Visinews.net – Sebetulnya komunikasi yang dibangun oleh Jaro Ade dengan DPD PDIP Jawa Barat merupakan hal yang biasa. Karena itupun sudah dia lakukan dengan DPW PPP dan DPD Partai Demokrat Jawa Barat.

Namun, menjadi sesuatu yang tidak biasa dan mendapatkan attensi aktor-aktor politik di Kabupaten Bogor, komunikasi politik yang dibangun oleh Jaro Ade dengan DPD PDIP Jawa Barat sehari setelah DPC PDIP Kabupaten Bogor menerima sillaturrahmi politik partai Gerindra. Sehingga terlihat “cepet-cepetan” kedua faksi kekuatan politik di Kabupaten Bogor untuk mendapatkan “restu” dan rekomendasi dari PDI Perjuangan.

Namun, tentu saja kedua momentum tersebut mempunyai kualitas yang berbeda, sehingga Jaro Ade selangkah lebih maju dibandingkan faksi Partai Gerindra.

Pertama, membawa figur. Komunikasi politik yang dibangun oleh partai Golkar Kabupaten Bogor dengan kekuatan-kekuatan politik baik di level Kabupaten Bogor maupun di level Jawa Barat bahkan mungkin sampai level pusat sudah menawarkan figur.

Tidak hanya sekedar shilaturahmi antar kelembagaan Partai Politik. Karena DPP Partai Golkar sudah sejak awal memberikan tugas kepada Jaro Ade untuk menjadi calon Bupati Bogor.

Sementara, Partai Gerindra sampai saat ini belum ada tawaran kepastian figur yang akan ditawarkan kepada kekuatan politik lain.

Kedua, sebagai tindak lanjut. Komunikasi Jaro Ade dengan partai politik di tingkat Provinsi Jawa Barat, termasuk dengan DPD PDIP Jawa Barat sebagai tindaklanjut dari komunikasi politik Jaro Ade dengan Partai Politik di level Kabupaten Bogor. Karena sepengetahuan saya, Jaro Ade sudah membangun komunikasi politik terlebih dahulu dengan hampir semua partai politik di level Kabupaten Bogor. Sehingga ketika hari ini Jaro Ade membangun komunikasi dengan partai-partai politik di tingkat Provinsi, maka langkah ini merupakan tindak lanjut dari rentetan komunikasi politik di level Kabupaten Bogor.

Sementara partai Gerinda, baru akhir-akhir ini membuka diri untuk membangun komunikasi politik dengan partai lainnya di level Kabupaten Bogor.

Sangat mungkin awalnya menganggap partai Gerindra sebagai pemenang Pemilu di Kabupaten Bogor, sehingga sifatnya hanya menunggu.

Sehingga dikala partai Gerindra baru memulai membuka diri untuk komunikasi politik di Kabupaten Bogor, Jaro Ade sudah membangun komunikasi di level Provinsi, karena di level Kabupaten Bogor sudah selesai membangun komunikasi politik.

Ketiga, pengembalian formulir. Jaro Ade salah seorang figur yang diminta untuk mengisi formulir pencalonan bupati yang berpotensi diusung oleh PDIP.

Oleh karena itu, sangat wajar ketika komunikasi politik dengan DPD PDIP Jawa Barat langsung di hantarkan oleh Ketum dan Sekjen DPC PDIP Kabupaten Bogor sebagai bentuk komunikasi politik resmi dalam mempersiapkan sosok yang akan diusung PDIP untuk calon Bupati Bogor.

Namun, hal serupa tidak dialami Partai Gerindra, karena baik Iwan Setiawan maupun Rudi Susmanto, saya tidak melihat mengikuti penjaringan melalui partai lain.

Bisa difahami mungkin mempunyai suasana psikologis sebagai partai pemenang, apalagi tanpa partai yang lainpun sudah bisa mengusung calon sendiri. Karena walaupun pada akhirnya partai di tingkat pusat yang akan menentukan pasangan calon, namun tentu saja aspirasi dari partai politik di tingkat lokal baik kabupaten/kota maupun provinsi akan menjadi pertimbangan partai politik di tingkat pusat.

Yusfitriadi (Founder Visi Nusantara Maju)

Loading