam sumber daya pegajar. Karena selain siswa, Guru juga oerlu kita perhatikan. Bagaimana metode pengajaran yang efektif saat daring,” lanjutnya.
Ia juga berharap agar pemerintah memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang Pendidikan Jarak jauh tersebut. Mulai dari Gawai sampai materi pembelajaran. Dalam diskusi ini, peserta diskusi pun turut menyampaikan informasi mengenai kenadala PJJ ditempat mereka masing-masing.
Hal ini memperkuat, bahwa perlunya evaluasi dalam mengukur dan meningkatkan efektivitas kebijakan yang diterapkan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
“Saya harap, pemerintah juga memperhatikan guru-guru yang mengajar. Jangan sampaibkarena kesulitan menyampaikan materi secara daring sehingga membuat anak-anak semakin tidak paham dengan apa yang disampaikan,” ujar Asep.
Di sisi lain, Direktur LS Vinus, Ramdan Nugraha menyampaikan dari aduan yang ia terima sebagian diantaranya mengeluhkan fasilitas belajar. Tidak sedikit guru-guru menyebutkan kendala mereka dalam menerapkan Pembelajaran daring ini adalah minimnya Fasilitas.
“Aduan yang kami terima, kebanyakan siswa tidak dapat mengikuti daring secara intensif karena tidak memiliki gawai,” ucap Ramdan dalam diskusi tersebut.
Di akhir diskusi, Asep berharap setiap sekolah di Kabupaten Bogor harus memiliki Guru BK (Bimbingan Konseling). Kabupaten Bogor saat ini memang sedang melakukan uji ciba pembelajaran tatap muka.
Dengan Adanya guru BK diharapkan dapat mempercepat pemulihan psikologi siswa.