Hari Air Sedunia adalah perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih.
Selain itu juga, hari air sedunia dijadikan sebagai usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
Peringatan ini semestinya bukan sekadar seremonial belaka, namun harus diwujudkan dengan aksi nyata.
Momentum ini sangat tepat dalam upaya peningkatan layanan sarana air bersih bagi segenap warga dunia khususnya di Indonesia yang dikenal sebagai negeri yang subur makmur, gemah ripah loh jinawi.
Bahkan group band legendaris Koes Plus mengibaratkan dalam alunan syair bait lagunya:
“Bukan lautan hanya kolam susu,
Kail dan jala cukup menghidupimu.
Tiada badai, tiada topan kau temui,
Ikan dan udang menghampiri dirimu.
Bukan lautan hanya kolam susu,
Kail dan jala cukup menghidupimu.
Tiada badai, tiada topan kau temui,
Ikan dan udang menghampiri dirimu.
Orang bilang tanah kita tanah surga,
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman,
Orang bilang tanah kita tanah surga,
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Orang bilang tanah kita tanah surga,
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman,
Orang bilang tanah kita tanah surga,
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Bukan lautan hanya kolam susu,
Kail dan jala cukup menghidupimu.
Tiada badai, tiada topan kau temui.
Ikan dan udang menghampiri dirimu.
Bukan lautan hanya kolam susu,
Kail dan jala cukup menghidupimu,
Tiada badai, tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu.
Sumber: LyricFind
Penulis lagu: Koestono Koeswoyo
Lirik Kolam Susu © Massive Music Entertainment
Semoga bait-bait lirik lagu tersebut bukan sekedar lagu belaka yang hanya ada di dunia imaji. Tapi begitulah kenyataannya. Sekarang, segalanya impor. Semoga air bersih kita tidak impor juga.
Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh undang-undang bahwa “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat” (Pasal 33 Ayat 3).
Air merupakan sumber dari segala sumber kehidupan yang teramat pokok bagi semua makhluk hidup.
Maka sangat ironis sekali, dinegeri yang terkenal subur ini masih banyak masyarakat yang berteriak, menangis histeris dan meringis akibat kesulitan mendapatkan air bersih.
Bahkan, jika musim kemarau tiba, kita bisa menyaksikan di berbagai media banyak masyarakat dibeberapa peloksok tanah air yang kekeringan dan sulit mendapatkan air bersih. Sehingga air tidak layak konsumsi pun dikonsumsi.
Eksploitasi hutan dan lahan dinilai sebagai salah satu penyebab kekeringan tatkala musim kemarau tiba. Saat musin hujan pun, menjelma menjadi salah satu penyebab banjir.
Mari kita jaga alam, niscaya alam pun menjaga kita. Kita lestarikan kesuburan bumi pertiwi untuk keberlangsungan generasi anak cucu.
Kita selamatkan anak bangsa dari bahaya kekurangan air bersih.
Selamat hari air sedunia, 22 Maret 2021.
Penulis: Asep Saepudin, Komisioner KPAD Kabupaten Bogor dan Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat