Oleh Naotalia Apapyo, Komisioner Bawaslu Kabupaten Bogor.
Tahun 2020 sebentar lagi akan berakhir. Tidak lama lagi kita akan menyambut 2021.
Sudahkah kita mulai merefleksi diri? Dan sudahkah memiliki resolusi?
Tahun 2020 adalah era pandemi covid-19 yang sampai sekarang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Tetapi, bukan berarti kita tidak memiliki resolusi atau target.
Setiap momen pergantian tahun, rasanya tidak afdol kalau kita tidak menetapkan tujuan baru; target-target baru.
Membuat sebuah resolusi di awal tahun sudah menjadi sebuah kebiasaan di bumi ini sepertinya. Namun banyak yang tidak sadar, apa yang dimaksud dengan resolusi.
Secara bahasa, kata yang paling mewakil ‘resolusi’ adalah kata ‘azzam.’ Resolusi maupun azam memiliki makna yang mirip: keputusan dan kebulatan tekad.
Apakah kita akan mulai melakukan sesuatu atau berhenti melakukan sesuatu, inilah yang dimaksud dengan resolusi.
Pertanyaannya, resolusi kita ada di level mana? Apakah hanya di level pemikiran atau sudah sampai di level keputusan? Karena resolusi hanya akan efektif bila ia sudah turun sampai di level keputusan.
Coba ingat-ingat kembali, apa resolusi kita di awal 2020?
– Berolahraga lebih banyak?
– Menambah waktu berkualitas dengan anak-anak?
– Menurunkan berat badan?
– Membaca 100 buku setahun?
– Menjadi Pribadi yang lebih baik?
Ingat-ingat kembali…
Lalu periksa lagi, sampai dimanakah realisasi dari resolusi kita? Sudah berapa banyak yang benar-benar diwujudkan? Sudah berapa banyak yang akhirnya benar-benar dijalankan?
Aduh kan 2020 mendadak ada pandemi,wajar dong kalau semua rencana dan harapan jadi berantakan?
Sebentar, jadi berantakan atau justru menciptakan kesempatan? Coba lihat daftar resolusi di atas:
– Bukankah waktu kita jadi lebih fleksibel? Apakah kita jadi lebih sempat berolahraga?
– Bukankah kita jadi punya waktu di rumah lebih banyak? Sudahkah kita memanfaatkannya untuk menambah waktu berkualitas dengan anak-anak?
– Bukankah saat pandemi muncul kebutuhan-kebutuhan baru, sudahkah kita manfaatkan untuk memulai bisnis baru?
– Bagaimana dengan membaca buku? Masih ndak sempat juga?
– Bukankah banyak waktu dirumah menjadi lebih banyak waktu untuk berinterospeksi diri.
Kita tidak bisa mengendalikan situasi di luar diri kita, namun kita dapat mengendalikan respon kita. Kita masih punya pilihan, akan kita gunakan untuk apa waktu kita.
Jangan-jangan, kita hanya sibuk menyesali, meratapi dan memaki situasi yang terjadi.
Kita sibuk berusaha mengendalikan apa yang tidak bisa kita kendalikan dan kita lupa mengendalikan apa yang bisa kita kendalikan. Mata kita sibuk melihat masalah hingga tak sempat melihat kesempatan.
Pertanyaannya, apakah kita akan tetap begini di 2021 yang akan datang sebentar lagi?