Oleh: Heni Rustiani, M.Pd.
Coronavirus adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia. Coronavirus jenis baru dikenal dengan nama COVID-19 yaitu Coronavirus Desease 2019. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan di Wuhan, provinsi Hubei China, bulan Desember 2019 lalu dan sejak itu menyebar secara global ke semua benua, kecuali Antartika, mengakibatkan pandemi virus coronavirus 2019-2020.
Penyebaran virus corona terus meluas. Hingga Kamis (26/3/2020) pagi, Dikonfirmasi 198 Negara terjangkit virus Corona atau Covid-19. Dilansir dari peta penyebaran Covid-19, Coronavirus COVID-19 Global Cases by John Hopkins CSSE, jumlah pasien yang sembuh tercatat sebanyak 113.808 orang.
Sementara itu, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai 467.520 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 21.174 orang (Kompas.com) “Update Virus Corona di Dunia”. Sama halnya dengan negara lainnya, perkembangan virus corona di Indonesia juga terus mengalami lonjakan signifikan. Peningkatan tersebut terjadi baik dari sisi jumlah kasus, maupun jumlah pasien meninggal akibat Covid-19. Hingga Kamis (26/3/2020) siang, di Indonesia telah terkonfirmasi ada sebanyak 686 kasus positif virus corona. Data tersebut menunjukkan adanya tambahan 140 pasien dari data pada hari sebelumnya. Sebanyak 686 pasien positif tersebut, 35 pasien sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, sedangkan 78 pasien meninggal dunia.
Kondisi ini tentu dirasa sangat mengkhawatirkan dan mencekam, menyita perhatian semua orang, menciptakan kecemasan di setiap wilayah di setiap negara, merubah segala sistem yang sedang berjalan baik menjadi tidak normal, baik itu di bidang pendidikan, sosial budaya, ekonomi, hingga kegiatan keagamaan. Resolusi awal tahun ambyar, berbagai rencana kegiatan amburadul. Perbatasan ditutup dan pergerakan warga di berbagai negara dibatasi ketat. Rupiah serta saham anjlok, kegiatan perekonomian lainnya lesu. Jumlah penderita COVID-19 di Indonesia terus naik. Setiap hari, berita di media massa membuat kaget dan panik. Sementara media sosial diwarnai hoax yang simpang siur yang tidak membuat suasana hati jadi lebih baik. Sulit rasanya untuk tetap berpikir positif di tengah kecemasan global ini. terlebih lagi larangan berkegiatan di luar rumah yang mulanya 14 hari, ternyata kini diperpanjang hingga 28 hari, kegiatan belajar mengajar para guru terhadap siswanya dan para dosen terhadap mahasiswanya yang mulai menuju titik jenuh dan berharap kondisi kegiatan belajar mengajar segera kembali normal ternyata harus diperpanjang dua pekan ke depan lagi. Para karyawan, pedagang pasar tradisional maupun modern, penjaja jasa, dan penggiat usaha lainpun harus kembali menata rencana mereka dengan di perpanjangnya masa #dirumahaja atau lockdown bagi semua individu masyarakat tanpa terkecuali.
Dalam kondisi seperti ini, jika manusia tidak juga bisa mengambil hikmahnya sehingga tetap bisa melewati dengan baik segala keadaan ini maka kondisi frustasilah yang akan muncul, hal ini sangat tidak baik terlihat dari beberapa pemberitaan di media cetak , elektronik maupun media sosial, maka dari itu penanganan yang tepat mulai dari individu dan keluarga untuk mengatasi rasa cemas, rasa bosan dan rasa tidak menentu ini haruslah dilakukan, bukan hanya kita harus selalu mengingat dan merasa was-was terhadap bahayanya tetapi juga sangat baik jika kita terus meyakinkan diri bahwa keadaan ini tidak sepenuhnya berdampak negatif tetapi juga ada sisi positif yang bisa kita ambil dari kejadian demi kejadian yang di sebabkan oleh mahluk bernama Covid-19 ini. Idiom berbahasa Inggris “Every cloud has a silver lining” dan pepatah “Ada hikmah di balik musibah”, tercipta tentu tidak tanpa makna, bukan?
Saya ingin membawa tulisan ini ke arah yang positif, maka saya melihat secara umum dampak positif yang bisa di rasakan dalam tatanan sosial masyarakat dunia di tengah menjangkitnya wabah virus Corona ini, sehingga kita selalu bisa membangun rasa optimis yang bisa kita tularkan kepada orang-orang sekitar kita,. Dampak positif dari terjadinya wabah Covid-19 ini terhadap tatanan kehidupan kita antara lain adalah:
Berkurangnya Polusi (Kualitas udara membaik)
Ketika sosial distancing sedang serempak dilaksanakan di seluruh dunia,dan seiring dengan pembatasan perjalanan domestik dan internasional di berbagai negara, maka tingkat polusi udara pun menurun signifikan, kualitas udara membaik.. Sebuah kajian dari Univesitas Stanford bahkan menyebutkan lockdown selama dua bulan di China telah menyelamatkan 4.000 anak balita dan 73 ribu lansia setempat dari potensi kematian prematur akibat partikel polusi udara. Karena China merupakan penyumbang emisi karbon terbesar di seluruh dunia. Bukan hanya manusia, kawanan hewan pun sepertinya ikut menikmati saat-saat bumi beristirahat. viral postingan bahwa pantai-pantai dan lautan menjadi lebih jernih, ikan-ikan dan lumba-lumba pun bermunculan kembali
Lebih peduli dengan kesehatan
Virus Corona membuat kita lebih memperhatikan kesehatan dan lebih menjaga kebersihan. mengajarkan cara bersin, menguap, dan batuk yang baik dan benar, mengajarkan bagaimana virus kecil yang berukuran 150 nano bisa mengalahkan tujuh milyar manusia yang hidup di bumi yang luasnya ratusan juta hektar. Corona mengajari kita agar tidak jajan dan makan sembarangan di luar. Sebelumnya, menjaga kebersihan tangan tidak terlalu dipedulikan banyak orang. Padahal anjuran mencuci tangan demi kesehatan sudah diajarkan sejak kecil, bahkan lewat lagu kanak-kanak. Namun, anjuran itu kerap diabaikan atau tidak terlalu diindahkan. Sekarang, semua saling mengingatkan cuci tangan, termasuk mesin pencari Google.
Meningkatnya perhatian dan kepedulian (manusia saling membantu)
Ancaman pandemi ini, bagaimana pun telah menyatukan seluruh umat manusia melawan ancaman nyata. Manusia saling membantu tanpa perlu melihat suku, ras, atau kepercayaan. Kita juga jadi mengingat untuk peduli dengan sesama dan memaksa diri untuk bisa bekerja sama secara global dengan kompak melakukan social distancing juga isolasi mandiri. Dengan mengingat bahwa hidup manusia secara tidak langsung saling terhubung, kita diingatkan betapa berharganya kita satu sama lain. Masa krisis seperti sekarang ini juga membawa perhatian kita kepada mereka yang banyak berjasa dalam keseharian, namun kerap terabaikan atau kurang diapresiasi. Tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan wabah. Pengemudi ojek online yang membantu membelikan makanan dan keperluan sehari-hari di saat kita harus #dirumahaja. Para tenaga kebersihan yang senantiasa menjaga ruang publik aman dari bakteri dan kuman. Para guru yang selama ini mengajar anak-anak kita di sekolah. Di saat-saat seperti ini, kita diingatkan kembali akan betapa mereka telah memudahkan kehidupan kita.
Di Indonesia, ada yang mengajak berbagi makanan dengan para ojol. Lalu, ramai pengiriman bunga tanda apresiasi serta penggalangan dana untuk membelikan masker dan APD bagi tenaga medis. Lainnya banyak mengunggah tentang betapa guru kanak-kanak pantas memperoleh gaji yang lebih besar. Ternyata disadari, mengajar anak-anak itu tidaklah mudah.
Mempertebal rasa solidaritas dan kebersamaan (Seluruh dunia bekerjasama).
Dunia sekarang seakan sedang kompak untuk mengalahkan musuh bersama yakni virus corona. Kerja sama dalam skala global seperti ini belum pernah terjadi. Sebelum kepanikan mengenai Covid-19 menyita perhatian, setiap orang menghadapi masalahnya masing-masing, segala masalah yang terjadi biasanya merupakan bukti gejala individualis masyarakat dunia. Namun kasus pandemi Covid-19 telah membuat semua orang fokus pada hal yang sama dan merasakan pentingnya koordinasi tentang tindakan pencegahan dan bekerja sama sedemikian rupa yang belum pernah terlihat sebelumnya. Sifat sosial manusia pun muncul dalam berbagai tindakan solidaritas dan kebersamaan. Keharusan menjaga jarak guna mencegah penularan virus tidak menghalangi mereka untuk tetap saling berbagi rasa.
Memperkuat rasa kekeluargaan
Corona membawa keluarga kembali ke dalam rumah dan melakukan aktivitas rumah bersama. Corona membuat kita tinggal di rumah dan hidup sederhana. Corona mengembalikan kebersamaan keluarga yang selama ini jarang terjadi, mengoptimalkan fungsi ayah dan peran ibu di dalam rumah, membuat kenyamanan baru bagi keluarga dan anak-anak, memberi kesempatan bekerjasama dalam hal apapun tanpa terburu-buru waktu untuk segera berangkat bekerja, dan mengembalikan keceriaan anak-anak karena terus merasa ditemani ayah ibunya serta kakaknya dan dapat menumbuhkan energi positif bagi perbaikan hubungan keluarga.
Demikianlah jika kita mau lebih menyadari dan mengkaji lebih dalam bahwa segala yang terjadi di buka bumi ini, di dunia ini, yang Allah takdirkan terjadi, tentu ada hikmah di balik semua itu, tinggal kita mahluknya harus menyadari, memahami dan mempelajari segala yang terjadi ini sehingga selalu ada alasan kita untuk tetap bersyukur akan karunia kehidupan yang Allah anugerahkan yang nilainya tiada terhingga ini. dan sangatlah penting membangun nilai optimisme pada setiap dari kita dalam kondisi seperti ini. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk selalu optimis dan bersyukur dan bahwasanya Allah akan menambahkan anugerah nikmat kepada kita yang selalu bersyukur. Aamiin…Semoga.