SUBANG, VISINEWS – Bencana banjir yang terjadi di tahun 2020 ini, khususnya di Jawa Barat seperti Karawang, Bekasi dan Bogor menjadi perhatian khusus para kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Subang yang terdiri dari pemuda, mahasiswa dan para pelajar, yang juga dibantu oleh komunitas Para Pejuang Tauhid (PPT).
Seperti yang telah dilaksanakan para kader AMM Subang pada hari ini, mereka melakukan bakti sosial berupa pengumpulan dana di jalan raya, tepatnya di lampu merah depan SMKN 1 Subang. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 16.00 s.d 18.00 WIB.
“Iya kami (AMM) atas arahan ayahanda PDM, hari ini sampai dengan Kamis akan melaksanakan aksi penggalangan dana dijalan untuk para korban banjir, khususnya di Jawa barat,” ucap Achmad Fadillah, Ketua PDPM Subang (7/1/2020).
Tempat strategis menjadi pilihan mereka untuk mengumpulkan bantuan dana semaksimal mungkin. Dalam pantauan di lapangan, ada seorang IPMawati yang terlihat senang mendapatkan lembaran merah uang dari pengguna jalan.
“Sempet kaget, tadi ada yang ngasih di amplop pas dibuka uang 100 ribuan 5 lembar,” ujar Rindu aktivis IPM Subang ini dengan wajah terlihat senang campur kaget.
Mendekati pukul 18.00 WIB tim dibubarkan dan diarahkan ke sekolah Muhammadiyah di Jalan D. Kartawigenda No.27 untuk melakukan briefing dan evaluasi. Dari hasil evaluasi, telah dihitung pendapatan dana sebesar Rp. 2.221.200,- . Sekadar informasi, beberapa hari yang lalu AMM telah melakukan penggalangan dana door-to-door kepada donatur dan mendapatkan:
– Pakaian layak pakai (dewasa & anak)
– Sarimi
– Energen
– uang sebesar Rp. 1.650.000,-
Achmad Fadillah ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Subang berpesan, dengan adanya kegiatan sosial seperti ini smoga bisa menumbuhkan ruhul jihad AMM Subang kembali kepada khitoh, sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna dakwah persyarikatan.
“Waktunya yang muda membuat sejarah bangkitnya kembali perjuangan persyarikatan untuk umat, harapan saya dalam kondisi darurat bencana adalah agar pemerintah, baik pusat sampai daerah, menjadikan hal ini sebuah pembelajaran dan catatan khusus, terutama terkait izin penggalian dan penebangan hutan yang semakin liar karena bisa berpotensi bencana alam”, tandasnya. (NG/Visinews.net)