BOGOR, VISINEWS.Net – Belakangan ini, Masyarakat khususnya warganet ramai-ramai mengkampanyekan #16HAKP.

Peringatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan itu diperingati dari 25 November hingga peringatan Hari HAk Asasi Manusia (HAM) Internasional pada 10 Desember nanti.

Sebenarnya, mengapa di peringati Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan?

Kampanye itu diperingati dari 25 November hingga peringatan Hari HAk Asasi Manusia (HAM) Internasional pada 10 Desember.

Memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan 25 November 2020, Komnas Perempuan menggelar Kampanye 16 Hari mulai dari 25 November hingga 10 Desember 2020.

Pada tahun 2020, Komnas Perempuan mengusung tema “Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual: Wujud Hadirnya Negara dalam Pemenuhan Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual”.

Dengan hastag yang digunakan untuk mendukung pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, seperti #GerakBersama#SahkanRUUPKS#JanganTundaLagi.

Dalam siaran pers Komnas Perempuan, dalam rentang tahun 2016-2019 Komnas Perempuan mencatat terdapat 55.273 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan baik ke lembaga layanan (masyarakat maupun pemerintah) dan yang langsung ke Komnas Perempuan.

Di dalamnya terdapat 21.841 kasus (sekitar 40%) kekerasan seksual dengan 8.964 yang dicatatkan sebagai kasus perkosaan. Dari kasus perkosaan tersebut, hanya sekitar 30% yang diproses secara hukum.

Sejarah Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Sejarah Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau yang disebut 16 Days of Activism Against Gender Violence pada awalnya merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.

Tanggal 25 November dipilih sebagai penghormatan atas meninggalnya Mirabal bersaudara (Patria, Minerva & Maria Teresa) pada tanggal yang sama di tahun 1960 akibat pembunuhan keji yang dilakukan oleh suruhan pengusasa diktator Republik Dominika saat itu, Rafael Trujillo.

Mirabal bersaudara merupakan aktivis politik yang tak henti memperjuangkan demokrasi dan keadilan, serta menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran peguasa Republik Dominika pada waktu itu.

Aktivitas 16 Hari ini pertama kali dilakukan oleh Women’s Global Leadership Institute pada tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership.

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan merupakan agenda tahunan di Indonesia maupun di dunia. Kampanye ini mulai gelakukan sejak 2003 kerja sama antara Komnas Perempuan bersama organisasi masyarakat sipil.

Dalam Kampanye 16 Hari tahun ini, Komnas Perempuan mengajak berbagai komponen masyarakat untuk menyepakati agenda bersama yakni:

 

1. Menggerakan solidaritas kesadaran bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran HAM.

2. Mengajak semua orang untuk terlibat aktif sesuai dengan kapasitasnya dalam upaya penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

3. Mendorong kegiatan bersama untuk menjamin perlindungan lebih baik bagi para survivor atau penyintas (korban yang sudah mampu melampaui pengalaman kekerasan)

 585 total views,  3 views today