Leuwiliang, Visinews.net – Berbicara tentang hak, kebutuhan dan kehidupan. Antara nyawa, harta, tahta dan manusia, atau lebih singkat nya adalah permasalahan covid 19 dengan kehidupan ekonomi.
“Dengan pembatasan jam operasional pasar Leuwiliang ekonomi masyarakat menurun drastis, terhitung dari banyak sektor terutama dari pedagangan kecil,” ujar Rizki Apriansyah salah satu aktivis Mahasiswa di Leuwiliang kepada tim visinews.net kemarin, Jum’at (3/4).
Lebih lanjut, Rizki mengatakan bahwa dalam hal ini kita jangan sampai tertipu oleh kepentingan pejabat serta siasat pemerintah guna menanggulangi dan menghalau wabah Covid-19 atau Corona Virus Disease yang mematikan ini hanya dengan membatasi jam operasional mungkin dianggap efektif karena melihat pandemi Covid-19 yang secepat kilat mampu memborbardir orang yang sehat sekaligus.
Sementara itu, Hendi pun selaku Presiden BEM di Leuwiliang mengatakan bahwa di tengahnya huru-hara dan ketakutan masyarakat akan virus corona ini, seharusnya masyarakat jangan dibuat panik malah harus diingatkan kewaspadaannya.
“Dengan ada pengaturan jam operasional ini justru akan membuat down keuangan pedagang yang mengandalkan dari usaha kecil, dan pemerintah memberikan opsi yang cukup sulit diterima masyarakat, terkait pemberlakuan jam kerja atau jam operasional pasar,” pungkasnya pada tim visinews.net, Sabtu (4/4).
Selain itu, Hendi menyatakan bahwa banyak masyarakat/pedagang kecil yang pada akhirnya mengeluhkan soal kebutuhan sehari-harinya. Banyaknya kepala rumah tangga yang akhirnya tidak bisa menafkahi anak istrinya dikarenakan biasanya sehari dapat penghasilan lebih malah sekarang berkurang bahkan tidak sama sekali. Sehingga menurutnya kebijakan ini kenapa menjadi dilematis seperti ini? Karena Pemkab tidak menjamin kebutuhan pedagang kecil. (NG/Visinews.net)