Bogor, visinews.net — Komisi Perlindungan Aanak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor sikapi data dari National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC), yang menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat keempat secara global dan peringkat kedua di ASEAN dalam hal jumlah konten pornografi yang melibatkan anak, dengan total 5.566.015 konten. Rilis data ini sangat miris dan memprihatinkan, dimana hal tersebut menggambarkan betapa daruratnya kondisi anak-anak Indonesia berada dalam lingkaran paparan pornografi. Jika hal ini tidak disikapi secara seksama, maka akan menghancurkan nasib masa depan bangsa. Karena anak-anak tersebutlah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan negeri ini.
20 tahun yang akan datang, pemerintah mencanangkan Indonesia Emas. Bahwa di tahun 2045, Indonesia akan menghadapi bonus demografi, di mana usia produktif akan mendominasi. Jika hal ini tidak dipersiapkan sedini mungkin, maka usia yang seharusnya produktif tersebut malah akan menjadi “sampah pembangunan”. Tentu ini tidak diharapkan. Anak-anak yang kini berada pada rentang usia balita hingga remaja harus diedukasi, dibimbing dan diarahkan pergaulannya, baik di dunia nyata maupun di dunia maya dengan pengawasan yang ketat agar terhindar dari paparan pengaruh pornografi yang kini berseliweran di jagad maya.
Fakta hari ini memberikan peringatan keras kepada kita selaku orang tua, maupun kepada para pemangku kebijakan, bahwa paparan pornografi yang melibatkan anak-anak ini bukan perkara spele atau main-main. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah strategis dalam melindungi anak-anak Indonesia. Gerak cepat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), peran aktif lembaga pengawas dan perlindungan anak, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat menjadi benteng kuat dalam mengimbangi derasnya arus serangan pengaruh negatif media. Peran keluarga menjadi benteng pertahanan terakhir dalam menghalau itu semua. Sehingga masifnya sosialisasi literasi digital bagi keluarga dan masyarakan menjadi sebuah keharusan.
Fakta hari ini menunjukan betapa banyak orang tua yang masih gagap teknologi, sehingga abai dalam mengontrol pergaulan anak baik di dunia nyata, terlebih di dunia maya. Maraknya kasus judi online yang melibatkan anak-anak dan jutaan konten pornografi yang beredar saat ini juga mengindikasikan lemahnya filter dari lembaga berwenang dalam menyaring, sehingga membanjirnya konten pornografi di tengah-tengah masyarakat dan anak-anak kita yang menjadi korbannya. Maka penguatan di kementerian dan lembaga berwenang harus ditingkatkan. Sinergitas antar kementerian, lembaga negara dan lembaga sosial kemasyarakatan sangat diperlukan.
Begitu juga dengan terobosan baru di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) dengan program “Tujuh Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat”, yaitu bangun pagi, beribadah, berolah raga, makan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan tidur cepat menjadi salah satu solusi terbaik dalam membina karakter anak bangsa. Namun, berbagai terobosan dan program sebaik apa pun tentu tidak akan berjalan maksimal tanpa dukungan semua pihak.
Maka, kerjasama yang baik dalam mensuport berbagai program tersebut menjadi kewajiban kita bersama. Peran para pemuka agama juga menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam membina umatnya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa. Pendidikan agama dan pendidikan karakter hendaknya menjadi priotiras di samping pengetahuan umum lainnya, karena generasi anak muda hari ini sudah semakin intens bergaul di dunia maya yang lebih banyak suguhan konten negatifnya, karena dianggap menarik dan kekinian. Sementara konten-konten pendidikan keagamaan banyak diabaikan. Tentu ini sangat memprihatinkan, sehingga menjadi tugas kita para orang tua yang harus lebih peka dalam menyikapi berbagai fenomena negatif dan perubahan karakter anak-anak kita.
Terjadinya degradasi moral yang melanda negeri ini juga patut jadi perhatian serius kita semua. Ini mengindikasikan bahwa negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Maraknya berbagai kasus korupsi, pembunuhan, perjudian, kekerasan, pemerkosaan, pornografi, penyimpangan seksual dan eksploitasi anak menjadi bukti ambruknya moral bangsa yang harus segera dibenahi. Terlebih dalam hal perlindungan anak-anak kita yang harus dicegah sejak dini agar tidak terpapar berbagai konten negatif seperti judi online dan pornografi yang menyasar anak.
Data berbagai kasus anak di Kabupaten Bogor dalam rentang waktu per Januari-Desember tahun 2024 sampai di awal Februari 2025 ini cukup tinggi, yaitu tahun 2024 di angka 84 kasus dari berbagai klaster dan tertinggi di klaster pencabulan, pelecehan dan pemerkosaan anak sebanyak 22 kasus, klaster anak dalam kondisi darurat/bencana sebanyak 14 kasus dan di berbagai klaster lainnya seperti klaster ABH 7 kasus, bullying 6 kasus, penelantaran anak 6 kasus, kekerasan terhadap anak 5 kasus dan berbagai kasus laiinya. Sementara per Januari-awal Februari 2025 ini sudah ada 14 kasus anak. Fakta ini menunjukan pada kondisi yang sangat memprihatinkan, walau di sisi lain menunjukan semakin meningkat tingkat kesadaran untuk mengadu dan berani buka suara.
Berbagai kasus tersebut sangatlah erat kaitannya dengan pengaruh paparan berbagai konten negatif yang setiap saat bersliweran di jagad maya. Seperti maraknya kasus pelecehan, pencabulan dan perkosaan anak ini juga dipengaruhi tontonan di layar digital yang kini berada dalam genggaman setiap anak-anak kita. Maka dari itu, mari kita lindungi anak-anak kita dari tontonan yang tidak bermanfaat tersebut. Kita alihkan perhatian mereka ke berbagai kegiatan fisik dengan meluangkan waktu yang berkulaitas semaksimal mungkin untuk bercengkrama di lingkungan keluarga (quality time) dan bermasyarakat. Pemerintah, pemangku kebijakan dan tokoh agama berperan dalam menggiatkan kembali kegiatan pengajian anak-anak, majelis taklim untuk orang tua serta menyediakan ruang dan taman bermain anak dan berbagai fasilitas lainnya yang melibatkan anak untuk beraktivitas fisik secara bersama-sama.
Hal ini disamping sebagai sarana untuk mengalihkan anak dari ketergantungan terhadap gadgat, juga sebagai sarana meningkatkan kreativitas anak dalam melatih motoriknya, memupuk kebersamaan, kerjasama dan persatuan di antara sesama anak bangsa sehingga dapat terbentuk mental yang tangguh dan karakter yang mulia.