visinews – Kelompok muda pegiat pemilu dan demokrasi yang tergabung dalam Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) yang bermarkas di Yogyakarta, menemui Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) pada 23/01/2020 kemarin di kantor DEEP yang berlokasi di Sukahati, Cibinong.
Pengurus KISP ini hadir dalam rangka silaturahmi dan bertukar pikiran dengan para pengurus DEEP mengenai kiprah lembaganya yang memiliki konsentrasi yang serupa dengan DEEP yakni berkaitan dengan bidang penguatan demokrasi dan pendidikan politik di Indonesia.
Representasi KISP yang hadir pada pertemuan itu adalah Moch Edward Trias Pahlevi (Koordinator Umum Komite Independen Sadar Pemilu), Azka Abdi Amrurobbi (Sekretaris Jenderal Komite Independen Sadar Pemilu) dan Wildhan Khalyubi (Koordinator Bidang Pendidikan Pemilih) yang secara antusias disambut langsung oleh Yusfitriadi selaku Direktur DEEP Indonesia.
Dalam diskusi santai yang dinikmati kedua pihak, Yus menyampaikan latar belakang terbentuknya DEEP setelah dirinya telah banyak beraktivitas dalam berbagai kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses penguatan demokrasi di Indonesia.
“DEEP adalah rumah komitmen para aktivis yang masih konsisten melakukan pendidikan politik untuk masyarakat dalam upaya menuju demokrasi Indonesia yang substansial”, tegas Yus.
Dibagian yang lain, Koordinator Umum KISP, Edward Trias Pahlevi memaparkan bahwa belum lama ini, KISP telah melakukan beberapa penelitian berikaitan dengan isu demokrasi elektoral, salah satunya adalah yang mereka sorot pada pelaksanaan pemilu 2019 lalu tentang hak dan pelayanan penyelenggara pemilu terhadap kelompok masyarakat difabel di daerah Yogyakarta.
Dalam akhir sesi diskusi, pengurus KISP menyimak paparan Yusfitriadi tentang salah satu penelitian yang telah dia lakukan terkait Audit Dana Kampanye, yang menurut Yus, kajian itu masih sangat jarang, bahkan hampir tidak ada yang angkat secara serius dan mendalam.
“Masih jarang ada pegiat yang secara serius menyoroti isu audit dana kampanye, padahal konten ini amat krusial dalam proses demokrasi elektoral, khususnya dalam tahapan pra dan pasca pilpres atau pileg”. Ujar Yus.
Kedua NGO demokrasi ini sepakat untuk terus melakukan upaya pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dengan segala upaya yang bisa secara maksimal dilakukan. Mulai dari penyuluhan, forum-forum diskusi, penelitian, sampai pada diseminasi informasi yang patut dan layak diketahui semua pihak. (visinews/PD)