Penandatanganan MoU Politik yang dilakukan oleh Partai Golkar, PAN dan Partai Demokrat Kabupaten Bogor untuk mengusung Ade Ruhandi atau yang akrab disapa Jaro Ade sebagai calon Bupati Bogor pada Pilkada 2024 mendatang merupakan langkah yang sangat strategis. Kesepakatan Politik bersama tersebut menggambarkan beberapa hal.
Pertama, ditengah dinamika politik Kabupaten Bogor menjelang Pilkada yang masih “cair” dan belum menunjukan bentuknya, tiga partai tersebut sudah melangkah maju dalam mengkristalisasi koalisi. Terlebih koalosi tersebut bukan “cek kosong” namun sudah mengusung figur sebagai calon Bupati pada Pilkada 2024 mendatang. Tentu hal ini akan menjadi perhatian tidak hanya struktur partai politik, namun juga perhatian publik, khusunya publik Kabupaten Bogor.
Kedua, mengamankan “tiket”. Walaupun dinamika hasil pemilihan legislatif masih terus bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK), namun andaipun hasil MK ada pergeseran, tidak akan signifikan perubahannya dari hasil penetapan suara oleh KPU. Sehingga perolehan kursi legislatif di kabupaten Bogor potensinya hanya partai Gerindra yang bisa mengusung sendiri calon Bupati dan calon Wakil Bupati. Jika melihatnya dalam perspektif perolehan kursi, sebelum menghitung perolehan suara. Dimana perolehan kursi partai Gerindra 12 kursi, 20 % sebagai syarat partai politik untuk bisa mengusung pasangan calon pada Pilkada dari seluruh jumlah kursi di DPRD Kabupaten Bogor yaitu 55 kursi adalah 11 kursi. Kesepakatan tiga partai yang mengusung Jaro Ade sebagai Calon Bupati jika perolehan kursinya digabung sudah lebih dari 20%, yakni Partai Golkar 7 kursi, Demokrat 6 kursi dan PAN 2 kursi, jumlanya 15 kursi. Sehingga Jaro Ade sudah mengamankan tiket untuk maju pada pilkada 2024 mendatang. Tinggal bagaimana bisa meyakinkan DPP ketiga partai politik tersebut untuk merekomendasikan Jaro Ade sebagai calon Bupati pada pilkada 2024.
Ketiga, pemantik koalisi. Jaro Ade tentu saat ini taubahnya seperti sexy yang banyak dilirik orang yang akan melamarnya. Sangat rasional disebkan tingkat elektabilitasnya yang sangat tinggi dan jomplang dibandingkan sosok-sosol lain yang disebut-sebut akan maju pada Pilkada 2024 mendatang. Sehingga ketiga partai yang bersepakat tersebut sebagai pemantik untuk mengkongkritkan “lamaran” dari partai lainnya.
Keempat, memulai KIM di Kabupaten Bogor. Baik golkar, PAN dan Demokrat adalah partai yang bergabung dalam Koalisi Insonesia Maju (KIM) yang mengusung Parabowo-Gibran sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024 kemarin. Koalisi ini menjawab pertanyaan publik, mungkinkah KIM akan terbentuk di Kabupaten Bogor, jawabannya ada pada partai Gerindra, apakah akan bergabung dengan tiga partai yang sudah mengusung Jaro Ade atau memang akan mengusung sendiri dan berkoalisi dengan partai-partai selain yang tiga tersebut. Namun, catatan pentingnya partai-partai lain harus berfikir ulang jika ingin bergabung dengan partai gerindra, karena saat ini figur yang disebut-sebut akan diusung oleh Partai Gerindra, elektabilitasnya belum menggembirakan. Karena dalam konteks pilkada, partai yang memiliki suara besar atau koalisi gemuk, belum tentu mendapatkan suara masyarakat. Hal ini lebih disebabkan Pilkada sangat melekat dengan kefiguran, bukan hanya kekuatan Partai Politik.
Yusfitriadi (Pengamat Politik dan Kebijakan Publik)