BOGOR – Malam kemarin (29/01) beberapa akademisi, aktivis, dan profesional menggelar pertemuan untuk membahas jadwal rutin kelas diskusi penguatan kapasitas diri. Para peserta dari pertemuan ini adalah Yusfitriadi (Direktur Democracy Electoral Empowerment Partnership), Ummi Wahyuni (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bogor), Irvan Firmansyah (Ketua Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Bogor), Abdul Haris (Anggota Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Bogor), Burhanuddin (Anggota Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Bogor), Sulung (Senior Angkatan Muda Muhammadiyah Kota Depok), Sahid (Democracy Electoral Empowerment Partnership Kota Depok), Farida (Aliansi Peduli Perempuan Indonesia), Dini (Aliansi Peduli Perempuan Indonesia), dan Ramdan Nugraha (Visi Nusantara Maju).
Tujuan dari dibentuknya forum ini ialah untuk menaikan kapasitas masing-masing yang berangkat dari sebuah kegelisahan atau sebuah isu. Pertemuan ini akan digelar secara rutin, satu bulan dua kali pada jam 4 sore di Kantor Visi Nusantara Maju, Cibinong, Bogor. Berbagai isu pun sudah dicatat seperti Pemilu dan Demokrasi, Perempuan dan Politik, Dinasti Politik dan Oligarki, hingga Kebijakan Publik.
Yusfitriadi, Direktur Democracy Electoral Empowerment Partnership mengatakan bahwa dalam forum ini setidaknya ada 3 skill yang cukup penting untuk dimiliki seseorang yaitu Public Speaking, Public Writing, dan Management Forum. Para peserta harus bisa mengolaborasikan ketiga skill tersebut untuk mencapai peningkatan kapasitas diri.
Yusfitriadi juga menegaskan bahwa pada pertemuan ini para peserta akan dituntut untuk meningkatkan literasinya terkait sebuah isu dan dituangkan ke dalam sebuah tulisan yang kemudian akan dilakukan review oleh kawan-kawan yang lain. Setidaknya ada 4 pra syarat untuk melakukan public writing yaitu Literasi, Empirisme, Latihan Menulis, dan Reviewing.
“Harapannya, setelah forum ini berjalan dengan baik, maka tulisan yang sudah dibuat harus bisa menembus media publik”, ujar Yusfitriadi.
Sementara itu, Ummi Wahyuni, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bogor mempersilakan kepada para peserta yang hadir saat itu untuk memberikan gagasan terbaiknya untuk kemajuan forum ini.
Di sisi lain, Sulung mengatakan, “Konsep mengenai forum ini sangat bagus untuk diterapkan. Mungkin akan saya terapkan kepada kawan-kawan yang ada di Kota Depok”. Dari daerah yang sama yaitu Depok, Sahid cukup sepakat dengan penyampaian dari seniornya tersebut.
Dari perwakilan yang lain, Farida yang merupakan akademisi sekaligus pengurus Aliansi Peduli Perempuan Indonesia (ALINEA) menambahkan bahwa dirinya masih aktif dalam menulis cerpen, dan mungkin saat ini akan mulai menjajaki penulisan-penulisan yang cukup berbeda dari sebelumnya baik itu mengenai isu global maupun nasional.
Masih dari salah satu pengurus Aliansi Peduli Perempuan Indonesia (ALINEA), Dini juga mengatakan, “ide untuk meningkatkan kapasitas diri sangat menarik dan bagus untuk dilakukan secara rutin”.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bawaslu, Irvan Firmasyah menyatakan setuju dengan konsep yang dituturkan oleh Direktur DEEP itu.
“Sepakat dengan konsep yang sudah disampaikan. Kita kolaborasikan antara Public Speaking dan Public Writing“, ujarnya.
Abdul Haris yang merupakan komisioner Bawaslu Kabupaten Bogor juga menuturkan, “Uji tulisan itu sangat diperlukan setelah kita menyelesaikan tulisan kita sendiri”.
Hal itu sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Burhanuddin yang juga merupakan komisoner Bawaslu Kabupaten Bogor pada saat pertemuan tersebut.
Sementara itu, Ramdan Nugraha, Ketua Lembaga Studi Visi Nusantara Maju mengemukakan pendapatnya terkait keberlangsungan kelas peningkatan kapasitas diri ini.
“Alangkah baiknya, sebelum kita undang expert dan profesional dalam public speaking dan public writing, kita bisa melakukan uji tulisan melalui anggota yang ikut andil pada kelas ini”. (NG/Visinews.net)