LEUWILIANG, VISINEWS – Terminal merupakan sebuah komponen dari sistem transportasi yang fungsi utamanya sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang. Hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian.
Dikutip dari Juknis LLAJ Tahun 1995, fungsi terminal dapat ditinjau dari tiga unsur, yaitu:
- Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda kendaraan ke moda kendaraan lainnya.
- Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas, untuk menata lalu lintas dan pemungutan retribusi sebagai pengendali kendaraan umum.
- Fungsi terminal bagi pengusaha adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.
Fakta di lapangan atau terminal ini, malah dijadikan sebagai tempat hiburan.
Pada hari minggu, 12 Januari 2020 tim visinews.net menemui beberapa kalangan aktivis di Kecamatan Leuwiliang untuk mendalami informasi mengenai fungsi terminal Leuwiliang.
Menurut Ketua IMM STKIP Muhammadiyah Bogor, Repi menuturkan bahwa tentang terminal Leuwiliang itu banyak sekali keindahan dan kenyamanan yang seharus di rasakan oleh masyarakat contohnya seperti, olahraga pagi, tempat kumpul yang bersifat produktif dan positif.
“Pada realitanya, masyarakat pendatang ataupun pribumi malah menggunakan tempat terminal itu sebagai tempat yang seharusnya tidak dilakukan, seperti nongkrong yang tidak jelas dan kurang baik. Perlu diketahui, banyak sekali kendaraan yang di luar kapasitas yang sering melewati jalur terminal. Khawatirnya, masyarakat pendatang yang melakukan kegiatan negatif bisa terkena sentiran kendaraan roda empat ataupun roda dua. Inilah tugas kita semuanya. Bagaimana cara kita menjadikan terminal menjadi begitu indah dan nyaman”, tambahnya.
Di sisi lain, Hendi yang merupakan Presiden Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bogor berpendapat bahwa terminal Leuwiliang semakin banyak perkembangan dengan adanya gapura serta tulisan terminal leuwiliang. yng sangat indah, namun sangat tidak pas dipergunakan untuk dijadikan tempat ekspresi atau banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan.
“Kepala terminal harus bisa lebih tegas terkait persoalan ini. Khawatir ada dampak kepada masyarakat karena dengan lalu lalangnya kendaraan. Dan Pemerintah terkait pun harus memikirkan solusinya, karena persoalan ini sudah menjadi tugas utama pemerintah untuk membenahi, dan tugas umum masyarakat untuk menjaga”, pungkas aktivis Mahasiswa itu.
Di lain kesempatam, hal ini dipertegas oleh Ketua KNPI Kecamatan Leuwiliang, Rizki Riyanto.
“Sangat Menyayangkan hal itu terjadi, harusnya terminal berfungsi layaknya terminal seutuhnya. Kejadian terminal dijadikan tempat bermain dan olahrga juga menjadi bukti bahwa masyarkat membutuhkan fasilitas itu dan pemerintah harus bisa menyediakan supaya masyarakat tidak melaksanakannya di terminal”, tegas Rizki. (NG/Visinews.net)
Kontributor berita: Muhammad Yunus