Bogor – Gender merupakan sebuah kata yang tak asing lagi terdengar di telinga kita. Masalah gender ini, kerap sekali menjadi sebuah perbincangan. Bagi seorang yang awam, tak jarang salah mengartikan pengertian antara gender itu sama.
Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Naufal Abdul Afif berpendapat, pada kenyataannya kedua hal tersebut adalah berbeda.
“Perlu kita ketahui, bahwasanya sex merupakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan,” tutur Naufal kepada awak media, Senin (24/01/2022).
Menurut Naufal, pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sedangkan gender merupakan peran atau suatu sifat sosial yang melekat pada seorang laki-laki dan perempuan. Dari buku karya Dr. Mansour Fakih yang berjudul “Analisis Gender & Transformasi Sosial”, terdapat penjelasan bahwasanya sejarah perbedaan gender antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Terbentuknya perbedaan-perbedaan gender ini karena oleh banyak hal. Misalnya terbentuk, tersosialisasikan, menjadi kuat, bahkan terkonstruksi secara sosial atau kultural, melalui ajaran keagamaan maupun negara.
Naufal lebih lanjut juga menyampaikan, guna untuk memahami dan menganalisis tentang apa yang adil dan tidak adil, serta bagaimana mekanisme keadilan yang menjadi prinsip dasar agama. Maka dari itu, kesetaraan maupun keadilan dalam gender patutlah untuk diimplementasikan dalam lingkup kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Misalnya saja dalam Pemilihan Raya (PEMIRA) Universitas Ibn Khaldun dalam waktu dekat.
“Dapat kita lihat siapakah diantara Paslon yang memberi ruang kepada perempuan itu berpartisipasi membangun UIKA. Dilibatkan nya perempuan dalam perpolitikan kampus merupakan wujud nyata dari implementasi kesetaraan gender, bukan hanya narasi-narasi politik pemberdayaan perempuan,” pungkasnya saat memberikan keterangan di Bogor.
Dalam kaitan hal tersebut, Naufal menegaskan ini sesuai dengan ajaran Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan persamaan yang mengandung prinsip-prinsip kesetaraan seperti laki laki dan perempuan sama-sama seperti seorang hamba. Sebagaimana yang termaktub dalam arti salah satu ayat Al-Qur’an yang berbunyi “(laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di bumi)”.
“Pada dasarnya, inti ajaran setiap agama terkhusus agama Islam, yakni menganjurkan dan menegakkan prinsip keadilan. Al-Qur’an sebagai prinsip dasar dan juga pedoman moral tentang keadilan tersebut, mencakup berbagai macam anjuran untuk menegakkan keadilan, baik ekonomi, politik maupun kultural termasuk keadilan gender,” tandasnya.
Naufal juga menyampaikan kutipan dari Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, MA yang pernah mengatakan bahwa ada begitu banyak nilai-nilai kesetaraan gender dalam perspektif agama Islam.
“Nilai-nilai kesetaraan gender ini perlu kita ketahui dan pahami serta amalkan. Tujuannya yaitu agar masyarakat bisa memperoleh pemahaman yang mungkin lebih luas dan juga lengkap tentang bagaimana agama memuliakan seorang perempuan,” ujar Naufal.