Bogor, Visinews. Net – Beberapa hari terakhir, media sosial ramai dengan meme yang dibuat dan diunggah di akun resmi BEM UI dengan menuliskan ‘Jokowi: The King of Lip Service’.
Dalam postingan tersebut BEM UI menyoroti janji-janji yang diberikan Jokowi namun tak sesuai dengan realitanya.
“JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE. Halo, UI dan Indonesia! Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu,” kata BEM UI lewat unggahannya pada Sabtu (26/6) kemarin.
Pro kontra dari meme ini pun bermunculan di kalangan warganet, hingga akhirnya rektorat memanggil BEM UI pada Ahad (27/6) untuk melakukan dialog terkait meme tersebut.
Presiden Jokowi akhirnya menanggapi kritik mahasiswa tersebut. Jokowi menilai, tindakan para mahasiswa UI tersebut merupakan bentuk ekspresinya kepada pemerintah.
“Ya saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi, jadi kritik itu ya boleh-boleh saja. Dan universitas tidak, tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi,” ujar Jokowi dalam pernyataannya yang diunggah di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6).
Jokowi pun menyebutkan bahwa bukan ini saya ia menerima kritik pedas dari masyarakat. Sebelumnya, ia mengaku mendapatkan berbagai kritikan yang menyebutkan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang otoriter, klemar-klemer, plonga-plongo, bapak bipang, dan lain-lain.
Jokowi mengaku tak masalah dengan adanya kritik yang dilontarkan mahasiswa terkait gaya kepemimpinannya. Menurut kritik Jokowi terhadap dirinya merupakan hal yang biasa pada era demokrasi.
“Itu kan sudah sejak lama ya, dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer , ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo , kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh dan baru- baru ini, saya ini bapak bipang, dan terakhir ada yang menyampaikan ‘ the king of lip service’ ,” kata Jokowi dalam keterangannya, Selasa (29/6/2021).
Meskipun begitu, ia mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki budaya tata krama dan juga sopan santun.
“Tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan, ya saya kira biasa saja,” ucap dia.