Bogor, Visinews.net– Yayasan visi Nusantara Maju kembali menggiatkan tadarus kebangsaan dengan tema “Mencari Potensi Berakhirnya Korupsi di NKRI” melalui aplikasi Zoom Meeting pada sore kemarin (11/5).
Tema ini diangkat dengan tujuan untuk mengetahui kenapa banyak terjadi kasus korupsi dan bagaimana memutusnya secara tegas. Adapun narasumber yang berperan pada kesempatan diskusi ini adalah Daniel Zuchron (Peneliti Senior Sindikasi Pemilu dan Demokrasi) dan Burhanuddin (Komisioner Bawaslu Kabupaten Bogor). Kemudian yang memandu jalannya diskusi adalah Farida Laela (Aliansi Perempuan Indonesia) sebagai moderator.
Burhanuddin menjelaskan bahwa korupsi adalah sebagai sebuah penyakit, dan tumbuh subur justru saat berakhirnya Orba. Beliau mengatakan, sejak diberlakukannya UU Otonomi Daerah, potensi korupsi menjadi meningkat dan sering dilakukan oleh para kepala daerah.
“Korupsi menjadi sebuah gaya/tren dari para pejabat/stakeholders pemerintahan. Korupsi di Indonesia diawali oleh budaya paternalistis yang berkembang di masyarakat. Praktek korupsi juga diawali oleh parpol dimana partai politik merupakan alat / kendaraan bagi seseorang untuk mengakses kekuasaan negara,” tandas Komisioner Bawaslu itu, Senin (11/5).
Sementara itu, di waktu yang sama, Daniel Zuchron mengatakan, korupsi adalah persoalan elit. ” Power tends to corrupt ” di mana kekuasaan cenderung melahirkan potensi korupsi.
“Korupsi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki akses dan motif terhadap kekuasaan. Sebagaimana dalam UU No 30 Tahun 2002 tentang tindak pidana Korupsi yang menyatakan korupsi merupakan tindakan kejahatan yang merugikan keuangan negara juga terhadap hak-hak sosial masyarakat secara luas,” kata Daniel.
“Dengan demikian korupsi merupakan perbuatan/tindakan yang merusak dan tidak berdimensi hukum,” tambahnya.