Bogor, Visinews.net – Kurang lebih satu setengah bulan lagi menuju tahapan pendaftaran pasangan calon Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, akrobat Partai Gerindra Kabupaten Bogor semakin gencar.
Setelah beberapa waktu yang lalu Partai Gerindra Kabupaten Bogor menampilkan soliditasnya dengan menggelar pertemuan antara Iwan Setiawan dan Rudi Susmanto. Tak lama, selang beberapa hari mereka kembali bertemu dengan mengadirkan Fadli Zon.
Hari ini perhatian aktor-aktor politik kabupaten Bogor tertuju pada bersambangnya DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor ke kantor DPC PDIP Kabupaten Bogor. Sama dengan dua momen sebelumnya, dimana momentum tersebut juga melibatkan Rudi Susmanto.
Dalam pengamatan saya, beberapa akrobat politik Partai Gerindra tersebut merupakan momentum yang tidak bisa dipisahkan. Tidak hanya sekedar persiapan kontestasi pada pemilihan Bupati Bogor. Namun, lebih dalam dari sekedar persiapan. Sehingga momentum-momentum tersebut semakin mempertegas kristalisasi peta pertarungan pada pemilihan Bupati dan wakil Bupati Bogor.
Pertama, signal pertarungan Partai Gerindra Kabupaten Bogor sedang menabuh “genderang pertarungan”, dimana setelah partai Gerindra memenangkan Prabowo sebagai Presiden, memenangkan pemilu 2024 di Kabupaten Bogor, maka Bupati Bogor merupakan satu paket yang harus dimenangkan.
Hal itu dibuktikan dengan partai Gerindra membuka komunikasi politik kepada PDIP walaupun dalam konteks pemilihan Presiden kedua partai tersebut beda faksi.
Diawali komunikasi dengan PDIP, maka Partai Gerindra akan terus membangun komunikasi dengan Partai lain.
Kedua, signal KIM “Pecah Kongsi” di Pilkada Kabupaten Bogor
Ketika partai gerindra memposisikan “harga mati” untuk mengusung calon Bupati Bogor 2024 mendatang, kondisi ini akan berdampak dan berpotensi pecah kongsi di Kabupaten Bogor. Karena Partai Golkar sudah hampir dipastikan juga mengusung Calon Bupati. Sehingga ketika partai Gerindra dan partai Golkar sama-sama mengusung calon Bupati, maka KIM tidak mungkin tereflikasi pada Pilkada kabupaten Bogor.
Ketiga, menyampaikan pesan soliditas
Terlihat jelas, dalam tiga momentum akrobat partai Gerindra tersebut, Iwan Setiawan dan Rudi Susmanto selalu berdampingan. Hal itu jelas sedang menyampaikan pesan, siapapun yang akan direkomendasikan baik Iwan maupun Rudi, Partai Gerindra sudah siap dan solid untuk memenangkan Pilkada 2024 dengan kemenangan “hattrick”.
Namun, tentu saja kondisi-kondisi tersebut hanya mampu kita baca dalam konteks eskalasi dan dinamika politik di tingkat lokal Kabupaten Bogor. Padahal sama-sama kita tahu, pada akhirnya DPP Partai yang akan memastikan siapa dengan siapa berpasangan, partai mana dengan partai mana yang berkoalisi. Karena tentu saja bacaan dinamika politik di tingkat lokal sangat mungkin berbeda dengan skenario kekuatan politik di tingkat pusat. Termasuk PDIP apakah akan berkoalisi dengan partai Gerindra atau masuk ke gerbong kekuatan politik Jaro Ade.
Yusfitriadi (Pengamat Politik dan Kebijakan Publik)