Bogor, Visinews.net – Peningkatan kapasitas perempuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tak mesti hanya lewat pendidikan formal. Saat ini, sudah banyak forum dan komunitas yang secara terus menerus konsisten membantu peningkatan kapasitas perempuan. Selain itu, berjejaring atau melakukan gerakan kolektif menjadi hal penting lainnya untuk semakin membumikan peran perempuan.
Pandemik corona pada saat ini memang sangat dirasakan menjadi halangan semua pihak untuk berbuat banyak, namun ini juga menjadi sebuah kesempatan yag baik kalau kita melihatnya dari hal yang positif.
Yayasan Visi Nusantara Maju bersama ALINEA menggagas sebuah diskusi online yang bertajuk “Kartini Day_Kartini Millenial” pada hari Senin tanggal 13 April 2020 pukul 15.00 WIB memalui zoom meeting. Diskusi ini menggangkat permasalahan tentang perempuan dilihat dari berbagai sudut pandang. Kenapa Kartini judulnya karena kita sama-sama tahu bulan April adalah Bulan lahirnya salah satu pejuang emansipasi perempuan yaitu Ibu Kita Kartini, salah satu tokok dalam hal emansipasi perempuan. Sehingga kita menginginkan semangat itu terus ada disetiap perempuan Indonesia.
Dalam diskusi online ini diikuti oleh beberapa narasumber yang mempunyai pengalaman dan prestas yang luar biasa di dalam setiap bidangnya.Dengan host diskusi yaitu Heni Rustiani, MPd aktifis perempuan dan perlindunagn anak. Nara sumber dalam diskusi yaitu Ibu Nurhayanti, SH, MM. MSi Bupati Bogor periode 2014-2018 menyampaikan beberapa point pemikiran yang diantaranya beliau mengutip beberapa pokok pemikiran Kartini di 3 hal yaitu perempuan harus berpendidikan, harus sekolah untuk meningkatkan kapasitasnya, yang kedua Perempuan harus memerangi kemiskinan harus mandiri secara ekonomi dan yang terakhir perempuan harus memerangi ketidak adilan seperti kawin paksa, pernikahan dini dan elsploitasi perempuan.
Narasumber yang kedua yaitu Erni Sugiyarti, S.Pd anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Kabupaten Bogor ini menyampaikan bahwa masih banyak produk hukum yang belum banyak berpihak kepada perempuan atau dengan kata lain masih diskriminatif terhadap perempuan misalnya tentang jam kerja perempuan ataupun yang mengatur migran perempuan yang belum menyentuh pada pokok permasalahan perempuan itu sendiri
Pembicara yang ketiga yaitu Ine Roswianita, SE beliau adalah ketua IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Wanita) Kabupaten Bogor. Beliau mengatakan di zaman sekarang perempuan sudah banyak yang aktif dalam hal kemadirian ekonomi namun masih sangat diperlukan sekali untuk penguatan jejaring perempuan itu sendiri sehingga kemandirian perempuan dalam hal ekonomi akan mampu membawa peningkatan kesejahteraan keluarganya itu sendiri.
Hadir juga Ummi Wahyuni S.Pt, MM perempuan yang masih menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Bogor periode 2018-2023 sekaligus perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua KPU di bumi tegar beriman ini menyampaikan ada 2 hal dalam kiprah perempuan dalam politik yang pertama perempuan harus mengisi dan aktif secara langsung dalam politik.
“Peran perempuan dalam Politik ada 4 yang bisa diambil perannya yaitu sebagai penyelenggara dengan mengisi jabatan-jabatas di KPU dan Bawaslu serta DKPP. Sebagai peserta yang mengisi ruang-ruang pengurus partai sehingga menjadi peserta di Pemilu legislative maupun pemilihan eksekutif di Pilkada ataupun sebagai pemilih yang cerdas dan berkualitas serta yang terakhir perempuan bisa mengambil perannya sebagai pemantau, ini menjadi sangat penting karena pemantau perempuan adalah sebagai sosial control dalam proses demokrasi,” kata Ketua KPU Kabpaten Bogor tersebut kepada tim visinews.net
Selain peran perempuan dalam keikutsertaan demokrasi, Ummi juga menambahkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantara adalah kualitas perempuan itu sendiri. Kita sudah bukan saatnya menuntut sebuah persamaan peran Ketika kita tidak mampu menunjukkan kualitas dari perempuan itu sendiri.
Diskusi ini juga menjadi diskusi yang sangat diminati oleh kaum millennial sendiri, hal ini dibuktikan dengan keikut sertaan peserta yang berasal dari elemen mahasiswa. Hadir diskusi beberapa ketua organisasi wanita dari elemen mahasiswa di Kabupaten Bogor seperti ketua IMMAWATI, Ketua KOHATI, Ketua Alinea, Ketua KOPRI bahkan ada Ormas-ormas perempuan diantaranya Fatayat NU, AISYIAH, SARINAH, IWAPI dan ini diikuti tidak hanya dari Bogor saja tapi banyak juga yang dari luar Bogor.
Yusfitriadi selaku Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju dalam hal ini sebagai penggagas dari berbagai diskusi online menyambut antusias dan sangat mensupport kegiatan ini.
“Visi Nusantara Maju akan terus mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ini khususnya kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas dari perempuan itu sendiri,” tuturnya.
Ada dua hal juga menurut Yusfitriadi yang menjadi problematika penguatan kapasitas perempuan itu sendiri menurut Yusfitriadi, yaitu Problem structural dan problem kultural. Problen structural ini meliputi political will, good will dan struktur kelembagaan. Struktur kelembagaan diperlukan dalam optimalisasi peran penguatan kapasitas dan affirmative action itu sendiri. Sedangkan problem Kultural ini dipandang sebagai problem psikologi yang melekat pada dogma yang dianut suatu keluarga misalnya kecenderungan sifat perempuan yang pemarah, lemah ataupun keterbatasan perempuan untuk keluar malam.
Afirmasi action seharusnya tidak hanya menjadi perjuangan perempuan itu sendiri namun menjadi perjuangan laki-laki juga sehingga keberpihakan terhadap perempuan itu bukan hanya perjuangan perempuan sendiri namun juga menjadi bagian dari perjuangan laki-laki sebagai mitra bersama. Hal ini juga menjadi sebuah Gerakan bukan hanya pemberdayaan perempuan saja yang menjadi seolah-olah perempuan tidak berdaya namun menjadi sebuah Gerakan persamaan dalam sebuah kesejajaran dalam berbagai hal.
Peningkatan kapasitas perempuan dalam berbagai hal menjadi sebuah keharusan. Oleh karena itu hal yang wajib sekali bagi perempuan itu sendiri untuk selalu melakukan berbagai hal yang mampu meningkatkan kapasitasnya diantaranya dengan selalu membaca buku, menuliskan pemikirannya dan berdiskusi. Serta hal yang terpenting lagi yaitu perempuan harus berjejaring dan saling bersinergi untuk selalu menebarkan Gerakan yang positif. Karena dengan hal yang terkecil sekalipun kalua kita melakukannya secara kolegtif dan berkesinambungan ini akan menghasilkan Gerakan yang bermanfaat besar bagi orang lain. (NG/Visinews.net)